Apakah rekan-rekan Indopreneurs menganggap bahwa berbisnis itu mudah? Mungkin sebagian orang yang tidak berkecimpung langsung dalam dunia bisnis berpendapat bahwa berbisnis itu lebih enak daripada bekerja. Dengan berbisnis, seseorang berpotensi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak melebihi besarnya gaji bulanan, tidak perlu disuruh-suruh bos, dan bisa mandiri secara finansial. Akan tetapi, pernahkah anda membayangkan berbagai kendala yang dihadapi oleh seorang pengusaha? Pernahkah anda mengetahui ada seorang pengusaha yang merintis bisnisnya dari bawah lalu akhirnya gagal di tengah jalan?
Kebanyakan orang selalu melihat autobiografi pebisnis sukses sebagai salah satu pijakan mereka untuk melangkah. Pebisnis yang sukses biasanya dijadikan teladan dengan cara mengutip kata-kata bijak atau meniru kebiasaan mereka sehari-hari, tanpa mengetahui secara pasti usaha konkret yang telah dilakukan terhadap bisnisnya. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang menderita sebuah fallacy atau cara berpikir yang keliru dalam memandang sebuah kesuksesan. Jadi, apa saja 9 hal yang perlu dihindari oleh Rekan-rekan Indopreneurs jika tidak ingin bisnisnya hancur? Berikut ulasannya:
- Gagal Mendapatkan Investor
Tak bisa dipungkiri, setiap usaha kecil yang ingin berkembang dan semakin maju tentu membutuhkan dukungan dari investor. Di zaman modern seperti sekarang ini, sangat sulit mempertahankan bisnis skala kecil tanpa investor. Perhatikan beberapa perusahaan start-up yang bermunculan di Indonesia saat ini, kebanyakan perusahaan start-up tersebut sangat mengandalkan dana dari investor. Suntikan dana yang dikucurkan oleh investor sebenarnya secara fundamental dapat menanggulangi kemungkinan kebangkrutan jika sebuah perusahaan salah dalam mengaplikasikan strategi bisnis.
- Pembelian Bahan Baku dengan Kualitas yang Buruk
Permasalahan untuk mendapatkan bahan baku yang baik untuk proses produksi tidaklah mudah. Sebagai contoh ada beberapa perusahaan manufaktur, elektronik, dan padat karya di Indonesia yang rela mendatangkan bahan baku dari luar negeri untuk proses produksi. Permasalahan yang sering terjadi di lapangan adalah sulitnya mendapatkan akses untuk mendapatkan bahan baku dari luar negeri bagi pebisnis yang masih belum berpengalaman. Mereka kemudian mengakalinya dengan menggunakan bahan baku lokal yang kualitasnya berada di nomor 2 atau nomor 3. Dalam hal efisiensi biaya, hal ini memang membantu, tetapi saat barang sudah jadi dan dilepas ke pasaran, kesulitan akan bertambah runyam ketika masyarakat tidak menginginkan produk yang berbahan dasar dari bahan baku kualitas nomor 2 atau nomor 3.
Baca juga : Inilah Top 5 Business Coach Indonesia yang Dapat Menyelamatkan Bisnis Anda
- Perekrutan Karyawan yang Kurang Selektif
Salah satu hal yang bisa membuat bisnis Anda hancur yakni proses rekrutmen di perusahaan yang kurang mempertimbangkan kualifikasi pelamar. Sebagai contoh, memilih karyawan hanya berdasarkan penampilan fisik dan kepandaian berbicara, dalam berbicara tanpa memperhitungkan keahlian-keahlian spesfik lainnya. Sebaiknya, setiap perusahaan yang sudah lama berkecimpung dalam dunia bisnis memiliki standardisasi cara penerimaan karyarawan yang selektif, bukan hanya berdasarkan penampilan luar, namun juga keahlian.
- SOP yang Tidak Pernah Dipatuhi
Pelanggaran terhadap SOP juga akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perusahaan. Kinerja karyawan menjadi tidak teratur apabila mereka sering melanggar tata tertib perusahaan yang sudah berlaku. Pelanggaran-pelanggaran yang tadinya kecil bisa berdampak besar jika dilakukan secara masif dan kontinyu.
