Potensi bisnis kuliner di Indonesia ke depan diyakini bakal terus meningkat. Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang tetap menggiurkan bagi sejumlah kalangan.
Hal ini diungkapkan pendiri usaha Rendang Nenek, Ivan Diryana (41). Lulusan Magister di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Industri ini beralasan jumlah pelaku bisnis kuliner di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2010 jumlah pelaku usaha kuliner di Indonesia lebih dari 2,9 juta. Angka ini meningkat di tahun 2013 menjadi 3,03 juta dan di tahun 2014 sudah mencapai 3,2 juta.
“Hal ini menunjukkan bahwa sektor kuliner mengalami pertumbuhan yang positif. Kuliner merupakan sebuah usaha yang terus berkembang dan tren-nya selalu meningkat,” ungkap Ivan kepada Indotrading.com, Senin (27/7/2016).
Baca juga: Belajar Menjadi Pengusaha Sukses Ala Bos Rendang Nenek
Penyebab lain bisnis kuliner bakal terus meningkat adalah karena saat ini kuliner dinilai tidak saja sebagai pemuas kebutuhan primer tetapi juga memberikan sebuah pengalaman yang baru bagi konsumen melalui berbagai ragam olahan makanan, tempat yang nyaman untuk melepas kejenuhan, tempat berkumpul dengan keluarga, dan sebagainya.
“Seperti Rendang Nenek dengan memberikan pengalaman baru bagi mereka yang tinggal di luar Padang dengan menyajikan rendang khas Padang dan praktis,” tambahnya.
Kemudian variasi dari industri kuliner di dalam negeri juga sangat beragam. Indonesia menurutnya memiliki 300 lebih etnis yang tentu saja memiliki banyak variasi makanan. Sayangnya makanan daerah yang ditawarkan ke pasar saat ini masih cukup terbatas seperti makanan Padang, Sunda, Jawa, dan sejenisnya.
Pria yang berprofesi sebagai dosen pemasaran di salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Bandung ini beranggapan, kuliner tradisional masih belum tergarap dengan baik dibandingkan dengan kuliner internasional. Padahal modal yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha kuliner tradisional tidak begitu besar. Ditambah lagi, bagi yang ingin membuka usaha kuliner tradisional pun sangat mudah seperti dapat menjajakan usahanya menggunakan mobil pribadi di pinggir jalan atau hanya sekedar membuka meja di depan rumah.
“Ijin pun mudah diperoleh, seperti ijin dalam bentuk PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), prosesnya mudah, cepat dan murah, tidak berbelit-belit, dan sangat jelas,” tuturnya.
Secara umum, Ivan mengatakan membuka bisnis kuliner relatif sederhana. Misalnya dalam mengoperasikan bisnis kuliner dimana pelanggan hanya memesan kemudian pesanan diolah lalu sajikan kemudian pelanggan bayar. Khusus untuk keahlian memasak juga banyak dikuasai orang dan mudah dipelajari. Sedangkan untuk menu-menu makanan saat ini sangat banyak bertebaran di toko buku dan internet.
“Sehingga seseorang dengan mudah membuat produk lalu menjualnya,” timpalnya.
Strategi Pengembangan Pasar
Dalam menjalankan bisnis kuliner, Anda butuh berbagai strategi pengembangan pasar. Cara ini dilakukan agar bisnis kuliner yang Anda jalani bisa bertahan atau mungkin bisa tumbuh berkembang dengan omzet yang menggiurkan. Untuk hal ini, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan seperti memanfaatkan media sosial.
Ivan menjelaskan generasi muda saat ini sangat termotivasi oleh faktor media sosial. Instagram misalnya, dapat membantu mempromosikan sebuah tempat wisata kuliner. Media sosial juga dapat membuat usaha kuliner menjadi lebih dekat dengan konsumennya. Bahkan bagi anak muda sekarang, tempat kuliner adalah tempat yang dianggap gaul dan wajib dikunjungi.
“Orang saat ini sangat suka selfie sebelum makan, atau memfoto makanannya lalu memberikan sekian hashtag. Hal tersebut tentunya merupakan sarana promosi yang gratis,” katanya.
Baca juga: Pengusaha Cireng Beromzet Miliaran Ini Beberkan Rahasia Sukses Dalam Berbisnis
Strategi lain yang mungkin bisa Anda lakukan adalah dengan memberikan tempat nyaman bagi pengunjung, makanan yang enak dan harga yang cukup murah.
“Perlu diingat, kuliner dengan rasa yang enak saja saat ini tidaklah cukup. Pengusaha kuliner harus mampu berkreasi menawarkan sesuatu yang lebih, tidak hanya sekedar taste dari produknya,” tandasnya.
Penulis : Wiji Nurhayat
Editor : Wiji Nurhayat