“Memulai bisnis itu bukan cuma karena kita bosan dengan pekerjaan sebelumnya, tapi kita harus mempunya tujuan yang pasti,” Dewi Kusuma (Pemilik Naked Press Juice)
Ide untuk menjalankan bisnis bisa datang dari mana saja, termasuk dari kehidupan sehari-hari. Seiring memburuknya keadaan udara dan lingkungan, tubuh jadi semakin rentan terkena penyakit. Untuk itu, kita perlu melindungi tubuh dari zat-zat beracun seperti radikal bebas yang banyak melayang bebas di udara agar tubuh tetap sehat.
Melihat kondisis seperti itu menguatkan tekad Dewi Kusuma untuk banting stir meninggalkan karirnya dalam dunia finance dan beralih menjadi pengusaha fresh juice, minuman jus yang berbeda dengan jus yang banyak ditemui. Konon katanya jus ini memilki khasiat tinggi bagi kesehatan, salah satunya mengeluarkan racun dari tubuh melalui detox. Hal ini muncul tidak serta merta begitu saja tetapi berawal dari harapan besar Dewi yang ingin memberikan dampak positif untuk banyak orang melalui kesehatan.
Awal Karir
Tidak Banyak yang tahu sosok Dewi Kusuma, akan tetapi jika membicarakan minuman jus segar yang memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh yang beranama Naked Press Juice, mungkin hampir sebagian warga terutama anak muda Ibu Kota sudah tidak asing lagi.
Ya, kesuksesan Naked Press Juice ini tidak lepas dari kecerdikan sang empunya, namun siapa sangka perempuan lulusan salah satu Universitas di California ini dulunya bukan seorang pngusaha, ia justru menghabiskan masa karirnya sebagai karyawan yang bekerja di dunia financial (banking).
“Sebelum terjun di Naked Press Juice ini aku udah 10 tahun kerja di dunia financial, tepatnya di per bank-an. Jadi aku dulu broker saham di bank asing yang ada di Indonesia, salah satunya HSBC. Aku melayani client Indonesia dan client luar,” cerita Dewi pada Indotrading.com saat ditemui di store Naked Press Juice.
Awalnya tidak terfikir di benak Dewi untuk menjadi pengusaha jus. Namun pada waktu itu tepatnya tahun 2015, Dewi merasa bosan dengan pekerjaanya. Ia yang terlahir sebagai sosok yang selalau haus akan pengethaun baru, merasa apa yang sudah ia pelajari dalam karirnya sudah mencapai titik ‘mandek’, ia pun memutar otak mencari peluang dan hal baru yang impact-nya tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk orang lain.
“Sekitar tahun 2015 aku mulai pengen belajar sesuatu yang lain lagi sih selain kerja di dunia financial. Karena dulu learning nya tuh udah mandek. Waktu itu passion aku lagi ingin belajar soal cara hidup sehat itu gimana sih? karena aku percaya apa yang akan terjadi 5 tahun atau satu tahun ke depan itu tercermin dari apa yang kita lakukan setelah jam kerja. Jadi setelah jam kerja cuma tidur dan tidak mengembangan diri, yaudah kamu akan stak di sana,” kenangnya antusias.
Baca juga: Worcas Kopi: Tawarkan Kopi Nusantara Berkelas Dunia
Dewi memang seseorang yang selalau menanatang dirinya terhadap hal yang baru, terjun dalam karir sebagai perbankan pun bukan karena ia lulusan jurusan keuangan, justru siapa yang menyangka kalau Dewi adalah lulusan jurusan marking.
“Aku dulu majornya marketing jadi untuk masuk ke dunia finance juga aku belajar keras. Basically karena aku suka tantangan jad belajar soal semuanya dari awal,”
Banting Setir
Awalnya Dewi memang ingin sekedar belajar bagaimana hidup sehat, mencari tahu bagaimana tubuh mengolah nutrisi. Perlahan niat baiknya itu kemudian menjdi sebuah passion, memberikan suasana baru dalam rasa bosannya.
