Produk hasil pertanian Indonesia termasuk salah satu produk pertanian atau agribisnis yang dikenal di dunia. Sejak dulu Indonesia memang mempunyai kultur yang kuat dalam bidang pertanian. Hal ini yang membedakan Indonesia dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang yang sangat mengandalkan industri perbankan dan manufakturnya.
Kelebihan Indonesia inilah yang membuat APBN kita selalu terisi devisa dari produk-produk agribisnis yang diekspor ke luar negeri. Kelebihan tersebut harus terus dipelihara oleh segenap kalangan di Indonesia, baik pemerintah maupun para petaninya sendiri.
Berikut ini merupakan 5 produk ekspor agribisnis yang paling diminati oleh pasar global:
Kopi
Kopi Indonesia terkenal memiliki keragaman cita rasa dan jenis. Cita rasa kopi Indonesia sangat beragam mulai dari rasa yang legit, bernuansa kacang-kacangan, beraroma jeruk, bahkan ada yang bernuansa rasa jambu merah. Jenis kopi yang ada misalnya kopi Lanang, kopi Kintamani, dan kopi Sikidang.
Kopi Lanang merupakan salah satu kopi terkenal yang diproduksi di tanah Jawa. Kopi ini konon memiliki khasiat yang sangat baik untuk meningkatkan stamina kaum lelaki. Sementara itu, kopi Kintamani merupakan kopi Indonesia yang memiliki ciri khas rasa manis dan lembut, berbeda dengan kopi Sidikalang yang terkenal dari Sumatera.
Kopi ini ditanam di dataran tinggi vulkanis sehingga memiliki cita rasa asam yang cukup tinggi. Adapun negara-negara yang menjadi tujuan ekspor kopi Indonesia antara lain Jepang, Hong Kong, China, Singapore, Malaysia, Australia, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Amerika Serikat, Belgia, Perancis, Jerman dan lain-lain.
Kakao
Kakao adalah produk agribisnis berikutnya yang paling banyak diminati oleh pasar global. Kakao Indonesia memiliki keunikan tekstur yang lebih lembut dibandingkan dengan kakao yang diproduksi oleh negara lain.
Baca juga : Meningkatkan Sektor Ekspor Indonesia: Sebuah Gagasan
Saingan utama kakao Indonesia di pasar global adalah kakao yang berasal dari Sri Lanka. Rivalitas antara Indonesia dan Sri Lanka dalam produk pertanian memang tidak bisa dipungkiri. Indonesia dan Sri Lanka tidak hanya bersaing pada produk kakao saja, namun juga pada produk agribisnis lain seperti kopi.
Negara tujuan ekspor kakao Indonesia adalah Malaysia, Singapura, Cina, Jepang, USA, Brazil, Kanada, Jerman, Belanda, Rusia, Swiss, Belgia, Inggris, dan Sri Lanka. Ekspor Kakao global Indonesia tercatat mencapai 410 ton pada tahun 2013 yang lalu dan menjadi produsen kakao terbesar nomor tiga di dunia.
Kelapa Sawit
Kalimantan merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang paling banyak menghasilkan Kelapa Sawit. Tanah di daerah Kalimantan memang sangat cocok untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit. Jumlah atau besaran ekspor minyak kelapa sawit Indonesia di pasar global mencapai 19,5 juta ton metric dari total produksi dalam negeri yang mencapai 31,5 juta ton metric.
Selain Kalimantan, Sumatera juga menjadi wilayah penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Menurut data yang dilansir oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia, total luas area perkebunan sawit di Indonesia pada saat ini mencapai 8 juta hektar.
Luas area perkebunan sawit tersebut dua kali lipat lebih luas dibandingkan dengan luas perkebunan yang ada pada tahun 2000. Jumlah ini bahkan diduga akan terus bertambah pada tahun 2020 dimana angkanya akan mencapai 13 juta hektar. Semakin besarnya lahan perkebunan sawit tersebut memungkinkan Indonesia mempertahankan statusnya sebagai negara yang swasembada Kelapa Sawit.
Rumput Laut
Indonesia patut berbangga telah menjadi produsen rumput laut nomor satu di dunia. Sebagai negara maritim yang mempunyai kandungan kekayaan laut terbesar di dunia, wajar jika Indonesia wajar mendapatkan peringkat pertama dalam hal produksi rumput laut di dunia. Menurut data yang dilansir oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Indonesia menjadi negara dengan kepemilikan pangsa pasar sebesar 26,50 % dari total US$ 1,09 Milliar permintaan dunia.
Karet
Hasil produksi agribisnis lain yang menjadi andalan ekspor Indonesia ialah karet. Hingga bulan Juni 2015, Indonesia setidaknya sudah memproduksi 1,3 juta ton karet. Walaupun memasuki Kuartal Ketiga, beberapa komoditas andalan Indonesia banyak yang menurun harganya di pasaran global karena terlalu banyak diproduksi atau kelebihan supply.
Meskipun begitu, penghasilan yang diberikan karet terhadap APBN Indonesia termasuk yang terbesar jika dibandingkan dengan komoditas lain seperti singkong, jagung, atau gula. Dengan jumlah tersebut, Indonesia masuk ke dalam sepuluh besar negara yang menjadi produsen karet terbesar di dunia. (leo)