Setiap ingin memulai bisnis, apakah indopreneurs selalu merasa tidak yakin? Atau sering merasa ragu-ragu dan takut jika bisnis yang baru saja dirintis akhirnya menemui kegagalan? Jangan takut dulu, mari kita simak kisah sukses bisnis bro.do di bawah ini. Siapa tahu dapat menjadi inspirasi rekan indopreneurs dalam memulai bisnis.
Dunia bisnis dan entrepreneurship di Indonesia semakin menggeliat beberapa tahun belakangan ini dengan munculnya berbagai jenis industri kreatif. Salah satu produk industri kreatif yang dapat mencuri perhatian publik saat ini ialah bro.do.
Memulai terjun ke bisnis sepatu online sejak 2011, bro.do menjadi salah satu produsen sepatu anak muda yang cukup diminati. Pada tahun ini bro.do bahkan berhasil meraih predikat sebagai Most Creative Company 2015 dari Majalah SWA.
Ide awal membentuk bro.do mulanya berasal dari Yukka, CEO bro.do yang pernah kuliah di Bandung. Industri kreatif berbasis produk lokal begitu mudah ditemukan di Bandung. Saat itulah Yukka menemukan inspirasi untuk memulai usaha sepatu online dengan mengusung konsep bisnis yang ‘cowok banget’.
Baca juga: 3 Dasar Strategi Manajemen ala CEO GE Indonesia
Dalam memasarkan sebuah produk, bro.do tampaknya setuju dengan pendapat Philip Kotler dan Gary Armstrong dalam Principles of Marketing yang mengatakan bahwa dalam berbisnis, penting untuk mengetahui marketplace dan kebutuhan konsumen.
Setidaknya ada lima hal mengenai konsep customer and marketplace yang harus dipahami, yakni: needs, wants, and demands; marketing offerings (products, service, and experience); value and satisfaction; exchange and relationship; and markets.
Perkembangan sosial media beberapa tahun terakhir turut berimbas kepada kemudahan untuk berbelanja. Sekarang para konsumen tidak harus pergi ke mall atau toko untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan. Setelah melihat barang yang akan dibeli lewat sosial media atau situs jual beli online dan memilih barang yang diinginkan, konsumen tinggal duduk manis di rumah untuk menunggu barang datang.
Mereka tidak perlu capek-capek pergi ke mall atau keluar masuk toko untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan permintaan mereka. Keputusan bro.do untuk berbisnis di jalur online ini seolah ingin menjawab needs, wants, and demands dari para konsumen.
Baca juga : 4 Langkah Jitu Membangun Blog dengan Optimasi SEO
Dalam menawarkan produknya, bro.do juga menerapkan optimasi penggunaan strategi marketing online yang didukung oleh marketing offline. Bro.do menyadari bahwa strategi marketing dengan menggunakan Facebook sebagai sarana promosi tentu akan berbeda caranya dengan promosi di Instagram.
Promosi di Facebook harus menggunakan bahasa yang menarik, deskripsi produk yang jelas, foto dalam jumlah banyak, dan bukti testimoni dari konsumen. Berbeda halnya dengan promosi di Instagram yang sangat mementingkan kualiats foto produk dan hastag yang digunakan, misalnya penggunaan hastag #tosjantan yang menjadi ciri khas bro.do.
Selain itu, bro.do sangat konsen terhadap after sales service, misalnya ada pelanggan yang complain karena ukuran sepatunya kekecilan, maka klien bisa meretur sepatu tersebut. Begitu juga dengan kasus sepatu yang rusak pada masa garansi tiga bulan. Hal tersebut merupakan aplikasi dari konsep marketing offerings (products, service, and experience).
Salah satu hal yang dipegang teguh oleh bro.do ialah nilai dan kepuasan pelanggan atau value and satisfaction. Sejak memulai bisnis empat tahun lalu, bro.do senantiasa menjaga kualitas produknya hingga kini memiliki beberapa gerai. Bro.do tidak ingin membuat produk yang murah tapi tak berkualitas.
Produk yang berkualitas namun sedikit mahal menjadi pilihan bro.do karena ungkapan ‘ada harga, ada rupa’ memang benar adanya. Meskipun mayoritas konsumen bro.do berasal dari kalangan menengah ke atas, bro.do tidak pernah mengkotak-kotakkan segmen pasarnya.
Karena konsumen menjadi hal yang penting, bro.do selalu berusaha menjalin hubungan yang dekat dengan para konsumennya, sesuai dengan prinsip exchange and relationship. Strategi yang digunakan agar lebih dekat dengan konsumen yakni dengan aktif dalam interaksi sosial media seperti Twitter, Facebook, dan Instagram.
Selain itu, bro.do juga menggunakan sapaan khas bro kepada para konsumennya. Sapaan tersebut bertujuan untuk membangun kedekatan atau keakraban kepada konsumen. Untuk menarik konsumen, bro.do menggunakan hastag #tosjantan di sosial media untuk mendukung keakraban dengan para konsumen.
Dengan spirit anak muda yang kreatif dan inovatif, produk brodo menyasar anak muda hingga dewasa antara 20-an hingga 40-an tahun. Seiring perjalanannya, saat ini bro.do tidak hanya menjual sepatu, tetapi juga berbagai macam aksesoris cowok dari ujung kepala hingga ujung kaki seperti tas, t-shirt, dompet, ikat pinggang, hingga kaos kaki. Ke depan, bro.do ingin menjadi salah satu bisnis sepatu dan aksesories cowok yang terkenal di Indonesia.