Ada cerita yang mengesankan, datang dari salah satu dusun yang tidak jauh dari kawasan Candi Prambanan: Ibu Pariyah, seorang wanita pedagang makanan lokal sukun goreng, berhasil memasarkan makanannya hingga ke Jepang! Hanya bermodalkan 3 juta Rupiah, Pariyah pun kini berhasil membeli tanah dan mobil sendiri berkat penjualan snack sukun gorengnya.
Semuanya berawal dari distribusi sukun dari kota ke kota. “Awalnya Saya nganter sukun mentah dari Klaten, atau kadang mengambil dari Tasik lalu diantar ke Cilacap. Nah dari situlah baru dikirim ke Jakarta. Akhirnya muncul ide untuk mengolah sukun mentah menjadi snack seperti sekarang”, tuturnya.
Siapa sangka, jika sukun goreng buatan Pariyah yang dikemas ke bentuk emping dan stik dengan rasa yang gurih, membuat banyak orang berbondong membeli untuk bahan camilan. Resepnya pun sangat sederhana. Hanya bermodalkan garam dan sedikit bawang saja. Tapi yang terpenting adalah ia membuatnya dengan sepenuh hati. Walau sudah cukup sukses menjual keripik sukun goreng, bisnis mengantar sukun pun masih tetap dijalaninya.
Baca juga: ‘Si Cantik’ Fenny Angela, Pebisnis Perhiasan Lokal Hingga Go Internasional
Bermula dari Peminjaman Modal Melalui Situs P2P Lending
Saat Pariyah memulai bisnis makanan lokalnya yakni sukun goreng, ia dibantu oleh 12 karyawan dan anak-anaknya yang juga ikut serta. Merekalah yang bertugas menggoreng sukun. Peningkatan bisnisnya yang semakin terlihat, mendorong niat Pariyah untuk mengembangkannya. Ia pun memanfaatkan salah satu fintech P2P lending untuk meminjam sejumlah dana sebagai modal pengembangan usaha kecilnya. Pinjaman yang dilakukan Pariyah bukanlah pertama kali, dulu di tahun 2014 ia pernah meminjam sebesar 3 juta Rupiah sebagai modal awal bisnis, kemudian setelah lunas Ia menaikkan pinjaman sejumlah 4 juta Rupiah dan kini bertambah menjadi 4,5 juta Rupiah untuk perluasan usaha.
Bagaimana tidak terkejut, bisnis yang dilakoni Pariyah kini kian maju walau hanya dijual sebesar 6 hingga 7 ribu Rupiah per buah. Akan tetapi, setelah diolah menjadi makanan ringan berupa stik sukun, harga per 1 kg-nya pun bisa mencapai 35 ribu Rupiah, sedangkan untuk emping sukun dibanderol 30 ribu Rupiah.
Dalam 1 hari, rata-rata Pariyah mengolah 700 hingga 1.000 sukun dengan hasil berbentuk snack hingga 200 kg. Dari penjualannya itulah, ia memperoleh omzet di atas 9 juta Rupiah per bulan. Pariyah mengaku dalam sehari, ia sangat mampu menghasilkan uang 300 ribu Rupiah. Tak heran bila keuntungannya bisa membeli tanah dan mobil impiannya.
Penjualan makanan lokal sukun Pariyah laku sampai ke Jepang
Lalu, bagaimana ceritanya makanan lokal sukun goreng buatan Pariyah bisa sampai Jepang? Secara garis besar, ia menjual sukun gorengnya ke salah satu orang yang bisa dibilang adalah “juragan” yang berbisnis tanpa merek. Kemudian juragan itulah yang menjualnya ke berbagai reseller untuk dijual kembali dengan merek sendiri. Metode bisnis itulah yang membawa produk Pariyah hingga ke Jepang.
“Dijual ke Jepang ini, saya mengirimkan bisa sampai 1 kwintal alias 100 kilogram,” ujarnya. Penjualan secara putus inilah yang membawa dagangan Pariyah hingga mancanegara. Terlebih lagi, harga jual sukun goreng Pariyah di Jepang bisa mencapai 250 ribu per kilogram! Sedangkan untuk di beberapa kota seperti Bandung dan kota lainnya, Pariyah menjual sebesar 35 ribu Rupiah per kilogram.
Tak hanya sampai disitu, Pariyah juga masih bermimpi untuk bisa membawa dagangannya ke negara lain yakni Hong Kong. Apalagi secara kebetulan menantu Pariyah saat ini tengah bekerja di Hong Kong dan saat kembali ke tanah air, ia berminat untuk mengambil beberapa sampel untuk dijual di sana. Sangat menginspirasi, ya!
Baca juga: Terlihat Sepele, Namun Bisnis Bawang Goreng Pak Guru Ini Raup Omset Puluhan Juta