“Bila kita gagal kita harus ingat dimana kita mulai, dimana saat itu ada semangat dan kemauan kita dalam memulai bisnis,” Fenny Angela (Pemilik Aeroculata).
Muda, cantik dan mempunyai wawasan bisnis yang luas adalah gambaran dari seorang Fenny Angela (23). Wanita kelahiran Surabaya, 14 Oktober 1993 itu kini menjadi salah satu pengusaha perhiasan sukses. Bahkan produk perhiasan yang dibuat Fenny sudah melalang buana hingga ke mancanegara. Kok bisa?
Baca juga: Unik dan Langka, Pengusaha Ini Jualan Produk Kulit Buaya Beromzet Ratusan Juta
Fenny Angela, lahir dan besar di Surabaya. Perempuan lulusan Arsitektur, Universitas Petra Surabaya ini memang mempunyai passion di bidang fashion industry sejak kecil. Tahun 2011 ketika Fenny masih duduk di bangku kuliah, ia belajar tentang jewelry design secara otodidak. Dan di tahun yang sama pula, Fenny meluncurkan brand Aeroculata.
“Waktu itu saya tidak berpikir sama sekali untuk memulai bisnis asesoris ini. Lalu saya coba-coba produksi sendiri itu di tahun 2011,” ungkap Fenny saat bercerita kepada indotrading.com, Senin (1/8/2016).
Fenny mengungkapkan bisnis ini didirikan karena hampir semua wanita pasti menyukai aneka aksesori dan perhiasan seperti bros, anting, gelang, kalung, dan cincin. Dengan permintaan yang terus tumbuh setiap tahunnya, Ia optimis bisnis perhiasan Aeroculata bakal terbuka lebih lebar.
“Karena apa? di Indonesia tidak banyak orang mau membuat sendiri perhiasan, sementara di luar negeri itu banyak. Saya akhirnya memulai usaha ini di tahun 2011,” tambahnya.
Padahal saat itu, bisnis perhiasan masih dipandang sebelah mata. Fenny mengatakan di tahun 2011, bisnis perhiasan kalah bersaing bila dibandingkan dengan bisnis penjualan pakaian. Ia menilai hampir sebagian besar mal dan toko online di Indonesia mayoritas berjualan pakaian, hanya sedikit yang menyediakan penjualan perhiasan.
“Perhiasan itu adalah barang fashion. Di tahun 2011 produk yang banyak dijual di online shop kebanyakan baju tetapi perhiasan jarang. Saya liat orang belum banyak terjun ke bisnis ini,” tuturnya.
Akhirnya lahirlah brand Aeroculata. Fenny mengaku sempat ada rasa tidak percaya diri saat ia memulai usahanya tersebut. Apalagi modal yang dikucurkan sangat minim. Tetapi ia optimis, Aeroculata bakal besar dengan inovasi produk perhiasan yang ditawarkan kepada customer.
Baca juga: Yukka Harlanda: Pebisnis Sepatu Kulit Tajir Bermodal Rp 7 Juta
“Tahun 2011 itu semester 2, jadi saya masih kuliah. Tahun lalu (2014) saya baru lulus. Kemudian cari target market yang benar dan memulai usaha ini,” kata Fenny.
Fokus Menyediakan Jasa Perhiasan Handmade Custom
Merintis usaha Aeroculata sejak Agustus 2011, Fenny Angela fokus menyediakan jasa perhiasan handmade custom. Ia menilai bila dilihat secara desain, produk Aeroculata sangat sederhana, tetapi terkesan modern dengan sentuhan personal bagi penggunanya.
“Aeroculata ini dibuat berdasarkan ukuran, warna, hingga model dan tulisan sesuai permintaan customer,” tuturnya.
Fenny menceritakan sejak berdiri, Aeroculata memang mengandalkan custom jewelry, seperti kostumisasi tulisan, warna, juga ukuran yang disebut sebagai Bespoke Collection. Kemudian di tahun 2014, beragam inovasi diterapkan oleh Fenny untuk mengembangkan Aeroculata. Koleksi menjadi lebih beragam dengan desain yang lebih variatif dan universal atau bentuk desainnya yang lebih konseptual. Tetapi customer masih diberi keleluasaan untuk mengkostumisasi warna dan ukuran.
“Jadi kita itu handmade (buatan tangan) dengan dikerjakan oleh para pengrajin lokal di Indonesia,” katanya.
Aeroculata kini menjawab masalah-masalah yang kerap dialami para customer. Sebut saja seperti model hingga bentuk dan ukuran yang tidak sesuai. Tidak hanya menciptakan desain aksesoris yang lebih elegan, Aeroculata kini menjadi salah satu pilihan masyarakat yang menginginkan produk perhiasan dengan balutan emas dan permata yang sesuai dengan desain yang diinginkan.
Sementara itu, untuk target pasar Aeroculata adalah mayoritas wanita muda dengan usia 15 hingga 28 tahun. Untuk menambah nilai tambah kepada customer, Aeroculata sengaja memberikan service gift seperti penambahan rose, ribbon, greeting card, dan sebagainya dalam bentuk packaging.
“Segmentasi (customer) di pasar online kita biasanya dari 15 sampai 28 tahun. Orang tua juga ada,” ucapnya.
Fenny mengaku terus melakukan inovasi terhadap produk Aeroculata dengan selalu menciptakan desain baru yang lebih modern. Kemudian menjaga produk perhiasan yang ditawarkan Aeroculata kepada customer untuk terus up to date.
