“Start small, dream big, and work hard. Jadi menuju kesuksesan kita harus menaiki step by step anak tangga,” tulis pemilik Kebab Baba Rafi, Hendy Setiono.
Masyarakat Indonesia khususnya Jakarta tentu mengenal dengan Kebab Turki Baba Rafi. Makanan asal Timur Tengah tersebut biasanya dijual dengan menggunakan gerobak berwarna kuning berlapis warna merah hingga dibungkus dengan packaging yang menarik.
Baca juga: Lewat Bali Tangi, Yuliani Mampu Menarik Pembeli Asal Korea Hingga Kanada
Ketenaran Kebab Baba Rafi menjadi pendorong munculnya berbagai merek kebab lainnya. Namun sebagian besar masyarakat sudah terlanjur jatuh hati dengan kebab Baba Rafi karena dinilai memiliki kualitas yang cukup baik.
Salah satu orang yang berjasa memperkenalkan sekaligus membesarkan kebab Baba Rafi di Indonesia adalah Hendy Setiono (33). Pria kelahiran 30 Maret 1983 adalah pemilik sekaligus perintis bisnis Kebab Baba Rafi dengan nama perusahaannya PT Baba Rafi Indonesia.
Kepada indotrading.com, Hendy mencoba menceritakan kisahnya membangun bisnis Kebab Baba Rafi. Ia mengungkapkan bisnis ini dirintis sejak tahun 2003.
“Ya saya memulai bisnis ini pada tahun 2003. Pada saat itu saya masih kuliah di ITS (Institut Teknologi Surabaya) Surabaya. Usia saya waktu itu 19 tahun,” ungkap Hendy, Selasa (6/9/2016).
Ia mengatakan inspirasi bisnis kebab datang setelah Hendy mengunjungi sang ayah yang bekerja di salah satu perusahaan minyak dan gas di Qatar. Di sana, Hendy menemukan banyak penjual kebab sebab akanan kebab memang menjadi menu makanan utama bagi masyarakat Qatar.
“Sementara ide dan inspirasinya itu dari negara Qatar dan sejujurnya tidak ada background pengusaha dalam diri saya. Ibu saya sebagai guru sementara ayah saya karyawan di salah satu perusahaan oil and gas di Qatar. Nah singkat kata saat saya mengunjungi ayah saya ke Qatar, disana banyak yang berjualan kebab,” tuturnya.
Baca juga: Butuh Uang Jajan Tambahan Saat Kuliah Jadi Alasan Anggun Berbisnis 13th Shoes
Ide tersebut kemudian ia bawa ke Surabaya, Jawa Timur. Awalnya Hendy mengaku optimis makanan kebab yang sangat dikenal di Timur Tengah ini bisa diterima dengan mudah oleh masyarakat Indonesia. Hingga akhirnya, ia bersama Nilam Sari ( istri dari Hendy Setiono) dan Hasan Baraja berhasil membuka gerobak kebab perdana di Surabaya.
“Karena saya sering mencicipi dan membeli akhirnya muncul ide untuk menjual kebab di Surabaya. Sepulang saya dari Qatar sembari kuliah saya mulai mendirikan gerobak saya yang pertama,” ucapnya.
Nekat Berbisnis Hanya Bermodal Rp 4 Juta dan Tinggalkan Bangku Kuliah
Pemilik Kebab Baba Rafi, Hendy Setiono mengaku nekat membuka usaha makanan jenis kebab di Surabaya. Apalagi Hendy rela memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya di ITS. Keputusan ini sempat ditentang oleh kedua orang tuanya yang menginginkan dirinya tetap melanjutkan kuliah.
“Sehingga ketika saya mencoba kebab dan jatuh cinta dengan menu makanannya saya berpikir membuat kebab sebagai bisnis saya. Akhirnya mulailah saya bereksperimen sendiri di dapur rumah untuk menjual kebab,” katanya.
Saat pertama kali memulai usaha, Hendy hanya menggelontorkan dana sebesar Rp 4 juta. Dana tersebut didapat dari hasil pinjaman dari sang adik.
