Press Release

Digitalisasi B2B: Cara Pelaku Usaha Bertahan dan Tumbuh di Era Ketidakpastian Ekonomi

Digitalisasi B2B

Jakarta, Indotrading News – Ketidakpastian ekonomi global terus membayangi para pelaku usaha, dari skala besar hingga UMKM. Gejolak harga bahan baku, perubahan kebijakan ekspor-impor, hingga konflik geopolitik yang berkepanjangan membuat dunia usaha perlu bergerak cepat mencari solusi. Di tengah tekanan ini, digitalisasi di sektor B2B (business-to-business) menjadi strategi adaptif yang semakin penting.

Banyak perusahaan yang mulai mengalihkan operasional mereka ke platform digital terutama dalam proses procurement (pengadaan barang/jasa) dan distribusi untuk menekan risiko sekaligus meningkatkan efisiensi. Tidak hanya itu, digitalisasi juga terbukti mampu membuka akses pasar yang lebih luas dengan biaya yang lebih rendah.

Ekonomi Global Tak Stabil, Dunia Usaha Tertekan

Laporan Global Economic Prospects dari World Bank awal tahun ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia hanya di angka 2,4% pada 2025, turun dari prediksi awal sebesar 2,8%. Di Indonesia sendiri, pelaku industri menghadapi tekanan dari berbagai sisi: mulai dari nilai tukar rupiah yang melemah, hingga gangguan rantai pasok bahan baku akibat ketegangan global.

Data dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 60% UMKM mengalami keterlambatan pengadaan barang dan hambatan distribusi sejak pertengahan 2024.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pelaku usaha membutuhkan sistem kerja yang lebih adaptif, efisien, dan minim ketergantungan pada proses manual yang rentan gangguan.

Baca Juga: Indotrading Hadirkan Solusi Digital B2B Terlengkap untuk Pelaku Usaha di Indonesia

Digitalisasi B2B: Dari Opsional Menjadi Esensial

Dulu, transformasi digital sering dianggap sebagai investasi jangka panjang yang tidak wajib dilakukan dalam waktu dekat. Namun kini, digitalisasi menjadi kebutuhan utama untuk bertahan hidup dan bahkan melampaui kompetitor.

Indotrading, sebagai salah satu marketplace B2B terbesar di Indonesia, mencatat peningkatan transaksi hingga +35% pada kuartal pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pelaku usaha semakin terbuka terhadap model kerja digital, khususnya dalam pengadaan barang dan distribusi.

“Digitalisasi bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang bagaimana pelaku usaha bisa mengambil keputusan lebih cepat, efisien, dan strategis,” ungkap Handy Chang, CEO Indotrading. “Kami melihat peningkatan signifikan dari pelaku usaha yang mengandalkan fitur seperti Permintaan Penawaran Harga (RFQ), integrasi WhatsApp Business, dan pencarian vendor secara real-time.”

Procurement Digital: Cepat, Transparan, dan Efisien

Proses pengadaan barang dan jasa sering kali menjadi titik lemah dalam operasional bisnis terutama jika dilakukan secara manual. Pelaku usaha perlu menghubungi banyak vendor, membandingkan harga satu per satu, dan menunggu konfirmasi yang memakan waktu.

Dengan sistem procurement digital melalui platform seperti Indotrading, proses tersebut bisa diringkas dalam satu dashboard. Pengguna cukup memasukkan kebutuhan barang, dan dalam hitungan jam sudah bisa mendapatkan berbagai penawaran dari vendor yang telah terverifikasi.

Hal ini tidak hanya menghemat waktu, tapi juga memperluas opsi vendor dan memberikan visibilitas harga yang lebih baik. Data internal Indotrading mencatat bahwa pengguna layanan digital procurement dapat memangkas waktu sourcing hingga 60%, serta menghemat biaya operasional hingga 20%.

Kisah Nyata: UMKM yang Bertahan Berkat Digitalisasi

Salah satu contoh sukses datang dari sebuah usaha penyedia alat teknik dan bahan bangunan di Surabaya. Sebelum menggunakan platform digital, proses pengadaan barang dari supplier luar kota bisa memakan waktu 7 hingga 10 hari kerja. Setelah bergabung dengan Indotrading dan menggunakan fitur RFQ, waktu tersebut kini hanya 2–3 hari.

“Dulu kami harus telepon satu-satu ke vendor, kadang harganya nggak cocok, atau barangnya nggak tersedia. Sekarang tinggal buka dashboard, semua sudah ada dan bisa langsung bandingkan penawaran,” ujar Arif Rahman, pemilik usaha penyedia alat teknik di Surabaya.

Selain efisiensi waktu dan biaya, digitalisasi juga membantu UMKM menjangkau lebih banyak pelanggan baru, termasuk dari luar provinsi yang sebelumnya sulit dijangkau secara offline.

Ekosistem Digital: Kunci Pertumbuhan di Masa Sulit

Digitalisasi bukan hanya soal berpindah ke sistem online, tetapi juga membangun ekosistem bisnis digital yang berkelanjutan. Indotrading, misalnya, menyediakan lebih dari sekadar katalog produk. Fitur-fitur seperti:

  • Profil Perusahaan Tervalidasi,
  • Iklan Produk Berbasis Targeting,
  • Integrasi Chat WhatsApp,
  • dan Pencatatan Otomatis Permintaan Penawaran

…telah menjadi tools penting untuk pelaku usaha di berbagai sektor: konstruksi, manufaktur, logistik, kesehatan, hingga pertanian.

Dengan lebih dari 10.000 supplier aktif dan ratusan ribu produk, Indotrading menghadirkan peluang kolaborasi antar pelaku usaha di seluruh Indonesia.

Tantangan Digitalisasi dan Cara Menghadapinya

Meski banyak manfaatnya, digitalisasi tetap menghadirkan tantangan tersendiri terutama bagi pelaku usaha yang belum terbiasa menggunakan teknologi. Mulai dari kesenjangan digital, minimnya literasi teknologi, hingga kekhawatiran terhadap keamanan data.

Namun, tantangan ini bisa diatasi dengan pendekatan bertahap. Indotrading misalnya, secara aktif menyediakan edukasi digital kepada pengguna melalui webinar, pelatihan online, dan layanan onboarding gratis untuk mempermudah proses adaptasi.

“Kami percaya, masa depan bisnis B2B di Indonesia akan semakin digital. Tapi perubahan ini harus dimulai dari pemahaman yang sederhana: teknologi ada untuk membantu, bukan menggantikan,” tambah Handy Chang.

Baca Juga: Dukung Bela LKPP Dalam Pengadaan, Indotrading Mantapkan Diri Sebagai Mitra LKPP

Kesimpulan: Bertahan dan Tumbuh Lewat Transformasi

Ketidakpastian ekonomi akan terus menjadi bagian dari dinamika bisnis global. Namun, di balik tekanan tersebut, terdapat peluang besar bagi pelaku usaha yang bersedia beradaptasi.

Digitalisasi B2B, terutama dalam aspek procurement dan distribusi, telah terbukti bukan hanya membantu bisnis bertahan, tapi juga membuka jalan untuk bertumbuh lebih cepat dan efisien.Bagi pelaku usaha di Indonesia, sekarang adalah momen yang tepat untuk mulai bertransformasi. Dan platform seperti Indotrading siap menjadi mitra strategis dalam perjalanan digitalisasi tersebut.

To Top