Apakah anda pernah mendengar tanggapan buruk mengenai perusahaan atau bisnis anda? maraknya media sosial dan cepatnya informasi saat ini menjadikan pelanggan dengan mudah menyampaikan keluhan terhadap bisnis anda dan juga mungkin akan berdampak negatif pada pelanggan lain.
Untuk menjadikan seorang konsumen menjadi raja memang tidak mudah. Slogan selalu lebih mudah untuk diucapkan ketimbang dilakukan. Seringkali pelayanan yang diberikan oleh pengusaha tidak mampu menjangkau kepuasan batin konsumen. Misalnya, mengenai keterlambatan pengiriman barang padahal pesanan tersebut termasuk barang urgent bagi konsumen.
Hal seperti itu tentu saja membuat seorang konsumen akan kesal bukan kepalang. Mungkin ada sebagian Indopreneur yang pernah merasakan dampratan konsumen yang sedang marah. Wajar saja hal tersebut terjadi jika Indopreneur tidak pernah memperhatikan 10 hal di bawah ini.
- Konsumen tidak suka dengan Indopreneur yang ceroboh
Bagi seorang konsumen yang masuk dalam kategori orang-orang perfeksionis, mereka tidak akan mentolerir kesalahan sekecil apapun. Maka dari itu sebelum Indopreneur terkena hujan amarah konsumen ada baiknya Indopreneur berusaha menjadi perfeksionis terlebih dahulu.
- Konsumen merasa tidak dipahami
Pernahkah Indopreneur bertemu dengan seseorang yang terus-menerus berbicara tanpa memberikan kesempatan bagi lawan bicaranya untuk berpendapat? Tentu mengesalkan sekali jika bertemu dengan seseorang yang memiliki kepribadian demikian. Komunikasi yang dibangun hanya bersifat satu arah dijamin akan membuat hubungan antara Indopreneur dan konsumen menjadi retak. Hal ini yang menyebabkan feedback dari konsumen tidak bisa tersampaikan dengan maksimal.
Baca juga : 8 Tips Membuat Karyawan Semangat Mengejar Deadline
- Konsumen hanya diberi janji manis
Etika bisnis merupakan aspek yang masih minim untuk dipegang teguh oleh seorang pengusaha di zaman modern. Terkadang demi mencapai target dan keuntungan perusahaan pengusaha bisa menghalalkan segala cara. Salah satunya yang paling sering terlihat ketika konsumen hanya diberikan angin surga saat promosi produk berlangsung. Janji manis hanya akan memberikan angan-angan palsu kepada konsumen. Ekspektasi mereka akan terlalu besar terhadap suatu produk dan ternyata kekecewaan terjadi tatkala konsumen sudah menggunakan produk tersebut. Dalam memasarkan sebuah produk, tetap diperlukan batasan-batasan.
- Konsumen dibohongi
Kesalahan paling telak yang bisa dilakukan seorang Indopreneur adalah ketika konsumen merasa dibohongi. Hal ini bukan lagi sekedar janji manis saja, tetapi sudah merupakan bentuk penipuan terhadap klien.
- Konsumen sulit menghubungi rekan Indopreneur
Sesibuk apapun rekan preneur dalam berbisnis usahakan untuk tetap meluangkan sedikit waktu kepada konsumen. Hal ini mungkin lebih terlihat sebagai urusan anak buah Indopreneur, namun Indopreneur harus menyadari bahwa sistem organisasi yang bersifat top-down saja tidak akan efektif. Di banyak perusahaan baik skala kecil maupun besar, konsumen utama (pelanggan tetap) biasanya jalinan komunikasi kerja sama yang khusus dengan para Indopreneur.
- Konsumen lelah menunggu
Seperti contoh yang dijelaskan diatas ketika pengiriman barang terlambat maka bisa dipastikan hal tersebut akan memancing amarah dari konsumen. Adakah orang yang suka menunggu lama di dunia ini? Hampir tidak ada tentunya. Sudah menjadi sifat dasar manusia menginginkan kepastian. Walaupun konsumen mengetahui proses administrasi di dalam perusahaan untuk mengeluarkan sebuah barang namun tetap saja mereka tidak mau tau mengenai lamanya waktu pengiriman. Konsumen selalu berharap bahwa mereka dilayani tanpa mengurangi waktu mereka yang terbatas.
Baca juga : 9 Hal yang Perlu Diwaspadai Sebelum Membeli Franchise
- Konsumen ditawarkan produk secara agresif
Konsumen membenci promosi yang terlalu agresif. Promosi yang berulang. Spam dimana-mana. Konsumen sangat tidak menyukai hal-hal seperti ini. Mereka seringkali menganggap bahwa cara pemasaran yang terlalu agresif menunjukkan bahwa Indopreneur bukanlah seorang enterpreneur yang profesional.
- Konsumen tidak suka ketidakpastian informasi produk
Konsumen meyakini bahwa mereka harus mengetahui seluk-beluk produk yang akan mereka beli. Informasi mengenai detail produk sebaiknya dijelaskan dengan seksama agar tidak ada kesalahpahaman kedepannya. Kalau sistem penjualannya bersifat online maka katalogisasi produk harus mampu menjelaskan secara detail informasi produk.
- Konsumen diabaikan
Pernahkah Indopreneur pergi ke sebuah usaha kuliner yang dijejali banyak orang yang sedang mengantri membeli makanan dan diabaikan begitu saja oleh penjualnya? Tentu rekan preneur sebagai seorang entrepreneur memahami ternyata menjadi konsumen dalam keadaan demikian sungguh tidak mengenakkan. Maka dari itu dalam berbisnis rekan preneur diharapkan senantiasa tanggap dengan permintaan yang diajukan konsumen. Membalas email konsumen dengan teratur, menjawab telepon dengan tanggap, dan memahami kebutuhan konsumen adalah cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kendala ini.
- Konsumen merasa didiskriminasi
Tanpa Indopreneur sadari diskriminasi dalam pelayanan seringkali terjadi di dalam sebuah bisnis. Ada kalanya seorang pengusaha sengaja mendahulukan konsumen yang memiliki ikatan kebudayaan dan Agama dengan mereka. Hal seperti ini sebenarnya sudah mengacu kepada SARA. Dan terus terang saja jika bisnis dijalankan dengan cara seperti ini tidak akan bertahan lama. (leo / editor : erlin)