Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah dilaksanakan sejak awal 2016 lalu, hal ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Melihat pangsa pasar yang besar inilah dimanfaatkan oleh Peraga Expo untuk menggelar pameran mainan dan elektronik terbesar di Indonesia untuk kedua kalinya.
Selain itu pameran ini digelar karena mengingat Indonesia adalah salah satu negara pengekspor mainan terbesar, sebut saja mainan boneka yang berperan aktif dalam melakukan invansi pasar luar negeri.
Pameran yang mengusung tema “Indonesia International Toys & Kids Expo,” dan “Indonesia International Electronic and Home Appliance Expo 2017 dan disingkat menjadi IITE dan IEAE 2017 ini akan diselenggarakan di Hall B1 dan B2 Jakarta International EXPO Kemayoran, Jakarta. Pameran akan berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 23 hingga 25 Agustus 2017.
“Peluang pengembangan industri mainan dan produk anak di dalam negeri masih cukup besar. Hal ini didukung dengan kesadaran masyarakat akan peran mainan dalam meningkatkan kecerdasan anak. Kami berharap pameran ini dapat menjadi ajang temu bisnis antara pengusaha, eksportir dan seluruh stakeholder terkait dalam rangka pengembangan industri mainan dan produk anak nasional,” Ungkap Paul Kingsen, selaku Project Director Peraga Expo.
Paul mengungkapkan dalam ajang IITE dan IEAE 2017 ini akan dihadiri oleh kurang lebih 200 perusahaan bertaraf internastional dari Republik Rakyat Tiongkok dan Indonesia.
“Sementara itu target pengunjung yang kami bidik sekitar 4000 orang,” ujar Paul berharap.
Pameran berskala internsional terbesar di Indonesia untuk Business to Business (B2B) selain menghadirkan berbagai kegiatan seperti seminar, pihak penyelenggarapun akan menyediakan akomodasi bagi calon buyer yang berpotensial.
“Besar harapan kami pameran IITE dan IEAE yang ke-2 dapat membantu perkembangan industri mainan dan elektronik Indonesia,” pungkas Paul Kingsen.
Penulis: Kumi Lailla