Baca juga: Sunny Kamengmau: Lulusan SMP yang Sukses ‘Invasi’ Tas Robita ke Pasar Jepang
“Produk yang dihasilkan sekarang sudah seratusan lebih, ada kalung, cicin dan lain-lain. Dan tetap harus diingat kita itu handmade, mereka akan minta sesuai custom. Kemudian kita punya produk koleksi jadi kalau mau beli silahkan. Untuk modelnya kita simpel saja tidak terlalu rumit,” tekannya.
Sempat Tidak Dipercaya Customer
Aeroculata memang besar, tapi perlu diingat bahwa Fenny Angela, pemilik Aeroculata memulainya dari nol. Di awal berdiri Aeroculata, Fenny mengaku sempat mengalami masa-masa sulit.
Di tahun 2011, Fenny mengatakan belum banyak masyarakat yang mengenal istilah produk lokal atau local brand. Banyak customer yang ragu soal kualitas produk Aeroculata, dan takut ditipu karena pembuatan yang cenderung lama pada tahun itu.
“Hambatannya tentu ada di pengrajinnya. Karena kita 100% buatan tangan jadi lebih teliti dan pengerjaan lebih lama. Saat pertama kali menekuni bisnis ini yaitu di tahun 2011 orang belum tahu kualitas Aeroculata seperti apa. Kemudian ada yang bertanya, ini nipu nggak ya,” kata Fenny.
Membangun kepercayaan dengan customer menjadi satu hal yang sangat sulit dilakukan. Mau tidak mau, salah satu cara yang dilakukan Fenny dalam membangun kepercayaan tersebut adalah memberikan jaminan. Tetapi cara itu tidak mudah dilakukan.
“Ya kita selalu jujur kepada costumer tetapi butuh proses yang lama. Bahkan ada yang order bisa sampai 8 minggu (kita tangani). Kemudian kita follow up (permintaan customer) dan kita bilang dari awal kepada mereka (customer) proses pembuatannya agak lama,” tambahnya.
Baca juga: Mengenal Moses Lo, CEO Xendit yang Dikira Orang Indonesia
Setelah itu, berbagai cara dilakukan Fenny agar Aeroculata bisa dikenal oleh masyarakat Indonesia. Akhirnya Fenny aktif mengikuti pameran hingga membangun sebuah online shop Aeroculata. Kedua cara tersebut dinilai ampuh mengenalkan Aeroculata ke masyarakat.
“Awal tahun ini kita tingkatkan lagi ke brand awareness. Kita endorse ke beberapa artis dan fashion investor terkenal sehingga orang mulai percaya. Kemudian untuk pemasaran, lebih ke online,” tuturnya.
Selain masalah sulitnya membangun kepercayaan, produk Aeroculata juga awalnya dianggap terlalu mahal bila dibandingkan dengan aksesoris luar. Produk Aeroculata mulai dari cincin, kalung, gelang, anting atau giwang, boutonniere, card wallet, dan lainnya dibanderol mulai Rp 199.000 hingga Rp 499.000/pcs. Tetapi perlu diingat, mahalnya harga produk tergantung model yang diinginkan.
“Karena kita 100% buatan tangan,” tegas Fenny.
Dipasarkan Dari Asia Hingga Amerika
Sukses memasarkan perhiasan di dalam negeri tidak cukup memuaskan hati Fenny Angela. Pemilik usaha Aeroculata itu kemudian melebarkan sayap penjualan perhiasan hingga ke mancanegara.
Hingga kini Fenny mengaku memiliki konsumen setia yang sudah tersebar di berbagai kota, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Medan, dan Surabaya. Selain pasar lokal, Fenny juga mengekspor produknya ke Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, hingga ke Amerika Serikat.
“Penjualan terutama di Indonesia masih di Jakarta, Medan, dan kota lain seperti Surabaya dan Bandung. Kita juga sudah sampai di luar negeri sampai ke Yunani (Eropa), Jepang, Amerika, Australia, Malaysia, hingga ke Singapura,” sebutnya.
Selama diekspor keluar negeri, produk Aeroculata mendapatkan sambutan luar biasa dan tidak pernah ada keluhan/komplain dari para customer.
“Tanggapan di luar itu ya selama ini kita nggak pernah terima komplain,” tambahnya.
Fenny mengatakan pasar perhiasan di luar negeri cukup potensial. Hanya saja ia mengaku menemui berbagai hambatan seperti besarnya tarif pengiriman. “Ada (hambatan) yaitu pengirimannya susah sekali terutama high cost untuk dikirim ke Amerika dan Australia. Saat ini banyak orang luar atau orang Indonesia yang tinggal di luar
itu bawa barang saya. Tetapi yang saya keluhkan itu shipping costnya mahal,” keluhnya.
Oleh karena itu, saat ini mayoritas pembeli produk Aeroculata adalah masyarakat yang ada di dalam negeri. Setiap bulan, Fenny rutin mengantongi omzet rata-rata Rp 20 juta/bulan dari penjualan perhiasan melalui online shop. Tetapi bila mengikuti pameran, omzetnya bertambah rata-rata Rp 40 juta.
Menjadi pengusaha sukses di usia muda bersama Aeroculata bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan dan kerja keras hingga Aeroculata bisa dikenal baik oleh masyarakat di dalam maupun luar negeri.
Baca juga: Thierry Detournay Si Kreator Sukses Cokelat Jawa Cita Rasa Belgia
“Karena saya menekuni bidang fashion jadi saya menekuni sesuatu yang belum banyak dilihat orang. Kemudian jalani bisnis tersebut! Ingat kegagalan itu bikin kita berhenti. Bila kita gagal kita harus ingat dimana kita mulai, dimana saat itu ada semangat dan kemauan kita dalam memulai bisnis,” tutupnya.
Penulis: Wiji Nurhayat Editor: Wiji Nurhayat