Jerman adalah salah satu negara yang berada di kawasan Eropa Barat. Tetapi tahukah Anda, bila Jerman adalah negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia?
Menurut data Konsulat Jenderal (Konjen) Indonesia di Hamburg, Kamis (16/6/2016) mendata rata-rata orang Jerman menkonsumsi kopi sebanyak 165 liter atau 6,95 Kg biji kopi per tahun. Sebuah angka yang cukup besar.
Tingginya tingkat konsumsi kopi di Jerman membuat negara itu mendapatkan peringkat ketiga pasar kopi terbesar di dunia, di bawah Amerika Serikat (AS) dan Brazil. Rata-rata kebutuhan biji kopi sangrai/panggang (roasted coffee) Jerman per tahun mencapai 424.000 ton dan 12.850 ton untuk kopi instan.
Baca juga: Di Thailand, China dan Korea Borong Kerupuk Made In Indonesia
Fakta ini yang harusnya menjadi peluang bagi Indonesia untuk memasarkan produk kopi (baik dalam bentuk biji maupun bubuk) di Jerman. Indonesia sendiri cukup dikenal dunia sebagai salah satu produsen biji kopi terbesar, di bawah Brazil dan Vietnam.
Selain itu yang perlu dicatat adalah penduduk Jerman juga gemar mengkonsumsi kopi organik (green coffee). Setiap tahun, Jerman mengimpor rata-rata 18 juta karung kopi organik kemasan 60 Kg/karung. Tingginya konsumsi kopi organik disebabkan penduduk Jerman semakin sadar dengan kesehatan.
Ada baiknya, Anda sebagai pelaku UKM Indonesia (khususnya yang memproduksi biji kopi atau kopi olahan) melihat fakta-fakta lain bagaimana Anda dapat menikmati sedapnya berbisnis kopi di Jerman. Berikut ini ulasannya.
1. Perkenalkan Kopi Anda Lewat Pameran
Agar produk kopi yang Anda produksi dapat dikenal baik masyarakat Jerman, Anda mau tidak mau harus melakukan promosi dagang. Jalan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti pameran.
Di Jerman, ada satu pameran besar yang menampilkan produk makanan dan minuman dari berbagai negara. Pameran tersebut adalah COTECA (Coffee, Tea and Cacao) yang digelar setiap 2 tahun sekali di Kota Hamburg, Jerman.
Agar dapat mengikuti pameran ini, ada cara mudah yang bisa Anda lakukan. Cukup dengan bergabung dengan kumpulan pengusaha kopi di Indonesia seperti Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia (AEKI) dan menjadi mitra binaan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).
2. Penuhi Standardisasi Kopi Jerman
Ada hal-hal yang harus dipenuhi oleh pengusaha kopi Indonesia agar dapat memasarkan produknya di Jerman. Syaratnay tidak lain seperti kapasitas produksi yang terus ditingkatkan serta sertifikasi 4C yang harus diperoleh produk kopi Indonesia.
Sertifikasi yang dimaksud adalah sertifikasi produk, seperti Fair Trade, Rainforest, Alliance, dan Organic. Dengan memiliki 4 sertifikat tersebut, produk kopi Anda akan dengan mudah dijual di pasar Jerman.
Baca juga: Peluang Bagi UKM RI, Peru Butuh Bulu Mata Hingga Rambut Palsu
3. Strategi Pemasaran
Pemasaran kopi ke Jerman sebaiknya lebih berfokus pada kopi yang masih berupa bahan mentah, seperti biji kopi dan cocoa butter. Hal itu sesuai dengan karakteristik konsumsi kopi di Jerman, yang lebih cenderung untuk mengolah bahan mentah kopi sesuai citarasa mereka sendiri.
Perlu diketauhi, kopi yang diimpor oleh Jerman juga tidak seluruhnya digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Sebagian diantaranya diolah lagi, kemudian diekspor ke beberapa negara dengan jumlah yang cukup besar.
4. Jerman Suka Dengan Kopi Spesial Indonesia
Pengusaha asal Indonesia juga harus jeli dengan jenis kopi yag disukai masyarakat Jerman. Tidak hanya sebatas pada kopi robusta, penduduk Jerman justru suka dengan kopi spesial yang diproduksi di Indonesia seperti jenis arabika dari Sumatera Utara dan Aceh yaitu kopi Aceh Gayo, Sinabung, Janji Maria, Dolok Sanggul, Sidikalang, serta kopi Luwak yang menjadi primadona masyarakat Jerman.
Baru-baru ini, Speicherstadt Kaffeerosterei memperkenalkan kopi Indonesia bermerk Orangutan Coffee yang merupakan kopi jenis Arabica Gayo, Grade 1. Uniknya, sebanyak 50 sen Euro dari uang yang dibayarkan untuk membeli setiap Kg Orangutan Coffee akan diberikan kepada petani kopi di Sumatera yang menanam kopi secara ramah lingkungan. Orangutan Coffee memang brand kopi hasil kerjasama para pemilik kafe di Jerman dengan Yayasan PanEco dalam upaya meningkatkan perlindungan terhadap hutan hujan tropis di Sumatera. Tujuan akhirnya adalah untuk menghasilkan produk kopi bermutu tinggi sekaligus menjaga fungsi hutan hujan tropis yang merupakan habitat Orangutan.
Penulis : Wiji Nurhayat
Editor : Wiji Nurhayat