Tidak banyak orang mengenal sosok Budi Yulianto (45). Namun siapa sangka, pria kelahiran Bangka Belitung 18 Mei 1971 adalah salah satu pengusaha sukses di Indonesia.
Budi Yulianto atau akrab disapa Budi adalah nakhoda bisnis dari perusahaan bernama Multi Buana Group. Ia memiliki banyak sekali skill (kemampuan) dalam berbagai bidang, khususnya di bidang jasa dan investasi.
Saat ditemui indotrading.com, Budi menceritakan kisah mula awal kesuksesan dirinya. Ia memulai karier dengan bekerja di perusahaan Salim Group dan memutuskan keluar untuk menata bisnis keluarganya.
Baca juga: Hebat! Surya Agung Saputra Terbangkan Salak Pondoh Hingga ke China
“Namun karena ada bisnis keluarga yang harus ditangani, saya keluar dari Salim Group dan masuk ke dalam bisnis keluarga (dalam hal ini bisnis general trading). Bisnis ini dibangun secara tradisional, belum memiliki sistem manajemen yang baik,” tutur Budi saat ditemui di Wisma SMR Sunter, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Menata bisnis keluarga bukan hal yang mudah. Budi melihat bisnis yang dijalankan keluarganya ini sangat kacau dan berantakan. Namun karena memiliki latar belakang pendidikan di bidang manajemen bisnis, Budi sangat diuntungkan untuk segera menata bisnis keluarganya itu.
“Pada waktu itu bisnis keluarga saya sangat kacau, tidak memiliki system, tidak berstruktur organisasi, sehingga semua karyawan seolah menjadi pesuruh, dalam arti bekerja karena ada perintah. Akhirnya saya membangun satu system yang baik dan kokoh agar perusahaan kami terus berjalan dan berkembang,” tambahnya.
Budi melakukan segala macam cara agar bisnis keluarganya ini tetap berjalan. Salah satu yang dia lakukan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Cara lain yang dilakuan adalah membuat konsep bisnis jangka panjang.
“Menurut saya kurangnya SDM menjadi salah satu kendala terberat bagi sebuah perusahaan. Meskipun sebuah perusahaan memiliki system dan konsep yang sangat bagus akan tetapi tidak ditopang dengan SDM yang memadai dan mumpuni, maka sebuah perusahaan tidak akan berjalan,” tegasnya.
Meniti Karier Sebagai Pengusaha
Singkat cerita bisnis keluarganya tersebut kembali berjalan normal. Sayangnya Budi memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut dan lebih memilih membangun bisnis sendiri secara profesional.
“Setelah bisnis ini berjalan normal, kemudian saya keluar dan merintis bisnis sendiri secara professional yang masih bergerak di bidang yang sama, yaitu Multi Buana,” sebutnya.
Multi Buana adalah perusahaan pertama yang didirikan Budi Yulianto pada 27 April 1992. Sektor yang digelutinya saat itu adalah di bidang jasa atau trading yaitu kontraktor umum dan perdagangan umum.
“Dari pola jasa, pelan-pelan kalau kita sudah punya modal, maka kita akan bisa membeli aset, nah kalau sudah memiliki aset pasti kita memiliki omzet, dengan itu kita bisa memperkenalkan diri kepada perbankan,” tuturnya.
Baca juga: Pernah Terlilit Utang Rp 2 M, Wanita Ini Sukses Berbisnis Selai Beromzet Rp 20 Juta/Bulan
Pelan tapi pasti usaha yang dijalaninya ini meningkat cukup pesat. Budi memiliki banyak klien hingga pada akhirnya modal dari perbankan mengalir deras.
“Awalnya mendapatkan credit dari supplayer karena pola trading itu. Sehingga kita mendapat penjualan dari sana, selain itu juga menjadikan diri saya yang paling terpercaya. Karena terpercaya itu saya pun memiliki banyak klien, dan itulah yang membuat saya berani mengambil modal melalui bank. Karena semua bank pasti akan sangat cepat merespon nasabah yang memiliki klien, omzet dan aset,” paparnya.
