Menjadi pengusaha sukses memang didapat dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan membangun bisnis baru yang inovatif atau berbeda dari yang lain.
Jatmiko (42) membuka peruntungan dengan membangun sebuah bisnis unik. Berawal dari coba-coba, pria kelahiran Jombang, 5 September 1974 kini sukses menjalani usaha sebagai produsen sepatu kulit handmade (buatan tangan) 100% dengan label Otmoz.
Baca juga: Belajar Strategi Marketing dari Bos Mie Beromzet Puluhan Juta
“Produk Otmoz ini awalnya saya penelitian tentang outsole (bahan sepatu). Penelitian tentang outsole dimana benar-benar dibuat dari nol. Selama ini kalau UKM kan membeli outsole jadi sehingga ketika mereka membuat desain baru pasti terkendala ketika outsole nya ini harus dibikin sesuai pabrikan, berangkat dari itu titik awalnya adalah bikin outsole yang rakitan, sampai akhirnya kita keterusan bikin sepatunya,” tutur Jatmiko kepada indotrading.com, Rabu (27/7/2016).
Sebelum sepatu, produk pertama yang diciptakan Jatmiko adalah sandal. Operasional perdana usahanya dimulai sejak tahun 2013 lalu. Bahan bakunya adalah kulit sapi asli dengan dipadu benang mokasin (benang kur). Kemudian sandal dirakit dan dijahit dengan menggunakan tangan 100% tanpa melibatkan mesin jahit.
“Otmoz sendiri core-nya adalah sepatu tetapi awal mulanya adalah sandal rakitan. Dari sandal kulit pasti harganya mahal jadi karena tidak layak ekonomi jadi ya sudahlah kita beralih ke sepatu,” ungkapnya.
Dari sana kemudian Jatmiko mulai mendesain sepatu kulit dan memberikan label Otmoz. Otmoz adalah singkatan dari otak termos. “Karena termos itu kan isinya selalu air panas jadi maksud filosofinya itu ya selalu bekerja dan berusaha mencari dan berkreasi, selalu mencari solusi,” tambahnya sambil tertawa.
Baca juga: Yukka Harlanda: Pebisnis Sepatu Kulit Tajir Bermodal Rp 7 Juta
Dengan bermodal kurang dari Rp 5 juta ia akhirnya mulai memproduksi sepatu dengan tangan kreatifnya. Minimnya modal yang dikeluarkan diakui Jatmiko karena ia mengerjakan murni dengan tangan tanpa membeli mesin produksi sepatu yang berharga mahal.
“Modal awal di bawah Rp 5 juta karena masalahnya kita harus membeli kain atau kulit sepatunya itu harus per lembar,” tuturnya.
Setelah diproduksi, Jatmiko kemudian banyak menampilkan produk buatannya di media sosial seperti Facebook, Blog dan Instagram. Dengan tagline ‘Alergi Mesin’ alias diproduksi 100% menggunakan tangan, sepatu Otmoz buatan Jatmiko mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat.
“Karena pemikiran saya awalnya ini memang adalah orientasinya untuk UKM. Jadi sasarannya bagaimana kita membuat kemandirian desain yang benar-benar menghargai nilai craft. Sebenarnya kita berkreasi dan tidak selalu melulu di-direct atau dikontrol dari perusahaan-perusahaan besar yang mengeluarkan model baru sampai kemudian tergantung outsole yang ada di pasaran,” tuturnya.
Jatmiko mengungkapkan ada nilai lebih sepatu yang dibuat dengan tangan dibandingkan dengan mesin. Sepatu Otmoz memiliki jahitan yang sempurna karena dikerjakan dengan prinsip hati-hati. Sementara kulitnya adalah kulit asli sapi yang didatangkan langsung dari Kota Surabaya.
“Selain itu alas bawah sepatunya juga kita desain dari biji karet full jadi tidak akan terpleset atau tergelincir. Selain itu costumer mendapatkan garansi satu tahun untuk perbaikan jika ada kerusakan dari sepatunya,” paparnya.
Otmoz diklaim Jatmiko sebagai footwear unisex atau bisa dipakai oleh siapa saja. Harga yang ditawarkan juga beragam mulai dari Rp 600 ribu hingga Rp 850 ribu. Calon pembeli juga dapat memesan sepatu sesuai ukuran dan desain yang diinginkan.
Baca juga: Mengenal Moses Lo, CEO Xendit yang Dikira Orang Indonesia
“Yang membedakan harga itu, harga yang mahal karena kulit nya bukan kulit sambungan jadi dari depan hingga belakang utuh tanpa dipotong. Polanya itu tidak banyak yang terbuang,” katanya.
Karena mengerjakan dengan tangan 100% tanpa menggunakan mesin, Jatmiko hanya mampu memproduksi sepatu sebanyak 3 sampai 4 pasang per bulannya. Produksi sepatu Otmoz dilakukan bila ada pesanan yang datang. Menurut Jatmiko, peminatnya sepatu Otmoz cukup banyak yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.
“Dari Kalimantan, Jakarta, Jombang, Surabaya,” sebutnya.
Jatmiko yang merupakan lulusan Sarjana Desain Produk Institut Teknologi Surabaya (ITS) memiliki target khusus yaitu produk sepatunya bisa diekspor ke negara lain. Target tersebut tidak lama lagi bakal terwujud karena sudah banyak warga asing yang bertanya-tanya tentang sepatu Otmoz di media sosial.
“Belum tapi peminat di media online sudah banyak. Ada beberapa warga asing ingin membeli tapi mereka ingin melihat dulu barang aslinya. Ya mungkin kalau hal itu sudah terealisasi tidak menutup kemungkinan kita bidik market luar,” tegasnya.
Reporter : Kumi Laila Penulis : Wiji Nurhayat