Pernah terpikirkan untuk mencoba investasi emas? Masyarakat Indonesia umumnya hanya dominan dengan instrumen investasi satu ini. Mereka percaya kalau investasi yang menguntungkan, ya hanya emas jawabannya. Padahal di zaman sekarang, sudah banyak sekali preferensi investasi yang tidak kalah menguntungkan. Ada investasi reksa dana, saham, properti dan obligasi, yang masing-masing punya karakter untung rugi yang berbeda.
Nah, bila Anda masih penasaran dengan sistem investasi emas, yuk kenali dulu kira-kira keuntungan apa saja yang bisa didapat dan kekurangannya berikut ini!
Keuntungan Investasi Emas
Mempunyai nilai jual beli yang lebih stabil dibanding investasi lain.
Tujuan orang berinvestasi jelas karena adanya keinginan mendapatkan untung. Hal inilah yang juga menjadi alasan utama mengapa banyak investor yang memilih emas sebagai instrumen dalam berinvestasi. Karena selain menguntungkan, emas mempunyai nilai jual beli yang lebih stabil dibanding instrumen investasi lainnya. Kondisi ini disebut dengan istilah volatilitas, yang artinya harga emas tidak cepat berubah sewaktu-waktu.
Tergolong sebagai instrumen investasi yang likuid
Likuiditas, menjadi salah satu elemen yang mendukung mengapa orang akhirnya memutuskan untuk berinvestasi pada suatu instrumen. Emas adalah salah satunya, yang dinilai memiliki sifat likuiditas tinggi karena mudahnya untuk dijual kapanpun dibutuhkan. Sifatnya pun cenderung universal, menguntungkan banyak pihak yang memilihnya. Karena kapanpun dan dimanapun, Anda sangat bisa mengkonversikan emas Anda menjadi tunai.
Pelindung nilai inflasi
Inflasi termasuk sebagai pemicu yang bisa menguntungkan dan merugikan pada instrumen investasi. Sehingga disarankan tingkat inflasi perlu berada di posisi yang pas. Tetapi, saat terjadi peningkatan yang tidak wajar, perlu sekali kita untuk mengambil langkah antisipasi untuk melindungi nilai mata uang. Salah satunya bisa dengan berinvestasi emas karena harganya yang cenderung stabil (tidak terpengaruh).
Baca juga: Pilihan Investasi Minim Risiko di Hari Tua
Menjadi langkah diversifikasi investasi
Supaya meminimalisir terjadinya resiko pada investasi, langkah diversifikasi sangatlah dibutuhkan. Maksud istilah diversifikasi itu sendiri adalah adanya keberagaman portofolio investasi yang tidak hanya fokus ke satu instrumen saja. Nah, berinvestasi pada emas bisa menjadi cara untuk diversifikasi karena ia juga mempunyai korelasi negatif dengan saham yang cenderung naik turun.
Pas untuk disimpan saat kondisi tidak stabil (mendesak)
Kondisi politik dan ekonomi yang sulit untuk diestimasi, membuat banyak investor khawatir dengan performa investasi mereka. Dalam situasi seperti ini, investasi pada emas bisa menjadi langkah preventif yang cermat. Akan lebih baik jika anda mengalihkan uang lebih banyak untuk emas jika berada di situasi (ekonomi) yang tidak stabil.
Kerugian Investasi Emas
Keuntungan yang diraih tidak secepat investasi saham
Walau emas minim akan resiko, namun keuntungan yang diperoleh pun bisa berpengaruh. Dalam artian, emas tidak mempunyai pergerakan yang cepat seperti saham. Dimana saat saham mengalami kondisi naik, kemungkinan Anda memperoleh untung pun bisa lebih cepat dan begitupun sebaliknya. Namun, emas mempunyai pergerakan yang cenderung lambat sehingga Anda bisa meraih untung dalam waktu yang lebih lama juga.
Konsistensi pergerakan yang bisa turun kapanpun
Walaupun pergerakan harga emas lebih stabil dibanding investasi lain, namun hal ini tidak menutup kemungkinan bila emas akan mengalami penurunan harga. Biasanya situasi ini difaktori oleh beberapa hal seperti kebijakan perubahan suku bunga acuan oleh The Fed, kondisi ekonomi di Amerika, inflasi, perubahan nilai dolar dan lain-lain.
Tidak bisa diandalkan sebagai pendapatan pasif
Investasi pada emas berbeda dengan saham, obligasi dan deposito. Dimana masing-masingnya mampu menciptakan dividen setiap tahun. Sedangkan emas tidak memberikan dividen seperti halnya berinvestasi di deposito yang memberikan bunga setiap tahun. Satu-satunya keuntungan yang bisa diperoleh dari emas adalah saat menjual di harga yang lebih tinggi dibanding saat membelinya.
Mempunyai potensi bubble
Tak hanya harga saham yang menyebabkan bubble. Potensi ini juga dapat dipicu oleh harga emas saat telah terlampau tinggi sehingga para investor pun mulai merasa cemas dan menjual emasnya kembali. Sehingga saat situasi ini terjadi, maka otomatis nilai dari emas itu sendiri pun menjadi berkurang.
Terdapat selisih negatif ketika beli dan jual emas di hari yang sama
Sekalipun emas mempunyai sifat likuiditas yang baik, tapi di saat Anda telah membeli kemudian menjualnya di hari yang sama, maka Anda akan dikenakan selisih kerugian. Misalnya ketika Anda membeli emas seharga 500 ribu Rupiah, kemudian menjualnya kembali di hari yang sama, maka harga jual yang didapat bisa berkurang menjadi 460 ribu Rupiah.
Lalu, kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi emas?
Jika Anda bertanya, kapan waktu yang ideal untuk berinvestasi emas? Jawabannya ada 2 pilihan, yaitu Anda bisa memulai saat keputusan The Fed menurunkan suku bunga acuan ketika kondisi ekonomi Amerika yang sedang buruk. Dampak situasi ekonomi buruk ini juga tercermin dari turunnya harga saham terutama blue chips. Pilihan kedua adalah saat terjadinya turbulensi pada kondisi ekonomi dan politik Indonesia, serta memicu pertumbuhan inflasi yang tak terkontrol. Saat inilah waktu yang tepat untuk menyelamatkan dana investasi Anda dengan membeli emas.
Baca juga: 3 Logam Mulia Selain Emas Ini Layak Dijadikan Alternatif Investasi