Inspiration

Rajin Ikut Pameran, Pengusaha Perhiasan Ini Bisa Hasilkan Omzet Rp 150 Juta

“Setiap karakter aksesoris saya beri nama karakter budaya daerah Indonesia. Selain itu saya juga berusaha membuat aksesoris seunik mungkin dengan istilah pengerjaannya adalah tatah (pahat). Saya paling suka dengan tatah karena dia bisa memancarkan cahaya,” tulis Pemilik Usaha Nanie’s Jewellery, Nani Ariyatejo.

Hampir semua wanita pasti menyukai aneka aksesori dan perhiasan seperti bros, anting, gelang, kalung, dan cincin. Tingginya permintaan membuat peluang bisnis perhiasan wanita terbuka lebar.

Di tengah ketatnya persaingan, kini para pemain bisnis perhiasan wanita berlomba-lomba menyediakan jasa penjualan perhiasan. Salah satunya adalah Nani Ariyatejo (58) dengan brand Nanie’s Jewellery.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Anne Avantie: Pengusaha Sukses yang Hanya Lulusan SMP

“Usaha saya ini tentang perhiasan dan aksesoris. Di sini saya mengetengahkan bahwa saya punya misi yaitu ide-ide dalam pembuatan perhiasan ini,” ungkap Nani kepada indotrading.com, Rabu (10/8/2016).

Foto: Pemilik Nanie's Jewellery Nani Ariyatejo/Dok: indotrading.com

Foto: Pemilik Nanie’s Jewellery Nani Ariyatejo/Dok: indotrading.com

Ia menuturkan produk Nanie’s Jewellery mengusung nilai-nilai tradisional. Nani mengadopsi model dan bentuk perhiasan yang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

“Masing-masing provinsi itu kan memiliki budaya yang berbeda, kemudian saya ambil untuk melestarikan budaya ini melalui aksesoris. Ternyata banyak yang nggak tahu budaya provinsi di Indonesia. Dan ketika saya tuangkan ke dalam aksesoris ini ternyata banyak yang suka karena terlihat bagus,” tuturnya.

Nani menceritakan awal mula bisnis ini sudah dirintis sejak tahun 1990-an. Pada awalnya, Nani hanya menjual produk perhiasan emas dan berlian. Kemudian berkembang ke sterling logam di tahun 2003. Saat itu modal yang dikeluarkan kurang lebih Rp 45 juta.

“Sudah lama ya dari tahun 90-an. Kalau awal jual emas berlian saya dari tahun 1995 tapi kalau bisnis aksesoris ini dari tahun 2003. Awalnya saya itu jualan emas, tapi karena emas mahal, berlian juga mahal saya kemudian melihat pangsa pasar (peluang pasar) ternyata pangsa pasar ini (akesoris tembaga, perak) yang dicari,” jelasnya.

Jamin Produk yang Dijual Bukan Imitasi

Pemilik Nanie’s Jewellery Nani Ariyatejo memastikan produk yang dijual asli dan tidak imitasi. Nanie’s Jewellery menyediakan dan menjual banyak model pilihan untuk aksesoris wanita. Sebut saja kalung, gelang, anting-anting, bros, dan lain-lain. Semua aksesoris dan produk perhiasan ini terbuat dari sterling logam seperti tembaga
dan perak dikombinasikan dengan mutiara yang indah serta batu permata.

“Bahan-bahannya ada dari perak bakar, mutiara, tembaga, batu, dan saya tidak menjual yang imitasi,” tegas Nani.

Baca juga: Berbagi Resep Tips Sukses Ala Anne Avantie

Nani mengatakan pembeli juga dapat menentukan pilihan sesuai dengan gaya dan desain yang diinginkan. Ia juga memastikan semua produknya dibuat dengan tangan para pengrajin yang dibalut dengan perhiasan sterling dari Jawa. Beberapa bahan lain juga digunakan sebagai pelengkap sebut saja manik-manik, mutiara, batu permata, dan
lain-lain.

Foto: Salah satu produk Nanie's Jewellery/Dok: indotrading.com

Foto: Salah satu produk Nanie’s Jewellery/Dok: indotrading.com

“Kalau bahannya sendiri saya dapatkan dari Yogya dan memang saya proses produksinya di Yogya, saya cuma mendesainnya saja. Semua proses produksinya disana, cuma ya peluang pasarnya di Jakarta. Tapi sebagian (bahan baku) juga saya dapatkan dari Pacitan dan (diimpor) China,” tambahnya.

Nani memastikan produk yang dijualnya memiliki kualitas yang bagus (high quality). Meski kualitas yang terjamin, rata-rata harga aksesoris fashion buatan Nani cukup terjangkau alias tidak terlalu mahal. Namun harga asesoris tergantung bahan baku yang digunakan.

