Cerita Bisnis

Pernah Diupahi 10 Ribu, Bisnis Cuci Sepatu Refaldy Kini Meraih Omzet Ratusan Juta

bisnis cuci sepatu sneaklin

Mungkin, baru sekitar 2 hingga 3 tahun ini bisnis cuci sepatu mulai menjamak di berbagai pusat kota. Dari masing-masingnya kerap menawarkan jenis service dengan taksiran harga yang berbeda. Ada salah satu orang yang bisa dibilang cukup pionir di ranah bisnis cuci sepatu bernama Refaldy Fauzi, pria berusia 26 tahun asal Bandung Jawa Barat ini ternyata sudah memulai bisnisnya sejak 10 tahun lalu. Tidaklah heran, bila ia disebut sebagai salah satu pelopor perkembangan usaha laundry sepatu di Indonesia. Siapa sangka, jika bisnisnya yang bernama Sneaklin ternyata pernah mencapai omzet hingga milyaran Rupiah dalam satu tahun!

Baca juga: Sudah Banyak yang Tertarik, Ini 5 Alasan Mengapa Harus Membuka Bisnis Laundry Koin

Mengusung konsep premium, Sneaklin telah berdiri sejak bulan Oktober tahun 2013 silam yang saat ini telah menjadi panutan oleh banyak kaum muda dalam membangun bisnis serupa. Hal mengejutkan terjadi setelah tahu ternyata Rifky hanya bermodalkan 100 ribu Rupiah saat membangun usahanya. Mengutip dari suatu media, Refaldy mengaku awalnya ia mendapatkan tugas kuliah dari dosen perihal kewirausahaan dengan modal 100 ribu Rupiah. Kira-kira, bisa buat apa? Ia lantas merenung, memikirkan ide yang sekiranya belum pernah ada. Hingga pada suatu ketika saat sedang mencuci sepatu yang menjadi hobinya, ide brilian pun muncul untuk membuka bisnis cuci sepatu yang memang di zaman itu belum ada yang merealisasikan. “Ketika cari di internet, belum ada bisnis yang bener-bener konsen pada cuci sepatu. Kalau yang gabung dengan laundry baju banyak”, ungkapnya saat diwawancara pada salah satu media.

Bisnis cuci sepatu franchise Sneaklin

Konsep premium shoes laundry Sneaklin. Dok: Sneaklin

Bagi Refaldy modal 100 ribu Rupiah sangatlah cukup untuk membeli segala perlengkapan usahanya, mulai dari sabun, sikat dan packaging. Di hari pertama memulai bisnis, Refaldy mengungkapkan jika ia hanya mematok harga teman sebesar 10 ribu Rupiah untuk sepasang sepatu. “Kostumer pertama itu dari teman kelas, yang cuma dihargai Rp10.000 per pasangnya”, ungkapnya. Biarpun terlihat tidak menguntungkan, Refaldy tetap menjalani bisnisnya dengan sangat telaten, hingga ada 250 pasang sepatu yang sudah berhasil ia bersihkan selama rentang 3 bulan. Setiap hari ia sudah terbiasa membawa pulang sepatu kotor dari kampusnya di Universitas Widyatama.

Ketika tak ada jadwal kuliah, Refaldy lebih memilih untuk membersihkan sepatu-sepatu milik temannya. Bahkan tidak jarang ia bisa mencuci sepatu hingga larut malam. “Dalam satu hari bisa mencuci sampai 20 pasang sepatu. Orang tua sering komplain karena katanya jadi suka tidur malam. Tapi ya mau gimana, ini sudah tanggung jawab”, begitu katanya. Hingga suatu hari, Refaldy merasa gerah dengan pekerjaan yang dilakukan di rumah. Akhirnya ia pun memutuskan untuk menyewa tempat usaha dengan harga sewa 1 juta Rupiah per bulan di kawasan Suropati, Bandung. 

Baca juga: Terlihat Sepele, Namun Bisnis Bawang Goreng Pak Guru Ini Raup Omset Puluhan Juta

Berubah Konsep Menjadi Premium Laundry 

Seiring berkembangnya usaha Refaldy, tempat sewa yang memiliki luas 2×3 meter itu pun tidak cukup untuk menampung semua aktivitas bisnisnya. Ia memutuskan untuk menyewa tempat lebih besar, yang tentu dengan biaya yang lebih besar pula. “Karena biaya operasional nggak memenuhi, saya ubah menjadi premium shoes laundry. Jadi dari store dan packagingnya di upgrade, tapi harga ikut naik 50 persen, dari Rp30.000 menjadi Rp40.000-Rp60.000”, jelasnya. 

Salah satu cabang sneaklin

Salah satu cabang Sneaklin. Dok: Sneaklin

Dengan meningkatnya patokan harga, mau tidak mau Refaldy mengubah target pasar bisnisnya. Semula ia menargetkan mahasiswa dengan rentang usia 18-24 tahun, kini berubah menjadi pekerja dengan usia 25-35 tahun. Dari perubahan target pasar inilah, bisnis Refaldy menjadi semakin maju dan mampu meraih omzet lebih besar. Kini tahun 2019, Refaldy telah membuka hingga 39 cabang yang tersebar di beberapa kota seperti Bandung, Bali, Jakarta, Pontianak, Jabodetabek, Balikpapan dan Palembang dengan mengusung sistem franchise. Bahkan sejak saat itu, omzet yang diraihnya pun menjadi tidak sepele. Refaldy mampu memperoleh omzet hingga 500 juta Rupiah per bulan atau sama saja berarti ia meraup omzet milyaran Rupiah dalam setahun. Kesuksesan bisnis cuci sepatu milik Refaldy menjadi sorotan di banyak kalangan muda yang ingin terjun ke dunia wirausaha. Ia berpesan satu-satunya kunci keberhasilannya adalah jujur mengikuti apa yang diinginkan dan selalu menjaga kualitas kerja. Wah, inspiratif sekali ya!

Baca juga: 5 Tips Merebut Hati Konsumen Bagi Pelaku UKM

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top