Sebagai komoditas khas dari Yogyakarta, salak pondoh cukup dikenal di hampir seluruh wilayah Indonesia dan negara-negara lainnya, seperti China. Salah satu tokoh yang berjasa mempromosikan salak pondoh adalah Surya Agung Saputra (40).
Pria yang menjabat sebagai Direktur CV Surya Alam Sejahtera IndoMerapi sekaligus petani salak itu memilih untuk tetap mengembangkan bisnis salak pondoh. Selain memasarkan produk salah pondoh ke pasar ritel dan pasar China, cara lain yang dilakukannya adalah membangun bisnis wisata kebun salak pondoh.
Baca juga: Hebat! Surya Agung Saputra Terbangkan Salak Pondoh Hingga ke China
Wisata kebun salak pondoh adalah wisata alam dimana masyarakat bisa mencicipi langsung salak pondoh di kebun asalnya. Cara ini diklaim Surya sebagai salah satu strategi menggaet pembeli buah salak.
“Kita bangun Omah Salak (Rumah Salak),” ungkap Surya kepada indotrading.com, Senin (11/7/2016).
Dijelaskan Surya, Omah Salak merupakan kebun budidaya salak yang dibuat secara organik. Dibangun di Dusun Ledoknongko, Kabupaten Sleman, Yogyakarta atau tepatnya sekitar 20 Km arah barat laut Kota Yogyakarta, tempat ini disulap menjadi kebun wisata bernilai ekonomi tinggi.
Fasilitas jalan menuju lokasi pun dibuat mulus namun berkelok-kelok dan tentu saja mengasyikkan. Sekitar 7-8 Km sebelum sampai ke kebun, Anda akan menyaksikan hamparan tanaman salak yang menghijau. Tanaman salak tampak memagari sisi kanan-kiri jalan sehingga menciptakan suasana yang sejuk, segar, dan tenang. Dari jalan raya ini pula Anda dapat menyaksikan kemegahan Gunung Merapi. Bahkan, pada waktu-waktu tertentu, Anda dapat menyaksikan dan mengabadikan luncuran awan panas merapi yang indah bergulung-gulung layaknya bulu domba (wedhus gembel). Namun Anda tidak usah khawatir terkena sengatan panas, karena letaknya jauh sekitar 20—25 km dari lokasi.
Sebagai sebuah kebun agrowisata, Omah Salak ditata dengan konsep yang sederhana tapi rapi dan bersih. Di lahan seluas 9 hektar ini, tanaman salak ditata berlajur-lajur sehingga membentuk lorong-lorong yang dapat dimanfaatkan untuk acara makan bersama, arisan maupun outbound.
Di tempat tersebut, pengunjung juga akan mendapatkan penjelasan tentang tatacara budidaya salak organik. Mulai dari teknik menyerbukkan bunga, mencangkok, menanam, membuat pupuk organik hingga cara panen salak. Pada saat-saat panen raya seperti Desember-Maret, pengelola kadang juga menyelenggarakan lomba panen salak.
Omah Salak Bagian Dari Strategi Pemasaran
Bagi para penggemar salak pondoh, salak organik kebun Omah Salak dirasakan cukup eksotis. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kandungan hara vulkanik dari Gunung Merapi, media lahannya berupa tanah regosol, dan cara budidayanya yang dilakukan secara organik.
Hara vulkanik dari Gunung Merapi ini dsebut Surya menjadikan citarasa salak pondoh berbeda dengan salak pondoh dari daerah lain seperti Banjarnegara maupun Bogor. Meskipun pada awalnya bibit yang ditanam adalah sama. Kemudian dikatakan Surya, struktur tanah regosol yang berpasir dan berkerikil juga membuat performa buah cukup baik dan tidak sepat. Cara budidaya juga dilakukan secara organik tanpa pupuk kimia seperti urea, ZA, SP 36, dan juga pestisida kimia.
“Sehingga kandungan airnya tidak banyak yang menjadikan salak memiliki karakter rasa lebih manis, renyah dan awet seperti tanaman padang pasir. Apalagi dipengaruhi oleh abu vulkanik Gunung Merapi yang memberikan cita rasa berbeda,” sebutnya.
Salak pondoh organik ini kemudian diberikan label Sisik Naga. Di pasar swalayan, salak Sisik Naga dijual dengan harga sekitar Rp 6.000/kemasan dengan bobot 3,5-4 ons. Tiap kemasan berisi enam buah salak. Sedangkan di kebun Omah Salak, pengunjung dapat memperolehnya dengan harga Rp 10.000/Kg. Namun bila kunjungan bertepatan dengan panen raya (biasanya Juli-Agustus), maka pengunjung akan mendapatkan diskon 25%.
Untuk masuk ke kebun ini, pengunjung dikenakan tarif Rp 10.000-40.000/orang. Fasilitas yang diberikan beragam mulai memetik dan makan langsung salak di kebun, hingga menjelajah kebun salak.
“Wisata ini fokus pada edu tourisme dan Olahan Salak juga sebagai salah satu solusi alternatif untuk pemasaran produk khususnya ketika salak oversupply,” tuturnya.
Wisata alam ini digandrungi berbagai kalangan termasuk wisatawan mancanegara (wisman). Menurut catatan Surya, banyak turis asing yang datang seperti dari Australia, China, Jepang, Singapura, Portugal hingga Kenya. Kemudian ada wisatawan domestik seperti rombongan gubernur, bupati, anggota DPR, mahasiswa, dan pelajar yang telah datang dan tentu saja menikmati langsung salak pondoh Sisik Naga ini.
Baca juga: CEO John Fresh Berbagi Resep Kesuksesan Berbisnis Franchise
Belum puas berkunjung di kebun Omah Salak, pengunjung juga dapat terus memutari agropolitan salak pondoh di Kecamatan Turi yang luasnya mencapai ratusan hektar. Anda juga bisa berkeliling ke desa wisata yang ada di sekitar Desa Bangunkerto seperti Desa Wisata Nganggring untuk menyaksikan peternakan kambing Ettawa, Desa Wisata Gabugan untuk mengenal salak gading, dan Desa Wisata Garongan untuk melihat budidaya tanaman pepino. Dari lokasi tersebut, Anda pun bisa menuju ke obyek wisata alam Kaliurang.
“Sehingga kami mempromosikan Salak Pondoh sebagai The Exotic Tropical Fruit from Indonesia. Komoditas unggulan yang melimpah di daerah saya sehingga cukup untuk memenuhi permintaan pasar,” tandasnya.
Penulis : Wiji Nurhayat
Editor : Wiji Nurhayat