Inspiration

Jual Kerajinan Rotan Online, Anne Patricia Sukses Raup Omzet Ratusan Juta

Jika bisnis tidak dilandasi dengan kejujuran maka kepercayaan yang sudah tertanam sejak lama, akan hilang dalam sekejap,” ungkap pemilik Native Borneo, Anne Patricia Soemarko.

Kejelian dan kepekaan dalam bisnis merupakan dua hal penting yang wajib dimiliki pengusaha sukses. Salah satu pengusaha yang memiliki dua hal tersebut adalah Anne Patricia Soemarko.

Wanita yang pernah mengenyam bangku kuliah di Australia ini merupakan pemilik bisnis online Native Borneo. Toko online yang didirikan sejak 2 tahun yang lalu ini menjual berbagai macam produk yang terbuat dari rotan. Berkat kerja kerasnya, Anne berhasil meraup omzet ratusan juta dari bisnis rotannya ini.

Foto: Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Seperti apa perjalanan Anne dalam memulai usahanya ini?

Sebelum memulai bisnis, banyak pengusaha yang merasa bingung menentukan jenis usahanya. Begitu halnya dengan Anne Patricia Soemarko. Setelah menyelesaikan studinya di Negeri Kanguru, Anne belum tahu pekerjaan apa yang cocok untuk dirinya di Indonesia. Kebetulan, ayahnya memiliki pabrik rotan di Banjarmasin yang sudah lama menjadi eksportir utama ke Jepang. Ia pun berpikir untuk membuat produk dari material rotan kemudian menjualnya secara online.

Baca juga: 3 Bisnis Ini Laku Keras dan Diekspor hingga Mancanegara Berkat Kreativitas

“Aku lulus kuliah di Australia tahun 2015, kemudian pulang ke Indonesia. Pada awalnya, aku bingung ingin mencari kerjaan apa di Indonesia. Lalu, untuk mengisi waktu luang, aku sering datang ke pabrik rotan keluarga. Kemudian, muncul lah ide untuk memasarkan produk kerajinan ayahku secara online,” ungkap Anne kepada indotrading.com.

Foto: Anne Patricia Soemarko, CEO Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Anne Patricia Soemarko, CEO Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Sejak tahun 1985, ayah Anne sudah memiliki pabrik lampit rotan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pabrik ini didirikan oleh ayah dan pamannya karena saat itu di Jepang sedang booming produk lampit yang terbuat dari rotan. Peluang ini tidak disia-siakan oleh keluarga Anne hingga mereka berhasil menjadi eksportir utama lampit rotan ke Jepang.

“Saat itu kan supply lampit di Indonesia sendiri tidak terlalu banyak. Melihat kondisi dan peluang itu, Ayah kemudian memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang membuat lampit rotan untuk dijual ke berbagai negara termasuk Jepang,” cerita Anne.

Selain memiliki desain yang unik, kerajinan rotan buatan ayah Anne juga dikenal memiliki kualitas yang tinggi. Hal inilah yang membuat lampit buatan ayah Anne banyak dicari oleh orang-orang dari Negeri Sakura. Tak hanya lampit, bahkan ayah Anne juga mengekspor produk lain seperti karpet saburina dan karpet kayu hingga saat ini.

Baca juga: Mengapa Digital Marketing Sangat Penting?

Gunakan Strategi Promosi Lewat Online

Melihat bisnis rotan ayahnya yang sukses, Anne pun berpikir untuk memasarkan produk-produk rotan itu lewat online. Apalagi, kini promosi melalui media sosial sangat menjanjikan keuntungan yang besar. Akhirnya, Anne memutuskan untuk memasarkan produk-produk kerajinan tangan dari rotan secara online pada tahun 2015.

Foto: Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

“Native Borneo didirikan di tahun 2015. Nama Native Borneo sendiri dipilih karena produk yang dijual berupa hasil kerajinan alam yang berasal dari Kalimantan yaitu Borneo,” tutur Anne.

Ide untuk berbisnis online ini sebenarnya sudah ada sejak ia masih duduk di bangku kuliah. Saat itu tren e-commerce atau jual-beli online sangat populer di luar negeri, termasuk di Australia. Anne sadar bahwa cepat atau lambat, tren ini akan menyebar hingga ke Indonesia. Apalagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 250 juta jiwa, hal ini tentunya sangat potensial.

Meski bisnis online sering dianggap sepele, perjuangan Anne dalam membangun bisnis Native Borneo ini juga tidak mulus. Anne bahkan sempat mengalami kesulitan mendapatkan pembeli, padahal saat itu tren jual-beli online sudah marak di Indonesia.

Foto: Proses Pembuatan Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Proses Pembuatan Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Namun Anne tidak lantas menyerah. Meski sempat sulit mendapatkan pembeli, ia mencoba menawarkan produk Native Borneo ke berbagai situs jual beli online. Bahkan kini produknya sudah dipasarkan di beberapa situs jual beli online yang terkemuka di Indonesia.

Baca juga: Pernah Dijual dari Rumah ke Rumah, Kini Dulcet Patisserie Raih Omzet Ratusan Juta

“Pertama, saya hanya berjualan di salah satu marketplace, namun perlahan-lahan saya juga menjual lebih dari 8 marketplace yang ada di Indonesia,” kenang Anne.

Setelah menawarkan produk kerajinan tangan rotan buatannya ke berbagai marketplace, semakin banyak pembeli yang datang. Meski begitu Anne tak lantas berpuas diri.