Usahanya ini kemudian menggurita dengan cepat. Awalnya pertama kali Budi hanya merintis bisnis trading umum. Namun karena terlalu luas sektor yang ditanganinya, akhirnya ia merintis bisnis trading instrumentasi seperti permesinan, laboratorium, kelautan, dan pendidikan namun masih ditangani satu perusahaan. Secara bertahap akhirnya Budi mulai memisahkan perusahaan berdasarkan sektor jasa yang ditanganinya.
“Karena dari trading kita melihat ada potensi kemitraan dan project, kita merintis kemitraan dan project. Selanjutnya kami mengembangkan ke dalam investasi,” katanya.
Kemudian Budi memutuskan untuk membentuk 3 sub sektor holding. Yang pertama adalah perusahaan yang menangani trading product, yang kedua adalah perusahaan yang menangani kerjasama bisnis, dan yang ketiga adalah perusahaan yang menangani bidang investasi. Tiga bidang tersebut kemudian membawahi 10 perusahaan sektor dengan bidang yang berbeda-beda.
Kemudian setelah menjalankan bisnis kurang lebih 20 tahun, Multi Buana Group membentuk sebuah badan hukum baru. Pada 18 Mei 2012, Multi Buana Group menjadi induk perusahaan yang menaungi 3 sektor bisnis, yang diberi nama PT Multi Buana Corporindo.
“Saya berbisnis ini melihat potensi jangka panjangnya dan bisnis yang saya jalankan ini bukan bisnis sesaat,” tekannya.
Saat ini, operasional sebagian besar perusahaan dilakukan di Jakarta dan di Singapura. Dari bisnis yang dijalaninya ini, Budi memiliki mitra bisnis hampir di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri yang mencakup kawasan Asia, Eropa dan Amerika.
“Dari trading product saja kita sudah memiliki jutaan vendor,” tegasnya.
Strategi Bisnis Perusahaan
Bila melihat kesuksesan perjalanan bisnis yang dijalankan Budi Yulianto di bawah bendera Multi Buana Group, tentu banyak kalangan menilai, bagaimana cara perusahaan menggapai prestasi tersebut. Ada beberapa strategi yang dijalankan Budi agar perusahaannya bisa besar dan menggurita.
“Kita melihat dari kategori bisnis kita. Kalau dari trading product kita melihat produknya. (lalu) Kita tawarkan melalui mekanisme direct selling, promosi dan lain-lain. Kalau kategori manajemen solusi ya kita melalui kemitraan. Kalau kategori investasi melihat ide-ide investasi apa yang menguntungkan, terutama di Indonesia,” kata Budi dengan sangat lugas.
Di dalam negeri, usaha Budi menyasar target market kalangan menengah ke atas seperti ritel, BUMN, institusi pusat dan daerah hingga perusahaan multinasional. Dengan memiliki 3 perusahaan holding mau tidak mau dibutuhkan seorang pemimpin yang tangguh. Budi memiliki cara bagaimana ia bisa mengatur perusahaannya.
“Memimpin itu tidak mudah, gampang diucapkan tidak mudah dilaksanakan. Pemimpin itu harus memiliki value, menjadi contoh untuk anak buah, modeling yang baik, rela berkorban untuk yang kita pimpin, rela turun ke bawah jika ada masalah yang sulit dipecahkan, mencari solusi sama-sama, tidak menyalahkan karyawan yang gagal, karena karyawan yang gagal juga adalah tanggung jawab saya sebagai pemimpin,” katanya dengan tegas.
Baca juga: Modal Rp 3 Juta, Kini Afrizal Raup Rp 100 Juta/Bulan Jual Casing Ponsel
Selain itu, ia menjelaskan seorang pemimpin yang baik adalah yang harus merelakan kenyamanan yang dimilikinya untuk dibagi kepada orang lain. “Kalau bisa semaksimal mungkin. Kadang resikonya harus sampai kepada personal sendiri,” tambahnya.