Dewi punya alasan kuat kenapa ia ingin mempelajari tentang kesehatan, ia ingin mempelajari sesuatu yang bisa ia bagi untuk orang lain, tidak hanya untuk dirinya sendiri. Selain itu ilmu kesehatan dengan mudah bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Ya, saya banyak belajar how my body works, tentang nutrisi. Itu sebenarnya jauh lebih gampang karena bisa langsung peraktek dan bisa ngerasain sendiri. Berbeda dengan dunia finance, itu kan how you learn the economy globaly works, meskipun ada prakteknya tapi agak lebih meraba-raba. Jauh lebih gampang pelajari bagaimana tubuh kita bekerja,” ungkap Dewi mantap.
Sejalan dengan hobi barunya, ketika menginjak usia kepala 3 Dewi mulai menyadari apa yang ia lakukan selam ini di sepanjang karirnya bukanlah murni yang ia inginkan. Ia pun kembali akan harapan-harapannya, ingin memeberikan impact positif untuk banyak orang.
“Sebenarnya bermula karena turning di usia 30, waktu itu aku bertanya pada diri sendiri apakah aku ini sudah di tempat yang aku pengen? Dan ternyata ini bukan. Pertama karena yang aku kerjain ini tuh ngga membuat impact di masyarakat, cuma buat diris endiri aja. Kedua aku ngga suka corporate culture di industri aku, jadi aku pikir melakukan sesuatu dimana aku bisa membuat semua wish aku tuh terwujud, pertama harus nolong orang kedua aku pengen bikin culture perusahaan yang baik dan ketiga aku ingin aplikasikan apa yang aku pelajari selama ini. Yaudah akhirnya saya harus nyiptain produk yang buat nolongin orang,”
Memang tidak mudah untuk menciptakan sebuah produk, butuh waktu lama dan riset yang kuat demi tercipta sebuah brand. Namun Dewi kembali teringat pada pertemuan dengan rekannya di Singapore tahun 2014. Dimana rekan Dewi adalah pemilik usaha jus yang berbeda dengan jus yang biasa ia temukan baik di kedai jus maupun di supermarket.
“Jadi aku punya partner Cold Press Juice, waktu itu di Singapore lagi ngetren banget. Terus dia bilang kayanya di Indo blm ada deh. Itu sekitar tahun 2014. Pas aku research ternyata di Indo juga sudah banyak,” kenangnya.
Dewi kemudian jatuh cinta dengan jus yang diproduksi oleh rekannya itu yang ternyata berbeda banget denga fresh juice yang lain. Dewi yang memang hobi traveling ia kemudian melakukan suatu riset, dimana ia mencicipi jus di setiap kota yang ia kunjungi baik itu di dalam dan luar negeri. Dewi pun merasa jus yang ia rasakan di berbagai kota itu banyak diantaranya yang tidak memenuhi kebutuhan nutrisi.
Baca juga: Pernah Dijual dari Rumah ke Rumah, Kini Dulcet Patisserie Raih Omzet Ratusan Juta
“Ngga ada yang benar-benar sehat, dan dibuatnya ngasal, terus saya pikir kalau diseriusin bisa nih bisnis fresh juice. Lagi pula minuman ini juga sangat berpengaruh ya, karena jus bisa menjadi terapi kesehatan buat tubuh. Akhirnya itulah yang menjadi keputusan saya untuk menciptakan Naked Press Juice,” ungkap Dewi tersenyum.
Dan tepat pada pertengahan 2015 Naked Press Juice resmi didirikan setelah Dewi akhrnya memeutuskan untuk meninggalkan karirnya di dunia finance yang dibangun selama 10 tahun .
Naked Press Juice Minuman Rasa Buah dan Sayur Bantu Keluarkan DetoX
Jus buah dan sayur mempunyai banyak sekali keuntungan untuk kita. Diantaranya, memperkuat sistem imunitas, memerangi inflasi, bagus untuk kesehatan jantung, melancarkan sistem pencernaan, pemeliharaan kesehatan kulit, menurunkan berat badan, dan lain-lain.