- Tidak Adanya Inovasi
Kehancuran perusahaan juga akan berangsur-angsur muncul jika tak ada inovasi yang diciptakan. Ide-ide segarlah yang akan menyelematkan perusahaan dari tantangan yang selalu datang di setiap perkembangan zaman. Terlebih lagi, kompetisi di pasar saat ini sangat kompetitif. Jika dahulu masih banyak perusahaan yang bisa memonopoli pasar dengan strateginya, saat ini hal tersebut sangat sulit dilakukan karena permintaan masyarakat yang semakin terdiversifikasi.
Baca juga : 9 Hal yang Perlu Diwaspadai Sebelum Membeli Franchise
- Utang Perusahaan Tidak Terbayar dalam Jangka Pendek
Hampir semua perusahaan pasti memiliki utang. Ada sebuah adagium yang mengatakan bahwa tidak mungkin bisnis bisa didirikan tanpa adanya utang. Namun yang perlu disadari juga bahwa perusahaan juga memiliki kewajiban untuk membayar utangnya dalam jangka pendek atau jangka panjang. Dalam ilmu manajemen dan akuntansi, sebuah perusahaan dikatakan sehat apabila utang jangka pendeknya lancar dibayarkan.
- Perusahaan Tidak Melakukan Diversifikasi Produk
Kalau Rekan-rekan Indopreneurs memperhatikan dengan jeli, perbedaan yang sangat mendasar dari perusahaan yang masih bersifat ortodoks dan modern adalah diversifikasi produk. Perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi produk harus bersiap-siap menghadapi masa krisis yang akan berujung pada kehancuran perusahaan. Perusahaan modern begitu gencar dalam melakukan pemetaan pangsa pasar. Perusahaan-perusahaan besar di bidang makanan dan minuman hampir setiap tahunnya selalu mengeluarkan produk baru sebagai cara mempertahankan atensi konsumen terhadap brand perusahaan. Selain itu, teknik diversifikasi produk akan membuat segmen pasar yang dijangkau menjadi lebih luas dibandingkan dengan sebelumnya. Sebagai contoh, perusahaan A yang mengeluarkan selai nanas dan coklat hanya bisa menjangkau konsumen sebanyak 30.000 konsumen, namun setelah mengeluarkan selai rasa blueberry dan hazelnut jumlah konsumen bertambah sebesar 20%.
- Memberikan Janji yang Berlebihan Kepada Konsumen
Demi menjaring lebih banyak konsumen, sebuah perusahaan sering kali memberikan janji yang berlebihan saat menawarkan produknya. Kadang ada juga beberapa perusahaan yang dengan sengaja memberikan janji berlebihan kepada konsumen asalkan proyek, tender, dan penawaran kerja sama bisa berakhir dengan kata “deal”. Apalagi jika dikemudian hari perusahaan tidak bisa merealisasikan apa yang sudah mereka janjikan. Kepercayaan dan branding perusahaan akan turun dengan drastis setelahnya.
- Budaya Perusahaan yang Tidak Kuat
Budaya perusahaan merupakan salah satu hal yang tidak bisa disepelekan. Pada dasarnya, budaya perusahaanlah yang mengikat karyawan untuk tetap loyal terhadap perusahaannya. Rasanya percuma jika perusahaan yang sudah memiliki investor dengan dana besar, petinggi manajemen yang sudah ahli dalam bidangnya masing-masing, namun karyawannya sama sekali tidak bisa merekat dan bekerja sama satu sama lain. Perusahaan sama halnya seperti sebuah negara. Budaya yang akan membuat perusahaan memiliki akar dalam masyarakat. Perhatikanlah perusahaan-perusahaan multinasional yang ada di Indonesia, walaupun terpisah beribu-ribu kilometer dari kantor pusat negaranya masing-masing namun mereka tetap mengusung akar-akar budaya dari negara asalnya. (leo/editor: erlin).