Pernah Jatuh dan Hampir Bangkrut
Meski saat ini Multi Buana Group telah meraih kesuksesan bukan berarti diperoleh dengan cara mudah. Budi Yulianto sang pemilik perusahaan pernah mengalami masa-masa sulit terutama saat terjadi krisis ekonomi di tahun 1997-1998.
“Perusahaan saya sempat jatuh pada tahun 1997 waktu krisis moneter dan rezim (Presiden) Soeharto,” ungkapnya dengan nada serius.
Bahkan ia sempat berpikir untuk menutup bisnis yang dimulainya di tahun 1992 itu. Pilihan lainnya adalah ia pergi ke Jepang.
“Saya juga sempat akan meninggalkan bisnis saya. Tapi saya berpikir kalau saya meninggalkan bisnis karena krisis ekonomi pada waktu itu, sama saja saya lari dari tanggung jawab. Saya tidak mau hal itu terjadi,” tegasnya.
Sejumlah cara dilakukan agar bisnisnya tetap berjalan. Meski dengan keterbatasan, namun perusahaan Multi Buana Group tetap berjalan.
“Bentuk tanggung jawab saya terhadap bisnis dan client saya yaitu jujur dan menjelaskan kepada stakeholder dengan apa yang tengah terjadi tanpa harus takut apa yang akan terjadi dan mempertahankan kepercayaan dari klien. Kita harus menghadapi situasi apapun yang menimpa bisnis kita. Itulah tindakan yang saya lakukan sehingga saya bisa kembali mengembangkan usaha saya,” tuturnya.
Setelah berhasil bangkit, kembali bisnis yang djalankannya ini sempat down pada tahun 2000-an. “Tapi saya kembali bangkit dan mempertahankan bisnis saya hingga terus berjalan dan berkembang sampai saat ini,” singkatnya.
Dalam menjalankan bisnis ini, Budi mengakui bila masalah utama yang sering terjadi adalah berhubungan dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Bagi Budi, perekrutan SDM yang berkualitas akan menentukan nasib perusahaan ke depan.
“Yang paling sering dihadapi permasalahan dalam perusahaan saya adalah SDM. Karena kesalahan dalam merecruit SDM akan berimbas pada semua elemen seperti marketing, finance dan lain-lain,” terangnya.
Lalu Budi juga mengakui tekanan dan persaingan pasar saat ini semakin ketat. Dengan bendera Multi Buana Group, ia tetap optimis akan mendapatkan kue pasar cukup besar dengan berbagai strategi yang inovatif.
“Menghidari pasar yang jenuh dan masuk ke dalam pasar yang tidak banyak saingannya,” ungkapnya.
Baca juga: Dari Bisnis Cireng, Tiga Pemuda Ini Raup Omzet Hingga Miliaran
Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin yang menjadi kepala bagi 3 perusahaan holding, ia memiliki tanggung jawab untuk melebarkan sayap bisnisnya. Penting bagi Budi untuk mempertahankan aset perusahaan, tentunya untuk mencapai target yang diinginkan.
“Intinya kepercayaan. Kita harus menjadi orang yang terpercaya, kita harus menjadi terpercaya untuk karyawan, mitra dan client,” tekannya.
Ia optimis usaha di sektor jasa akan terus tumbuh di Indonesia. Apalagi dengan kondisi perekonomian di Indonesia yang semakin baik dan jumlah penduduk yang besar. Maka peluang bisnis di sektor jasa bakal terus meningkat.
“Peluang bisnis di Indonesia sangat bagus, Indonesia memiliki penduduk yang besar dan beragam. Iklim investasi Indonesia juga semakin baik, salah satunya dengan ada kebijakan paket ekonomi dan itu cendrung lebih banyak peluang,” sebutnya.
