Bagi Anda yang berkecimpung di dunia teknik sipil, pasti sudah tidak asing lagi dengan benda yang satu ini. Ya, geotextile merupakan salah satu produk geosintetik yang biasanya terbuat dari polimer seperti Polyesther atau Polyprophilene. Karena kerap digunakan dalam proyek konstruksi, fungsi geotextile berkutat sebagai separator, filter, proteksi dan perkuatan.
Pada umumnya, geotextile dibuat dengan menyematkan teknologi anti-ultraviolet sehingga tahan digunakan di medan yang terkena paparan sinar matahari secara langsung. Selain itu, kelebihan lain dari lapisan ini adalah sudah lulus uji laboratorium American Standard Testing and Material (ASTM International) sebagai material yang tidak mudah sobek, dan tahan terhadap micro-organisme seperti bakteri dan jamur, serta bahan kimia.
Tahukah Anda bahwa geotextile dibagi ke dalam dua jenis? Jenis pertama adalah geotextile woven, sedangkan jenis lainnya adalah geotextile non-woven. Meskipun tidak sepopuler jenis non woven, geotextile woven juga ternyata tidak kalah bermanfaat lho! Nah, untuk mengetahui lebih lengkapnya serta perbedaan dari keduanya, Anda bisa temukan melalui artikel berikut ini, ya!
Jenis-jenis Geotextile
1. Geotextile Woven
Anda pernah menemukan lapisan di dalam tanah yang sekilas terlihat mirip dengan karung beras berwarna hitam? Jika iya, itulah yang biasa disebut dengan geotextile woven. Geotextile jenis woven merupakan lembaran geotextile yang terbuat dari serat sintetis Polypropylene Polymer (PP) ataupun Poyester (PET) yang diproduksi melalui teknik yang menyerupai tenun. Geotextile jenis ini dapat dicirikan memiliki karakteristik dua set benang panjang yang tenun dengan pola paralel atau yang disebut dengan warp.
Jika dibandingkan dengan geotextile non-woven, kelebihan geotextile woven adalah memiliki tensile strength (kuat tarik) yang lebih tinggi sehingga lebih efektif dan efisien sebagai bahan stabilisasi tanah dasar, terutama pada tanah dasar lunak.
2. Geotextile Non-Woven
Berbanding terbalik dengan jenis woven yang memiliki tekstur anyaman, geotextile non-woven merupakan lembaran tekstil dengan struktur benang tidak beraturan yang disatukan dengan proses bonding dan interlocking baik secara mekanik, kimiawi, thermal, solvent, ataupun kombinasi lainnya. Untuk lebih mempermudah visualisasi Anda, geotextile ini berbentuk seperti karpet kain. Biasanya, geotextile non-woven terbuat dari bahan dasar polimer Polyesther (PET) atau Polupropylene (PP).
Fungsi Geotextile
1. Sebagai penyaring (filter)
Karena sifatnya permeable (tembus air), geotextile kerap digunakan untuk menyaring partikel-partikel tanah agar tidak ikut terangkut melalui aliran air. Oleh karena itu, tak heran jika geotextile kerap kali kita temui pada beberapa proyek subdrain (drainase bawah tanah).
2. Sebagai pemisah (separator)
Agar material yang satu dengan yang lainnya tidak tercampur, geotextile sangat ideal untuk digunakan sebagai pemisah/separator. Salah satu contoh penggunaan geotextile yang paling umum adalah pada proyek pembangunan jalan di atas tanah lunak (berlumpur). Geotextile dapat mencegah naiknya lumpur ke sistem pengerasan supaya tidak terjadi pumping effect yang dapat memicu rusaknya pengeras jalan.
3. Sebagai aplikasi stabilisator
Fungsi geotextile yang selanjutnya adalah penguatan/reinforcement. Geotextile seringkali dipakai untuk proyek timbunan tanah dan penguatan lereng dan diharapkan sebagai material yang mumpuni untuk mencegah terjadinya longsor.
Namun begitu, banyak para ahli yang masih menyangsikan fungsi geotextile sebagai penahan karena mekanisme kerja membrane effect-nya yang hanya mengandalkan tensile strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan pada timbunan setempat masih besar. Selain itu, geotextile juga dinilai kurang baik untuk bahan penguatan lereng karena sifat bahannya geotextile mudah melar jika terkena air.
4. Fungsi pengganti (subtitute)
Fungsi geotextile lainnya yaitu sebagai pengganti karung goni pada proses curing beton karena lapisan ini diniai dapat mencegah terjadinya retak saat proses pengeringan beton baru.
Baca juga: Ini Dia Fungsi, Aplikasi, dan Jenis-Jenis Geogrid untuk Konstruksi
Keuntungan Menggunakan Geotextile
- Mencegah kontaminasi agregat base dan subbase dari tanah dasar lunak
- Memperkecil biaya dan kebutuhan tambahan ‘lapisan agregat terbuang’
- Mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan pekerjaan persiapan
- Memperkuat tanah timbunan
- Mengurangi penurunan dan deformasi yang tidak merata dan dari struktur jadi.
Cara Memilih Geotextile yang Tepat
Terdapat beberapa faktor yang harus Anda perhatikan dan pertimbangkan untuk memilih geotextile yang tepat, di antaranya:
- Jenis geotextile yang akan digunakan sesuai kebutuhan
- Sifat hubungan dan regangan: hal ini diperlukan agar deformasi yang terjadi pada konstruksi perkuatan, kecil.
- Sifat pembebanan: beban timbunan yang lebih besar akan memerlukan perkuatan dengan tensile strength yang lebih besar pula.
- Kondisi lingkungan, perubahan cuaca, air laut, kondisi asam atau basa, dan jenis mikro organisme.
- Bahan timbunan yang akan digunakan.
Ternyata, begitu banyak manfaat yang didapat dari salah satu produk geosintetik ini, ya! Setelah membaca informasi mengenai geotextile di atas, sudahkah Anda menentukan jenis mana yang akan digunakan untuk proyek konstruksi yang Anda kerjakan saat ini?