Inspiration

Pernah Terlilit Utang Rp 2 M, Wanita Ini Sukses Berbisnis Selai Beromzet Rp 20 Juta/Bulan

Inspirasi bisnis memang bisa datang dari mana saja, termasuk dari tugas seorang mentor. Seperti yang dialami oleh Nani Kurniasari, seorang single parent dengan 4 anak yang saat ini sukses berbisnis selai karamel dengan merek Caramel Milk Jam.

Nani mencoba menceritakan kisah hidupnya hingga ia meraih kesuksesan. Siapa sangka, sebelum memuai bisnis ini, Nani adalah seorang pengusaha katering. Pekerjaan itu ia tekuni dari tahun 2003 sampai 2010.

Hingga pada akhirnya, ia mengalami sebuah masa-masa sulit. Usaha katering yang sudah berjalan sejak 7 tahun lalu bangkrut. Nani meninggalkan utang hingga Rp 2 miliar.

“Utang awalnya Rp 1,5 miliar lalu menjadi Rp 2 miliar karena bodohnya saya panik financial menutup utang dengan utang, bengkak sudah,” jelas Nani saat bercerita kepada indotrading.com, Selasa (21/6/2016).

Nani Kurniasari, pemilik Selai Karamel Move On

Nani Kurniasari, pemilik Selai Karamel Move On

Tidak berhenti sampai di situ, Nani kemudian mendapatkan cobaan lain. Saat usahanya rugi dan terlilit utang, ia justru harus berpisah dengan suaminya. Nani kemudian mengurus 4 anaknya sendiri.

Single parent dengan 4 anak, jobless, dan utang dari kerugian bisnis saya sebelumnya yang mencapai angka segunung bagi saya,” tuturnya.

Setelah itu, ia bahkan sempat tidak memiliki pekerjaan dari tahun 2010-2013. Kemudian kehidupannya mulai berubah sejak tahun 2014. Ia mulai kembali berjualan hijab hingga ikutan life coach untuk self healing. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan seorang life coach bernama Irma Rahayu di Desember 2014.

Baca juga: Modal Rp 3 juta, Kini Afrizal Raup Keuntungan 100 Juta/Bulan Jual Casing Ponsel

“Di perjalanan coaching, saya di kasih tugas untuk membuat selai caramel dengan signature saya. Dari situ lah awalnya, akhirnya saya mulai bedah segala hal mengenai selai caramel, mulai dari bahan baku, cara pembuatan, pengemasan, cara memasarkan, dan saya menambahkan value added ke selai saya. Selai tempat curcol (curhat colongan) karena memang proses pembuatan selai itu berkaitan erat sama release emosi saya yang seperti roller coaster akibat perpisahan dengan mantan suami,” tutur Nani.

Nani mengaku memilih menjalankan bisnis ini karena tidak punya pilihan lain. Saking pasrahnya, ia sudah menyerahkan jalan hidupnya kepada sang coach. Namun belakangan, ia mulai paham bahwa berbisnis selai ini adalah salah satu passion-nya.

“Saya memilih bisnis ini karena saya suka. Ada atau nggak ada duitnya, saya tetep bikin, saya tetep happy. Saya yakin ini bagian dari perjalanan saya menemukan passion, bagian dari perjalanan saya menyelesaikan hutang-hutang saya, bagian dari perjalanan menemukan cinta-Nya. Itulah hal yang mendasari saya memulai bisnis ini,” kata Nani.

Dengan modal awal Rp 200 ribu, Nani mencoba memulai bisnis selai karamel rasa Move On. Pemilihan kata Move On juga bukan tanpa alasan. Move On identik dengan perjalanan hidupnya untuk segera bangkit dari masa lalu.

Selai Karamel Move On. Foto: Nani Kurniasari

Selai Karamel Move On. Foto: Nani Kurniasari

Dalam memproduksi selainya itu, ia benar-benar memanfaatkan apa yang ada di rumah karena memang kondisinya saat itu benar-benar kekurangan. Modal awal yang dibutuhkan untuk usaha selainya ini sebesar Rp 200 ribu untuk bahan baku dan juga untuk kemasan toples. Selainya ini dijual dengan harga Rp 40 ribu/toples, 1 jarnya berisi 120 mg. Kini, Nani sudah bisa mengantongi omzet sekitar Rp 20 juta per bulan.

Dengan dibantu oleh 2 temannya, Nani mulanya hanya dapat membuat 10 jar selai Move On. Namun, lama kelamaan, ia menambah jumlah produksinya menjadi 50 jar. Selai itu sering tidak habis saat awal-awal merintis bisnis. Kalau sudah hampir kadaluarsa, Nani biasanya membagikannya selainya tersebut secara cuma-cuma.

“Sekarang, Alhamdulillah saya bikin berapa aja habis. Pernah sehari tembus 100 jar laku. Sampai ledes tangan ngaduk selai,” ucap Nani bahagia.

Mengenai sistem penjualan, Nani mempercayakan bisnisnya ini kepada puluhan reseller yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Produk selai olahannya ini pun sudah sampai ke beberapa negara misalnya Inggris, Singapura, dan Abu Dhabi.

Ketika ditanya bagaimana tips sukses dalam berbisnis, Nani lantas menjawab.

“Saat ini saya belum merasa sukses, tapi saya mengakui banyak sekali progress yang saya alami. Kiatnya, kita tidak bisa memotong proses, tidak ada kesuksesan yang instant. Semua harus dibangun dengan fondasi yang kokoh, terutama pondasi karakter (attitude) dan keyakinan kita pada Yang Maha Kuasa. Cuma satu, istiqomah,” pungkas Nani.

Kini, selain mengelola bisnis Selai Karamel Move On, Nani juga melebarkan sayapnya di bidang line clothing hijab syar’i dengan brand NK yang diambil dari namanya sendiri.

Baca juga: Pendiri Wardah: Membangun Bisnis Tidak dengan Cara Instan

Kontak:
Instagram : @mamakrempong
Fanpage FB : Mamak Rempong
Twitter : @mamakrempong

 

Penulis       : Erlin Dyah Pratiwi

Editor         : Wiji Nurhayat

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top