Cerita Bisnis

Bisnis Bawang Goreng Pak Guru Ini Raup Omset Puluhan Juta

bisnis bawang goreng

Siapa yang tidak sangka, bila hanya dengan berjualan bawang goreng, seorang guru bisa meraup omset hingga 30 juta Rupiah per bulan! Inilah Budi Nurhadi, seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah swasta yang berada di Kuningan Jawa Barat, menjadi inspirator bagi banyak masyarakat karena kesuksesannya menjadi pelaku usaha “bawang goreng”.

Ya, bawang goreng dikenal menjadi salah satu bumbu wajib yang telah melekat di lidah masyarakat Indonesia, untuk melengkapi makanan-makanan seperti soto, nasi uduk, opor, sate dan masih banyak hidangan nusantara lainnya.

Terlihat sepele memang, tapi nyatanya pelaku bisnis bawang goreng seperti Budi telah sukses membuktikan bila masih banyak makanan atau bumbu rumahan yang bisa dijadikan peluang untuk membangun usaha.

Baca juga: Mencicipi Lezatnya Peluang Bisnis Bumbu Instan Rempah Nusantara

Bermula dari ajakan rekan guru lain yang mengajaknya untuk terjun di dunia kewirausahaan, pria kelahiran tahun 1985 ini akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis bawang goreng pada November 2016. Ia dan keluarganya memang sangat menyukai bawang goreng sejak lama. Hampir setiap santapan mereka selalu dilengkapi dengan bawang goreng. Kenapa saya pilih bawang goreng, karena berawal dari rumah. Seluruh anggota keluarga saya memang suka bawang goreng,” ungkapnya. Budi pun menamakan bawang gorengnya dengan merek Bagoy Lada, yang dimana merupakan sebuah singkatan dari bawang goyeng. 

Bisnis bawang goreng bagoy lada.

Bawang goreng Bagoy Lada yang fenomenal. Dok facebook.com/bagoy.lada

Nama tersebut muncul ketika anaknya yang berusia 3 tahun masih kesulitan menyebut bawang goreng, tapi bawang goyeng. Hanya dengan modal senilai 2 juta Rupiah, Budi mulai membeli perlengkapan dan bahan baku bawang goreng dan berhasil membuat untuk 50 jumlah kemasan. Tentu, sebagai langkah awal dalam berbisnis, Budi melakukan tes pasar untuk mengukur kapasitas pasar yang bisa Ia raih. 

“Mulanya saya tes rasa dulu dan bawa ke sekolah. Saya bagikan ke teman-teman untuk varian original dan pedas. Setelah itu saya bikin pedas jadi 3 level untuk mengikuti selera orang yang berbeda,” katanya. 

Baca juga: Rahasia Danu Sofwan Raup Omzet Milyaran Dari Bisnis Cendol

Bukan hal asing lagi, bila menjalankan suatu bisnis kita akan menghadapi banyak tantangan. Budi mengakui jika Ia merasa kesulitan dalam mengatur waktu untuk mengajar dan memproduksi produknya. Terkadang hasil produksi yang dilakukan sering tidak berhasil karena disebabkan kuantitas minyak yang berlebihan. Ia pun akhirnya mencari mesin khusus pengering makanan sampai ke kota Cirebon, namun tak berhasil ditemui. Hingga kemudian muncul inisiatif untuk mencari di situs online dan Ia pun berhasil menemukan alat spinner.

bawang goreng bagoy.

Budi Nurhadi bersama istri pemilik bisnis bawang goreng Bagoy Lada. Dok: facebook.com/bagoy.lada

Berkat kerja kerasnya, kini bisnis rumahan milik Budi semakin berkembang. Ia dan istrinya telah sukses mempekerjakan karyawan hingga 7 orang. Setiap kemasannya dikenakan dengan harga 25 ribu Rupiah untuk ukuran 100 gram dan 125 ribu Rupiah untuk ukuran 500 gram. Tak tanggung-tanggung, Budi mengakui jika jumlah penjualannya bisa mencapai hingga 1000 kemasan dan telah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan, produknya pun pernah merambah hingga konsumen di luar Indonesia seperti Singapura dan Malaysia. Sementara konsumen Thailand, Taiwan dan Hongkong mengalami kendala pada ongkos yang terlalu tinggi.

Setiap bulannya pun Budi berhasil meraup omset dengan rata-rata 30 juta Rupiah, dengan hasil untung bersih sekitar 5 hingga 7 juta Rupiah per bulannya. Untuk yang ingin memesan produk Bagoy Lada, siapapun bisa memesannya secara mudah melalui media sosial seperti Instagram, Facebook dan di beberapa marketplace. Yang terpenting, Ia menuturkan jika kunci sukses dalam menjalankan bisnis adalah kenali penuh bagaimana kualitas produk yang dijual. Pastikan produk tersebut telah memenuhi berbagai aspek mulai dari rasa, inovasi, label, packaging, hingga proses pemasaran yang tepat.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top