“Modal awal saya sebesar Rp 4 juta yang saya pinjam dari adik saya. Alhamdulilah ternyata berjalan baik pada saat itu,” tambahnya.
Hendy menuturkan, saat pertama kali beroperasi, usahanya masih mengalami pasang surut. Alasannya masyarakat Surabaya belum terlalu banyak tahu tentang kebab dan menu makanan ini dirasa asing bagi mereka.
Oleh karena itu, Hendy kerap memberikan tester gratis kepada teman-temannya dan juga menjelaskan tentang apa itu kebab. Dengan cara tersebut, teman-temannya mulai mengenal dan membeli kebab yang dibuat Hendy.
Lalu Hendy juga mulai melakukan terobosan lain seperti memodifikasi rasa dan ukuran agar sesuai dengan lidah orang Indonesia. Usahanya ini tidak sia-sia sebab kebab buatan Hendy mulai diterima masyarakat Surabaya.
Baca juga: Pernah Bangkrut, Yuliana Lim Raup Untung Dari Tas Rotan Sintetis
“Saya berikan sampling dan saya tester ke temen-temen di sekitar saya yang kemudian saya kembangkan,” ujarnya.
Pasar Makin Moncer dan Tawarkan Kerjasama Bisnis
Kejelian Hendy Setiono mengubah ukuran dan rasa pada kebab yang dibuatnya mulai memberikan angin segar. Di tahun ketiga, permintaan kebab yang dibuat Hendy semakin meningkat.
“Peluang bisnis sangatlah bagus dan menarik sehingga membuat kita optimis untuk terus mengembangkan bisnis di dalam negeri,” tuturnya.
Karena permintaan pasar makin pesat, di tahun 2006 Hendy mulai mengembangkan bisnis dengan konsep franchise atau waralaba. Dengan merek Kebab Turki Baba Rafi, di tahun pertama Hendy berhasil mengembangkan 29 outlet.
“Saya mulai mengembangkan bisnis Baba Rafi ini menjadi franchise pada tahun 2006. Dan karena animonya yang banyak untuk bekerjasama saya jadi mempelajari sistem bisnis franchise, saya merekrut konsultan waralaba dan akhirnya mulailah kita menfranchise-kan bsinis kita,” paparnya.
Menu investasi yang ditawarkan kepada calon investor (franchisee) beragam mulai dari paket Rp 75 juta hingga Rp 200 juta. Dengan investasi tersebut, franchisee akan diberikan berbagai macam sarana dan prasarana yang mendukung usaha seperti training karyawan, peralatan lengkap, dan bahan baku senilai tertentu.
“Jadi untuk calon franchisee untuk Baba Rafi mereka bisa memulai dengan modal Rp 75 juta sampai Rp 200 juta sudah bisa menjalankan paket Baba Rafi. Nah itu dengan tipe yang berbeda-beda dengan mulai black kiosk sampai dengan tipe container kebab. Jadi dengan sistem model seperti itu bisa membuat customer atau calon franchisee bisa menyesuaikan investasinya dengan paket yang bisa dimiliki,” jelasnya.
Dengan model bisnis ini, PT Baba Rafi Indonesia berhasil memiliki 1.300 outlet dan 2 kantor pusat yang masing-masing berada di Surabaya dan di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Khusus kantor pusat di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan juga digunakan sebagai tempat produksi bahan baku yang akan menyuplai berbagai keperluan yang dibutuhkan outlet Kebab Baba Rafi.
“Justru karena saya melihat ini (kebab) adalah sesuatu yang baru yang mempelopori menu makanan kebab di Indonesia ya kita optimis untuk menjadikan ini sebagai franchise kebab pertama. Ya kita mulai memperkenalkan menu makanan kebab itu sesuatu yang baru setelah kita coba dan responnya bagus mulailah kita kembangkan,” tukasnya.
Dari Surabaya Kebab Baba Rafi Berekspansi ke 8 Negara
Tidak saja menguasai pasar domestik, kebab Baba Rafi juga mulai menyasar ke pasar di luar negeri. Pemilik Kebab Baba Rafi, Hendy Setiono telah berhasil membuka gerai/outlet di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Srilanka, China hingga Belanda.