“Kalau harga macam-macam kisaran harga Rp 200 ribu sampai jutaan, itu untuk aksesoris bros. Bros itu bisa dimanfaatkan untuk kalung juga jadi multi fungsi. Ada juga yang harganya Rp 150 ribu sampai Rp 500 ribu seperti ikat pinggang. Tapi tergantung dari bahannya juga. Kalau misalnya saya membuat bahannya dari mutiara air laut ya
tentu saja mahal,” katanya.

Jualan dari Pameran ke Pameran

Nani Ariyatejo, pemilik usaha Nanie’s Jewellery memiliki strategi pemasaran/penjualan yang unik. Untuk mendongkrak penjualan dan lebih mendekatkan serta memperkenalkan produknya ke masyarakat, Nani rajin mengikuti pameran ke pameran.

“Saya tidak memiliki toko karena kesibukan ikut pameran,” ucap Nani.

Teknik penjualan dengan megikuti pameran ke pameran dinilai Nani cukup efektif manaikan omzet/pendapatan perusahaannya. Bayangkan saja, rata-rata pendapatan yang diterima Nani saat mengikuti satu pameran bisa mencapai Rp 150 juta. Jumlah itu lebih besar bila hanya menjual produk melalui gerai. Nani memiliki sebuah
gerak/workshop yang berlokasi di Apartement Cinere, Jakarta Selatan.

Baca juga: Kakak Adik Ini Raup Omzet Hingga Ratusan Juta Dari Bisnis Batik Adifta

“Kalau ikut pameran ini selama 5 hari bisa saja meraup Rp 150 juta per bulan. Tapi di rumah ada tempat workshop dan memang saya display di sana,” tambahnya.

Nani mengaku akan terus menjual produknya dengan mengikuti pameran satu ke pameran lainnya. Dengan begitu, produk buatannya bisa dibeli oleh berbagai kalangan, tidak hanya masyarakat umum.

Foto: Salah satu produk Nanie's Jewellery/Dok: indotrading.com

Foto: Salah satu produk Nanie’s Jewellery/Dok: indotrading.com

“Tapi para pengrajin dari setiap daerah juga banyak yang beli karya saya. Yang pasti saya melihat mereka sangat pede menggunakan aksesoris ini dan mereka tahu fashion,” katanya.

Sempat Belajar ke Paris Hingga Sasar Pasar Mancanegara

Pemilik usaha Nanie’s Jewellery, Nani Ariyatejo menceritakan alasan dia menekuni bisnis penjualan produk asesoris perhiasan. Selain hobi memiliki serta amengoleksi perhiasan, wanita yang kini memiliki omzet rata-rata ratusan juta rupiah per bulan ini mengungkapkan pasar produk perhiasan di Indonesia cukup besar.

“Menurut saya bagus ya. Tapi intinya ya kita harus bisa membaca pangsa pasar dan apa yang diminati mereka,” kata Nani.

Sebelum benar-benar terjun lebih dalam ke bisnis penjualan asesoris perhiasan, Nani mengaku pernah mengikuti sebuah kursus pembuatan perhiasan di Paris, Prancis. Di sana, Nani diberikan pelajaran bagaimana teknik membuat perhiasan dengan berbagai macam pola dan desain.

“Awalnya karena saya hobi dan juga saya paham dengan bisnis ini. Apalagi saya sempat ikut kursus mengenai ini di Paris pada tahun 90-an,” ujarnya.

Baca juga: ‘Si Cantik’ Fenny Angela, Pebisnis Perhiasan Lokal Hingga Go Internasional

Sekembalinya ke Indonesia, Nani tidak seratus persen mengadopsi seluruh pelajaran yang ia dapatkan di Paris. Ia mencoba untuk membuat asesoris perhiasan yang unik dan sesuai dengan budaya Indonesia.

“Selain itu juga saya bisa mengangkat budaya indonesia melalui aksesoris ini. Apalagi kan aksesoris in bisa di mix and match kan dengan kain kebaya dan tenun yang menjadi ciri khas dan budaya indonesia,” tambahnya.

Berbagai produk asesoris perhiasan sudah berhasil ia produksi seperti kalung, bros, ikat pinggang, gelang, dan anting-anting. Saat ini Nani mencoba menggunakan cara baru yaitu memberikan nama tokoh wayang seperti Arjuna, Semar dan Gunungan kedalam karakter karya aksesoris buatannya. Inovasi ini dilakukan agar produknya digemari tidak saja di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

Baca juga: Sunny Kamengmau: Lulusan SMP yang Sukses ‘Invasi’ Tas Robita ke Pasar Jepang

“Ya boleh dibilang sudah (ekspor), cuma kita tidak sebagai eksportir. Kan pemerintah juga membantu dan mendorong kita untuk menembus pasar mancanegara. Dari pameran seperti ini saya bisa menjual ke Hongkong, China, Brunei, Singapura dan Malaysia,” sebutnya.

Reporter: Kumi Laila      Penulis: Wiji Nurhayat

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top