Foto: Contoh Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Contoh Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Anne kemudian menggunakan Instagram dan Facebook sebagai sarana untuk mempromosikan produk-produk Native Borneo. Apalagi di Indonesia, banyak anak muda yang aktif menggunakan sosial media.

Dalam melakukan promosi secara online ini, Anne memiliki trik khusus yaitu menampilkan foto produk yang menarik dan berkualitas. Selain itu, Anne juga sering mengunggah foto produk Native Borneo ke media sosial secara berkala.

“Yang terpenting dalam pemasaran online adalah foto produk harus bagus sehingga menarik minat pembeli. Kita juga harus sering meng-upload foto,” terang Anne.

Foto: Contoh Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Contoh Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Bukan tanpa alasan Anne memilih Instagram dan Facebook sebagai media untuk mempromosikan Native Borneo. Melalui Instagram, Anne menggunakan fitur paid promote untuk memasarkan produknya. Selain itu, melalui Facebook Anne juga menggunakan fitur suggested posts yang bisa menargetkan pembeli sesuai jenis kelamin, usia, dan interest.

“Di Instagram, kita bisa beriklan di akun Instagram lain (paid promote). Ada juga iklan berbayar dalam bentuk suggested posts  di Facebook,” kata Anne.

Baca juga: 7 Strategi Bisnis dari Bos Chevalier yang Sukses Ekspansi ke 4 Benua

Tawarkan  Produk Kerajinan Rotan yang Unik

Kalimatan merupakan salah satu daerah di Indonesia  yang terkenal akan sumberdaya alamnya. Tak hanya kaya akan rotan, Kalimantan juga memiliki hasil kayu, purun, dan eceng gondok yang melimpah. Hasil sumber daya alam tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam kerajinan tangan.

Foto: Contoh Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Contoh Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

“Native Borneo menawarkan hasil kerajinan alam Kalimantan Selatan seperti rotan, kayu, purun, eceng gondok, dan lain-lain. Produk kerajinan tersebut berupa dekorasi rumah tangga seperti karpet, meja, kursi, hiasan dinding, kasur lipat, penyekat ruangan, sajadah, taplak meja, dan sebagainya,” papar Anne.

Meski ada berbagai macam kerajinan dari rotan yang dijual oleh Native Borneo, akan tetapi produk utamanya adalah karpet, seperti lampit rotan handmade, tikar rotan saburina, tikar kati ajiro, tikar webbing, karpet kayu, dan karpet plywood. Barang-barang tersebut dibanderol dengan harga yang cukup variatif, yakni antara Rp25.000 hingga Rp1.500.000.

“Harga yang diatawarkanpun cukup terjangku dimulai dari Rp 25.000  hingga Rp 1.500.000,” ujar Anne.

Foto: Proses Pembuatan Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Proses Pembuatan Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Dibandingkan dengan produk sejenis lainnya, produk Native Borneo ini memilki keunggulan tersendiri. Karena terbuat dari bahan rotan, produk ini memilki sifat kuat, ringan, dan awet. Berbeda dengan karpet bulu, karpet buatan Anne ini juga tidak akan menimbulkan alergi bagi kulit.

“Karpet rotan juga sangat cocok menjadi alternatif bagi mereka yang alergi dengan karpet bulu selain itu keunikan karpet kayu Native Borneo sangat unik, karena bisa digulung seperti karpet bulu pada umumnya. Ketika digelar, karpet ini akan menyerupai susunan parket di lantai,” jelas Anne.

Baca juga: Egar Putra: Bos Sepatu Chevalier yang Sukses “Jajah” 4 Benua

Raup Omzet 100 Juta Per Bulan

Setelah dua tahun membangun bisnis online Native Borneo, kini Anne dapat menikmati hasilnya. Awalnya ia hanya mampu menjual 2 hingga 3 karpet rotan setiap bulannya, namun sekarang ia berhasil menjual puluhan karpet dan produk lainnya.

Foto: Proses Pembuatan Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Proses Pembuatan Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Berkat usahanya yang gencar memasarkan produk melalui media online, omzet yang didaatpun semakin meningkat. Diawal merintis bisnis, Anne hanya mampu mengantongi omzet sekitar Rp10 juta perbulan. Namun kini ia sukses meraup Rp100 juta per bulan dari bisnisnya ini.

“Pada awal Native Borneo didirikan pada pertengahan tahun 2015, omset hanya 10jt per bulan, namun sekarang sudah mencapai 100jt per bulan,” imbuh Anne.

Kesuksesan Anne ini tentu tidak diraih secara instan. Untuk mencapai sebuah kesuksesan perlu kesabaran dan konsistensi dalam menjalankannya. Selain itu juga diperlukan kejelian dalam melihat berbagai peluang yang ada di sekitar kita.

Foto: Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Foto: Produk Native Borneo/ Dok: Native Borneo

Keberhasilan Anne ini juga tidak terlepas dari besarnya potensi pasar online di Indonesia. Apalagi kini ada semakin banyak platform jual beli online yang tersedia. Itu artinya ada banyak peluang yang bisa kita manfaatkan di luar sana untuk memulai bisnis.

“Ini membuktikan besarnya potensial dunia e-commerce di Indonesia,” pungkas Anne mengakhiri.

 

 

Penulis: Kumi Laila      Editor: Erlin Dyah Pratiwi

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top