Baca juga: Hadiah Bunga Sang Pacar Jadi Inspirasi Bisnis Florist Ala ‘Si Cantik’ Novia Bersaudara
“Saat ini kami telah berkembang di sembilan negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei, Srilanka, China, Bangladesh dan Belanda yang kami baru buka September kemarin,” sebutnya.
Selain ke delapan negara itu, kebab Baba Rafi juga mulai berencana membidik dua pasar lain di luar negeri yaitu Amerika Serikat (AS) dan Selandia Baru. Saat ini proses penjajakan terus dilakukan dan direncanakan buka di tahun 2016 ini.
“Sehingga dengan fokusnya kami di bisnis ini yang membuat kita juga ingin lebih maju,” katanya.
Demi membangun dan mengembangkan bisnisnya ini, Hendy mempekerjakan 475 orang. Tidak hanya orang Indonesia, Hendy juga mempekerjakan orang asing khususnya yang memegang jabatan sebagai konsultan bisnis franchise international.
“Saat ini karyawan langsung ada 475 orang sementara kalau berikut operator dan tenaga kerja di outlet ada 1.900 karyawan. Kalau jumlah partner franchise nya sendiri outlet keseluruhan ada 1.300 dengan kombinasi milik sendiri dan milik franchisee,” paparnya.
Menjadi Milioner Dan Raup Berbagai Penghargaan
Dengan kebab Baba Rafi, Hendy Setiono benar-benar menjadi sosok pengusaha muda sukses di Indonesia. Berbagai penghargaan telah disabet Hendy setelah ia menekuni bisnis Baba Rafi.
Misalnya Asia Top Ten Entrepreneur Award, Ernest Young Owner Entrepreneur of the Year 2009, Juara Pertama Wirausaha Muda Mandiri, Asia Best Under 25 from Business Week Megazine, The Best Franchise to invest dari Majalah SWA, Franchiser Audier dari Majalah Info Franchise, hingga The Best Marketing Strategy dari majalah Marketing.
Baca juga: Dari Bambu, Harry Raup Omzet Ratusan Juta dan Bikin Orang Jepang Kaget
“Dan yang terbaru dikunjungi oleh Prime Minister New Zealand (Selandia Baru) sebagai partner dari New Zealand,” ucapnya.
Prestasi yang didapat Hendy lainnya adalah ia menjadi salah satu pengusaha sukses dengan omzet miliaran setiap bulannya. Namun saat ditanya berapa nilainya, Hendy tidak mau menyebutkan dan hanya tersenyum.
“Dan kini kami bersyukur menjadi usaha kecil miliaran,” katanya.
Hendy masih memiliki target lain yang belum dicapai. Target tersebut adalah, ia ingin membangun lebih banyak outlet kebab Baba Rafi hingga mencapai 3.000 unit. Usaha tersebut ditargetkan tercapai di tahun 2020.
Oleh karena itu, berbagai inovasi dia lakukan guna menggenjot nilai pendapatan perusahaan. Saat ini, Hendy mulai mengembangkan outlet jenis container hingga outlet indoor di dalam mal.
Lalu terobosan lainnya adalah kini Kebab Turki Baba Rafi juga bisa diorder melalui Bukalapak.com, Lazada serta Tokopedia. Sedangkan bisnis lain yang baru ditekuni Hendy adalah penjualan kebab beku (frozen kebab), dimsum, nugget, sosis dan lain-lain.
Baca juga: Rajin Ikut Pameran, Pengusaha Perhiasan Ini Bisa Hasilkan Omzet Rp 150 Juta
“Pasti ada ya suka dukanya karena tidak semua negara menerima baik karena mungkin mereka belum mengenal kita. Tapi perlahan dengan strategi yang jitu, marketing yang baik membuat konsumen tertarik untuk menjalankan bisnis kebab ini,” tutup Hendy.
Reporter: Kumi Laila Penulis: Wiji Nurhayat