Tips Sukses Budi Yulianto Bangun Multi Buana Group
Memiliki 3 perusahaan holding adalah prestasi yang cukup memuaskan bagi Budi Yulianto. Budi telah memulai bisnis ini sejak tahun 1992 dan telah memiliki mitra bisnis di seluruh wilayah Indonesia dan dunia.
Budi mengatakan membangun Multi Buana Group hingga meraih kesuksesan saat ini tidak dilakukan dengan cara instan. Perlu waktu 20 tahun untuk membesarkan nama Multi Buana Group. Selain itu Budi juga mengakui banyak menemui sejumlah hambatan, bahkan sampai bangkrut alias gulung tikar tepatnya di tahun 1997 dan tahun 2000-an.
Meski sempat goyang, rasa optimisme yang tinggi meyakinkan Budi untuk tetap melanjutkan bisnisnya. Akhirnya Multi Buana Group benar-benar menjadi pemain utama di sektor bisnis jasa di Indonesia. Bagaimana rahasia kesuksesan dari seorang Budi Yulianto?
“Dalam membangun bisnis modal memang penting. Tapi bagi saya modal tidak terlampau penting. Karena kalau kita memiliki ide atau gagasan dalam bisnis dan kita dipercaya oleh pihak lain, bisnispun dengan sendirinya akan berjalan,” ungkap Budi.
Misalnya ia memberikan contoh dari bisnis yang digelutinya yaitu di sektor jasa. Menurutnya, yang paling penting dari bisnis jasa ini adalah memiliki pasar dan tentu saja supplayer. Bila kedua hal tersebut sudah dimiliki, yang perlu dilakukan adalah mempromosikan produk yang kita tawarkan kepada klien.
“Modal dari pola trading (jasa) ini hampir tidak perlu mengeluarkan modal. Dan modal utama saya dalam membangun bisnis adalah dengan membangun pola trading atau jasa. Dari pola jasa pelan-pelan kalau kita sudah punya modal, maka kita akan bisa membeli aset, nah kalau sudah memiliki aset pasti kita memiliki omzet, dengan itu kita bisa memperkenalkan diri kepada perbankan. Karena bank adalah salah satu mitra yang dapat membantu kita mengembangan usaha kita,” tuturnya.
Diakui Budi, bank memang sangat selektif terhadap nasabahnya. Namun ketika Anda memiliki aset, omzet, dan manajemen keuangan yang jelas dan baik maka Anda akan mudah mendapatkan bantuan modal oleh pihak bank.
“Mereka akan melihat track record perusahaan kita seperti apa, laporan keuangannya misalnya,” sebutnya.
Oleh karena itu, Budi menyarankan agar para pebisnis terutama pebisnis pemula di Indonesia agar mudah mendapatkan bantuan modal melalui perbankan harus memiliki manajemen keuangan yang jelas, aset dan omzet yang didapat perusahaan.
“Karena itu pula hingga saat ini stakeholder terbesar dalam perusahaan saya adalah perbankan,” tambahnya.
Kemudian hal lain yang dilakukan Budi untuk membesarkan nama Multi Buana Group adalah mengelola sistem tata kepegawaian perusahaan. Memiliki 3 perusahaan holding, tidak menyulitkan Budi untuk mengelola sumber daya manusia (SDM) yang ada.
“Jika kita menunjuk person yang bukan ahlinya dalam bidang tersebut maka permasalahan pun akan timbul. Saya sebagai pimpinan tertinggi atau induk perusahaan yang akan menanggung resiko kalau terjadi kerugian. Dan jika pemimpin-pemimpin dalam perusahaan itu tidak mempunyai kredibilitas untuk menyelesaikan masalahnya, ya saya sendiri sebagai induk perusahaan harus turun tangan dan menyelesaikannya,” katanya.
