Digital Marketing

Apakah Harga Barang yang Mahal Justru Membuat Keyakinan Konsumen Meningkat?

Apakah Rekan Indopreneurs termasuk salah satu orang yang meyakini bahwa semakin mahal harga barang, maka kualitasnya akan semakin bagus? Atau mungkin, Rekan Indopreneurs merasa bahwa sebenarnya harga barang yang mahal bukanlah faktor utama penentu kelayakan dan kualitas produk?

Permasalahan harga merupakan salah satu aspek yang tak bisa dilepaskan dari dunia bisnis. Para pelaku usaha sendiri memandang cara penentuan harga atau teknik pricing melalui dua sudut pandang. Pertama, ada pelaku usaha yang mementingkan perputaran modal dan produk sehingga mereka tidak akan mematok harga yang tinggi pada produk yang dijualnya. Kedua, ada pelaku usaha yang sangat menjamin kualitas sehingga tidak takut untuk memberikan harga di atas rata-rata kepada produknya.

Namun kenyataan di lapangan cukup berbeda dengan apa yang sudah saya ungkapkan di atas. Jika membuka salah satu forum online terbesar di Indonesia, Rekan Indopreneurs pasti akan menemukan banyak keluhan terhadap produk tertentu yang berharga mahal yang ternyata tidak cukup membuat pelanggan puas. Dalam artikel ini, redaksi Indotrading akan memberikan gambaran apakah harga yang semakin tinggi justru membuat keyakinan konsumen meningkat atau tidak? Simak ulasannya berikut ini:

  1.      Keyakinan Konsumen Dibangun dari Kualitas Produk, Bukan Harga

approved.eps

Poin pertama merupakan poin paling penting di antara poin-poin lainnya. Walaupun kita mengetahui bahwa selera manusia itu sifatnya subyektif, namun rata-rata pelaku usaha sudah memiliki standardisasi produk yang tetap. Rangkaian kerja untuk menentukan standardisasi produk inilah yang menentukan apakah sebuah produk memiliki kualitas atau tidak. Standardisasi produk ini tidak mudah untuk dibuat, butuh proses yang panjang agar sebuah perusahaan memiliki acuan dalam menentukan kualitas produk.

Dalam menentukan selera pasar, biasanya sebuah perusahaan terlebih dahulu melakukan riset mengenai produk seperti apa yang paling diinginkan oleh pasar. Perusahaan juga melakukan riset tentang kelemahan produk yang dimiliki oleh kompetitor. Kelemahan yang diteliti oleh sebuah perusahaan juga turut berkaitan dengan harga. Rata-rata, semua perusahaan berlomba untuk membuat produk yang berdaya saing besar di pasar. Salah satu ciri produk yang berdaya saing tinggi ialah produk yang memiliki harga kompetitif. Diharapkan dengan adanya hal ini, perusahaan bisa mengambil keuntungan yang lebih besar di masa depan.

Di dalam sebuah perusahaan, pemegang jabatan Quality Control ialah orang yang bertanggung jawab pada standardisasi hasil produk yang sudah diproduksi secara massal. Secara keseluruhan, mulai dari proses riset pasar, produksi barang, hingga pemeriksaan hasil produksi, kualitas barang diharapkan bisa terealisasi dengan baik. Jadi, kesimpulan yang bisa diambil dari poin ini ialah produk yang mahal bukanlah jaminan kepuasan pelanggan.

Baca juga : 8 Langkah Mudah Branding Produk agar Semakin Laris

  1.      Keyakinan Konsumen Dibentuk melalui Konsistensi Produk

Gambar 704

Di poin kedua, kami akan lebih menjelaskan bahwa kepercayaan konsumen akan dibentuk melalui konsistensi. Ya, perusahaan yang sudah memiliki kredibilitas yang baik selalu berusaha menjaga konsistensi kualitas produknya. Kalau perusahaan sudah memiliki kualitas yang reliabel, konsumen akan merekam ciri khas produk tersebut di dalam benaknya. Setiap perusahaan yang sudah kredibel, pasti memiliki ciri khas yang ada sejak pertama kali berdiri. Jadi, ketika perusahaan melakukan inovasi dalam produknya, biasanya perubahan yang dihasilkan tidak akan terlalu berbeda jauh dari apa yang sudah ditetapkan di awal.

  1.      Keyakinan Konsumen Dibentuk dari Cara Promosi

Gambar 705

Tak bisa dipungkiri bahwa keyakinan konsumen terbentuk karena dibangun dengan cara promosi atau marketing. Sampai saat ini, kita tahu bahwa televisi dan internet masih menjadi media promosi paling efektif untuk menggaet para pembeli. Mengapa demikian? Manusia pada dasarnya lebih mudah memahami gambar dibanding suara dan teks. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak perusahaan besar berlomba-lomba untuk berpromosi di layar kaca dan di internet.

Baca juga : 10 Belanja Besar Semua Orang di Akhir Tahun

Lalu, mengapa cara promosi menjadi begitu penting? Pembeli pada dasarnya tidak suka untuk dipaksa. Pernahkah Rekan Indopreneurs menemukan orang-orang yang mengeluh karena mereka merasa dipaksa untuk membeli sebuah produk? Berhati-hatilah dalam hal ini karena jika sudah ada citra yang buruk mengenai cara berpromosi, tidak hanya citra perusahaan saja yang menjadi jelek, namun juga citra produk itu sendiri. (leo/editor: erlin)

To Top