Bisnis kuliner di Indonesia semakin digemari oleh berbagai kalangan, tidak terkecuali Hafizh Suradiharja (28). Lulusan Sarjana Management dari Universitas Islam Jakarta tahun 2009 ini sukses membuka bisnis John Fresh.
Ia menceritakan John Fresh terinpirasi dari jenis roti asal Singapura, Roti John. Hafizh sendiri mengenal Roti John karena sering dibawakan roti tersebut oleh rekannya yang saat itu bermitra dalam menjalani bisnis tour and travel di tahun 2008.
Melihat kesuksesan dan kelezatan produk tersebut, lantas membuat Hafizh mencoba untuk memperkenalkan roti terkenal asal Singapura itu dengan melakukan pengembangan, variasi dan tentunya disesuaikan dengan cita rasa masyarakat Indonesia.
Baca juga: Ivan Diryana: Mantan Teknisi ‘Peracik” Bisnis Rendang Nenek
“John Fresh dimulai pada tahun 2009 berbarengan dengan saya lulus kuliah,” ungkap Hafizh saat mulai bercerita kepada indotrading.com, Rabu (29/6/2016).
Ia mengatakan John Fresh adalah produk pertama di Indonesia yang memperkenalkan dan menghadirkan konsep Roti John dengan design yang menarik. Para pembeli juga dapat melihat secara langsung proses pembuatan Roti John Made in Indonesia ini. Sehingga meyakinkan pembeli bila produk yang dibeli dan dikonsumsinya selalu dalam keadaan fresh.
“Keunikannya Roti John adalah roti yang kita buat handmade dari perpaduan roti soft dan roti hard bread dan sauce serta bumbu-bumbu pendukungnya yang kita buat sendiri serta produknya masih baru dan belum ada kompetitornya,” tuturnya.
Pertama kali dalam menjalani bisnis ini, Hafizh bercerita rela mengeluarkan modal sebanyak Rp 20 juta. Modal tersebut didapat dari pinjaman perbankan untuk keperluan modal operasional dan pendirian CV. Uniknya, Hafizh meminjam dana dari perbankan atas nama orang tuanya.
“Rp 20 juta hasil pinjaman dari bank mengatas namakan nama orang tua,” katanya.
Hampir Bangkrut
Pertama kali kali membuka bisnis ini, Hafizh mendirikan sebuah gerai di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Hafizh menceritakan, saat bisnisnya ini dijalankan di bulan pertama pembeli cukup ramai yang datang. Kemudian berlanjut di bulan berikutnya, pembeli yang datang semakin sedikit hingga bertambah sepi bahkan terbilang hampir bangkrut.
Hafizh kemudian mulai mencari tahu apa yang salah pada bisnisnya. Ia tidak ingin usaha bisnis Roti John-nya ini bangkrut, sama seperti nasib bisnis lain yang pernah ia jalani seperti Disc Jockey (DJ) tahun 2006 di Jakarta, bisnis sup buah di tahun 2007 hingga tour and travel di tahun 2008.
Singkat cerita, setelah mempelajari dan mencari tahu akhirnya Hafizh menemukan jawaban apa yang salah dalam bisnisnya. Faktor pertama adalah harga yang terlalu mahal dan faktor kedua karena tekstur roti yang dijualnya terlalu keras (tidak seperti aslinya yang dari Singapura). Apalagi produk yang dijual hanya memiliki satu cita rasa.
“(Masalahnya) SDM (Sumber Daya Manusia) dan membangun sistem yang simple, easy dan profitable,” sebutnya.
Akhirnya sejumlah cara ditempuh Hafizh. Ia harus bisa membuat menu olahan roti yang sesuai dengan lidah orang Indonesia yaitu enak, harganya murah, dan bikin kenyang. Ia kemudian membuat roti sendiri dengan alat khusus dan mencari seorang chef dari hotel berbintang yang dapat membuat menu olahan roti sesuai dengan selera orang Indonesia.
Namun hambatan lainnya datang seperti keterbatasan tempat usaha. Sehingga ruang tamu rumah orangtua Hafizh dijadikan gudang sekaligus tempat produksi. Semua cara ini dilakukan dengan cepat, pasalnya ia sudah menyewa tempat usaha (di Tebet) selama satu tahun.
“Hambatannya kita perlu edukasi pasar dan produk karena ini produk baru di Indonesia,” serunya saat bercerita.
Dengan caranya itu, Hafizh sukses menciptakan 6 varian rasa yaitu Spicy Mayo, Thousand Island, BBQ, Honey Lemon, Chicken Mayo, dan Black Pepper. Roti yang digunakannya juga lebih lembut dan tentu saja mengenyangkan. Sementara untuk harga juga cukup murah hanya Rp 7.000/pcs. Perubahan yang dilakukannya ini direspon positif oleh pasar.
Omzet yang diterima Hafizh juga naik tajam. Hafizh mampu mendapatkan omzet penjualan rata-rata Rp 80 juta/bulan. Hingga kemudian ia berani untuk menawarkan bisnisnya ini dengan sistem franchise di tahun 2010 hingga 2011.
“Perkembangan bisnis kita makin growth dikarenakan kita menggunakan sistem pengembangan usaha menggunakan pola/sistem franchise,” timpalnya.
Kini outlet John Fresh milik Hafizh berada di berbagai kota di Indonesia seperti Semarang hingga ke Samarinda. Produk yang dijual juga semakin variatif seperti John Wings (sayap ayam yang disiram bumbu super lezat), John Bento (paket makanan), John Snack hingga berbagai minuman kopi arabica dan dessert. Dengan usahanya itu juga, Hafizh mampu menyabet prestasi finalis Wirausaha Muda Bank Mandiri di tahun 2013.
“Total outlet ada 25 tersebar di seluruh Indonesia dimana 2 outlet adalah punya pusat. Tahun ini kita target membuka 10 outlet baru,” sebut Hafizh.
Baca juga: Pernah Terlilit Utang Rp 2 M, Wanita Ini Sukses Berbisnis Selai Beromzet Rp 20 Juta/Bulan
Di akhir pembicaraan, Hafizh mengakui sudah ada permintaan kerjasama bisnis yang ditawarkan mitra dari negara lain seperti Malaysia. Namun Hafizh masih menimbang-nimbang dan tetap fokus menggarap pasar di Indonesia.
“Pasar kita lebih ke dalam negeri. Untuk saat ini belum kita pasarkan ke negara lain, tapi saat ini sudah ada calon mitra dari Malaysia yang mengajukan aplikasi untuk menjadi mitra kami di sana. Tetapi untuk saat ini, sedang kami kaji ulang tingkat kelayakannya,” tutup pria yang lahir di Jakarta, 29 Januari 1988 ini.
Penulis : Wiji Nurhayat
Editor : Wiji Nurhayat