Sebagai seorang pemimpin, Budi memang dituntut harus mengenal karakter pegawai bawahannya. Ia mengaku selalu siap turun ke bawah bila ada masalah yang memang tidak bisa diselesaikan oleh pemimpin perusahaan di setiap sektor. Maka dari itu, ia menekankan kredibilitas SDM sangatlah penting.
“Jadi intinya seorang pemimpin harus belajar cepat dan tangkas dalam berbagai situasi untuk menghandel setiap masalah yang terjadi agar perusahaan atau bisnisnya tetap berjalan. Struktur organisasi yang benar adalah salah satu tombak memanage perusahaan dengan baik,” bebernya.
Dalam mengelola sistem kepegawaian, Budi menerapkan sistem modelling atau pemimpin perusahaan dijadikan sebagai role model bagi karyawan lainnya. Dalam sistem itu, pemimpin di masing-masing sektor perusahaan diharuskan memiliki rencana bisnis yang menarik dan inovatif hingga pola pikir serta karakter yang baik. “Otomatis anak buah pun akan mengikuti,” tekannya.
Memang untuk menerapkan sistem modelling ini banyak ditemui sejumlah kendala. Sejumlah pemimpin perusahaan sub sektor tidak mampu tampil sempurna menjadi contoh pemimpin yang memuaskan bagi karyawannya. Tetapi ia mewanti-wanti agar seluruh pemimpin perusahaan sub sektor mampu untuk mengelola SDM yang ada.
“Dalam Menangani SDM di sebuah perusahaan seorang pimpinan harus menghilangkan benteng atau pembatas antara bos dan anak buah agar pemimpin pun tahu permasalahan dari bawah seperti apa. Karena justru yang menghancurkan sebuah perusahaan adalah ketidaktahuannya pemimpin terhadap masalah yang terjadi di bawah yang justru menjadi pemicunya,” pesannya.
Baca juga: Ivan Diryana: Mantan Teknisi ‘Peracik’ Bisnis Rendang Nenek
Sementara bagi karyawan, Budi memberikan kebijakan yang cukup adil. Budi tidak ragu memberikan gaji yang cukup memuaskan bagi karyawan yang memiliki prestasi, produktivitas, kreatifitas dan inovasi.
“Bila perlu seorang karyawan tidak harus datang ke kantor pagi dan pulang malam hari namun tidak menghasilkan apa-apa. Tapi ketika dia banyak produktifitas di luar dan banyak menghasilkan untuk perusahaan sudah sepatutnya karyawan itu diberikan gaji yang pantas,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bila kesuksesan yang diraih Multi Buana Group dijalankan murni dari hasil jerih payah perjuangannya sejak tahun 1992. Tidak ada campur tangan dari pihak keluarga. Untuk hal ini ia memiliki alasan.
“Jika perusahaan dimanage secara profesional itu lebih banyak positifnya. Kita bisa jadi leluasa mengembangkan bisnis tanpa ada kata tidak enak karena saudara atau keluarga. Negatifnya jika perusahaan dikelola oleh orang lain, bisa saja orang tersebut resign setelah dia mendapatkan cukup pengalaman dan membangun usaha yang sama lalu kemudian menjadi kompetitor kita,” papar Budi.
Terakhir, Budi juga tidak pelit untuk membagikan rahasia kesuksesan membangun bisnis Multi Buana Group. Ia mengungkapkan tips dan trik bagaimana menjadi seorang pengusaha sukses.
“Menurut saya dalam usaha atau berbisnis itu tidak ada kata sukses, karena sukses itu sifatnya sementara. Maka dari itu kita jangan mudah puas dengan apa yang sudah dicapai. Terus melakukan yang terbaik, jangan berhenti berinovasi, menjaga kepercayaan stakeholder, tidak boleh sombong, dan harus jujur. Hadapi semua resiko dan semua yang terjadi di depan mata,” pesan Budi.
Reporter : Kumi Laila, Penulis : Wiji Nurhayat