Namun sayang banyak di antara kita yang mengolah jus secara sembarangan, hingga akhirnya mengurangi vitamin dan nutrisi di dalamnya. Berbeda dengan fresh juice, jus yang diolah tidak menggunakan mesin ini hadir dengan rasa yang enak dan nutrisi yang lengkap.
Fresh juice memang sedang menjadi sebuah trend minuman kesehatan baru di Indonesia. Sebelum Nama Naked Press Juice muncul pada tahun 2015, social media seperti instagram sudah diramaikan dengan kemunculan Cold Press Juice. Sayang, tidak semua masyarakat mengetahui apa sebenarnya fresh juice ini.
“Jadi jus itu kan banyak banget ya kategorinya, yang paling banyak kita temui adalah minuman-minuman yang ada di minimarket, biasanya minuman-minuman yang ada di supermarket jangka waktunya itu 30 hari. Itu pasti sudah ada tambahan gula, dan perasa-perasa, minuman minuman itu meskipun namanya jus tapi itu bukan fresh juice,” ungkap Dewi serius.
Baca juga: Modal Satu Juta, Pringgondani Raup Omzet Puluhan Juta dari Bisnis Pomade
Sementara fresh juice seperti Naked Press Juice ini adalah jus yang tidak menggunakan pengawet sama sekali dan pembuatannya pun sangat higienis, tidak menggunakan mesin atau tidak dihancurkan yang lalau kemudian akan mengurangi vitamin di dalam sayur dan buah.
“Naked Press Juice itu tidak menggunakan pengawet sama sekali, selain itu proses pembuatannya tidak dibalender melainkan digiling, habis itu diperas sampai keluar inti sari dari sayur dan buah,”
Naked Press Juice berbeda dengan fresh juice yang lainnya, Dewi mengurangi buah sebanyak 30% dan memilih untuk memperbanyak sayuran dalam bahan-bahan yang akan diolahnya.
“Buah di Naked itu sedikit kita batasi di 30%, sisanya tuh sayur,”
Selain itu yang memebedakan Naked Press Juice dengan fresh juice lainnya adalah mereka lebih serius mengenai nutrisi. Inilah yang menjadi alsan Dewi untuk membuat fresh juice nya sangat teliti dan penuh dengan perhitungan.
“Kalau aku lihat di pasaran (yang jual jus) yang paling serius soal nutrisi itu Naked. Tapi kembali lagi ke customernya, yang pasti brand itu yang paling penting, jati diri itu dibutuhkan dalam bisnis. Karena sekaramg bukan soal prodak apa yang disuguhkan tapi brand apa yang bisa dipercaya,” jelasnya.
Dalam satu kemasan dengan berat 330 ml, Naked Press Juice harus menyiapkan 500 gm sayuran dan buah. Jus yang dibandrol seharga Rp45.000 per botol ini juga banyak memberikan varian rasa, bahkan mereka sudah memiliki 13 rasa dari 4 kategori.
“Kalau menu sih sudah ada 13 rasa dari 4 kategori. Diantaranya ada sayur (hijau-hijauan) lalu ada yang sitrus itu bahan-bahannya dari lemon, yang ketiga itu fruits dan yang keempat itu nut milk,” ujar Dewi menjelaskan.
Ternyata dari kategori-kategori tersebut mempunyai fungsi masing-masing, seperti green berfungsi untuk pencernaan dan kategori sitrus untuk memenuhi vitamin C. Fresh Juice milik Dewi ini tidak hanya untuk memenuhi kebtuhan nutrisi saja, namun ternyata dapat membantu tubuh mengeluarkan bakteri melalui detox.
“Fresh juice ini juga membantu mengeluarkan detox, kita mengkonsumi minum jus plus air selama satu atau dua hari. Detox nya itu biasanya pembuangan air jadi lancar, tidur juga lebih nyenyak dan badan jadi ringan. Mengeluarkan detox dari tubuh memang banyak cara tapi menurut aku melalui jus ini adalah salah satu cara yang simple dan efektif,” pungkas Dewi mengakhiri.
Penulis: Kumi Lailla