Bagi para pecinta mobil mewah, pasti sudah tidak asing lagi bila mendengar nama Rudy Salim. Pria kelahiran 1987 ini sudah banyak dikenal oleh kalangan artis, karena disamping kesuksesannya menjadi miliarder pebisnis jual mobil mewah muda, Rudy juga memiliki cerita yang begitu inspiratif. Ia mengaku jika latar belakang pendidikannya hanyalah sebatas lulusan SMA. Presiden Direktur Prestige Crop ini bercerita jika dulunya sempat menempuh perguruan tinggi di bidang kedokteran dan di DO untuk kedua kalinya di dua universitas berbeda lantaran tak sanggup menyelesaikan studinya.
Di tahun 2006, Ia diminta oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti keinginan mereka agar menjadi seorang dokter. Namun karena Ia tak sanggup dan harus di DO, orang tuanya pun memberikan hukuman keras. “Kalau kamu nggak sukses, nggak usah ketemu orang tua lagi”, begitu ungkap ibunya. Rudy Salim mengakui jika Ia sama sekali tidak memiliki minat di dunia kesehatan. Hingga akhirnya Ia pun mencoba untuk menjual mobilnya dengan harga Rp 400 juta yang kemudian digunakan untuk memutar biaya usaha kredit online.
Baca juga: Jadi Miliuner, 4 Pengusaha Ini Dulunya Pernah Hidup Susah
Pada usianya yang masih menginjak 19 tahun, Rudy pun memulai bisnis game online di tahun 2009. Walaupun di saat itu game online belum mengalami lonjakan seperti sekarang, Ia pun tetap melanjutkan bisnisnya hingga memperoleh untung di tahun 2013 dan menyalurkannya untuk modal bisnis mobil mewah. Rudy mengaku jika bisnis jual mobil mewahnya yang dimulai dari tahun 2012 merupakan passion-nya di dunia otomotif. Dengan antusiasnya yang begitu tinggi, Ia pun menggeluti dunia bisnis mobil bersama salah satu rekannya dan mempelajari terkait perpajakan mobil mewah.
Awal mula keberhasilannya pun terlihat sejak Ia berhasil menjual 3 buah mobil mewah, kemudian terus berlanjut dan membuatnya berhasil membuka showroom Prestige Image Motorcars dengan aneka merek mobil mewah di tahun 2014. Adapun beberapa merek diantaranya yang Ia jual seperti Buggati, Gerari, Roll Royce dan Tesla. Rata-rata mobil tersebut dijual dengan kisaran harga 3 hingga 9 miliar Rupiah. Akan tetapi yang namanya bisnis, tentu akan selalu ada rintangan tersendiri. Begitu pula dengan Rudy yang mengaku jika tantangan terbesarnya adalah menghadapi fluktuasi dolar AS yang berpengaruh dengan neraca perdagangannya. Mau tak mau, ia pun harus mempelajari sistem impor mobil mulai dari perhitungan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PpnBM (Pajak Penjualan Atas Barang Mewah) dan sebagainya.
Membahas soal strategi pemasaran, Rudy menjelaskan jika Ia sangat mengandalkan komunitas otomotif yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah bergabung dengan Lamborghini Club Indonesia dan mensponsori acara-acara klub mobil lainnya. “Nah, di acara tersebutlah bisa terjadi penjualan. Misalnya 70 persen penjualan dari komunitas, sisanya 30 persen dari walk in atau lewat promosi iklan dan lain-lain. Tidak hanya menyasar komunitas resmi saja, tapi kami juga membangun komunitas sendiri”, ungkapnya. Adapun beberapa gandengan klub lainnya yakni Ferrari Owners Club Indonesia, Porsche Club Indonesia dan Bentley Drivers Club Indonesia.
Namun walaupun nama Rudy Salim telah dikenal menjadi pebisnis jual mobil mewah tersohor di Indonesia, Ia tetap berprinsip bahwa melakukan bisnis tak bisa hanya menaruh telur di satu keranjang saja. Karena jika keranjang jatuh, maka semuanya pun bisa pecah. “Makanya saya coba sebar investasi saya ke bisnis makanan seperti restoran Kastera, Geinshou, Take a Bite, Mango Bomb. Dalam waktu dekat saya juga akan menghadirkan restoran Wolfgang’s Steakhouse dari Amerika Serikat. Terus satu lagi restoran Jepang yang akan saya akuisisi. Semuanya berasal dari micro finance. Karena saya sangat menikmati bisnis makanan yang semua serba tunai, tidak seperti bisnis mobil”, jelasnya. Bahkan, Ia juga menggeluti rumah produksi RA Picture bersama Raffi Ahmad dan telah berhasil memproduksi 12 film.
“Dalam berbisnis, saya bukanlah orang idealis harus bisnis supercar saja. Diversifikasi bisnis penting. Makanya, saya juga sedang menyiapkan beberapa bisnis baru, di antaranya dua bisnis digital. Pertama ada Automo yang merupakan marketplace penyewaan untuk mobil, termasuk supercar, kapal, dan juga pesawat. Basisnya di Singapura tapi juga sudah berkantor di Jakarta. Kedua adalah Sainmaco yang fokus mengembangkan teknologi blockchain, basisnya sama di Singapura juga”, ungkapnya.
Baca juga: Para Pengusaha Ini Akhirnya Sukses Dengan Modal Nekat dan Berani Ambil Resiko