Berita

5 Kategori Best Seller Indotrading Tahun 2025 dan Proyeksi Pertumbuhannya di 2026

Tahun 2025 menjadi titik penting bagi pasar B2B Indonesia. Indotrading mencatat lima kategori produk dengan transaksi paling tinggi, mencerminkan perubahan kebutuhan industri, percepatan digitalisasi, dan regulasi pemerintah yang mendorong investasi strategis. Lonjakan permintaan ini menunjukkan peluang pertumbuhan yang signifikan bagi pelaku bisnis di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, kesehatan, hingga logistik.

Artikel ini merangkum lima kategori best seller Indotrading sepanjang Q1-Q3 2025, lengkap dengan analisis tren pasar nasional, referensi riset terpercaya serta prediksi bagaimana masing-masing kategori akan berkembang pada 2026. Berikut daftar lengkapnya.

1. Manajemen Limbah 

Sektor manajemen limbah menjadi salah satu kategori dengan pertumbuhan paling cepat di Indotrading sepanjang 2025. Kenaikan ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan didorong oleh urgensi nasional dalam penanganan limbah B3 industri.

Menurut studi CR Enviro, volume limbah B3 Indonesia diproyeksi mencapai 1,27 miliar ton pada 2041, atau 30 kali lipat lebih besar dibanding angka 2021. Lonjakan ini otomatis meningkatkan permintaan layanan pengolahan limbah, daur ulang, hingga kebutuhan B2B seperti besi scrap, alat pengolahan, dan jasa angkut limbah.

Di sisi lain, komitmen pemerintah melalui program “Indonesia Bebas Sampah 2029” mendorong industri berinvestasi pada manajemen limbah sejak sekarang. Situasi tersebut selaras dengan data Mordor Intelligence yang mencatat bahwa Indonesia menguasai 35,93% pangsa pasar waste management di ASEAN, dengan nilai pasar mencapai USD 33,19 miliar pada 2025, dan akan tumbuh menjadi USD 45,75 miliar pada 2030 (CAGR 6,63%).

Di Indotrading, hal ini tercermin melalui meningkatnya pencarian dan transaksi terkait:

  • Besi scrap limbah bongkaran
  • Peralatan pengolahan limbah
  • Material hasil daur ulang industri
  • Layanan waste handling perusahaan manufaktur

Tren ini hampir dipastikan berlanjut, bahkan diproyeksi meningkat seiring percepatan investasi ke Waste-to-Energy (WtE), persiapan penerapan pajak karbon, dan regulasi green industry. Permintaan scrap metal dan layanan manajemen limbah diperkirakan tumbuh 7–10% di 2026.

2. Obat Penyakit Umum

Kategori Obat Penyakit Umum berada di posisi teratas transaksi kesehatan di Indotrading sepanjang 2025. Permintaannya melonjak terutama akibat pertumbuhan penyakit tidak menular (NCD) seperti diabetes dan jantung, meningkatnya usia harapan hidup, dan peningkatan peserta BPJS.

Nilai pasar farmasi nasional tumbuh secara konsisten. Data Statista menambahkan bahwa segmen farmasi Indonesia mencatat revenue USD 11,2 miliar, dengan proyeksi pertumbuhan rata-rata 7,8% hingga 2030.

Yang menarik, segmen yang paling cepat tumbuh tidak hanya obat resep, tetapi obat generik dan OTC—jenis obat yang banyak dibeli rumah sakit, klinik, perusahaan distribusi, hingga fasilitas industri di Indotrading.

Produk yang sering muncul di Top Search & Top Inquiry antara lain:

  • Obat hipertensi
  • Obat analgesik & anti-inflamasi
  • Obat infeksi ringan
  • Obat jantung & cardiovascular

Permintaan diperkirakan tetap naik 4,4–7% sepanjang 2026, sejalan dengan peningkatan fasilitas kesehatan, distribusi farmasi nasional, serta dorongan pemerintah terhadap pemerataan obat generik. Produk obat penyakit umum akan tetap menjadi tulang punggung transaksi B2B di sektor farmasi.

3. Suku Cadang Mesin 

Meski bukan kategori dengan pertumbuhan paling eksplosif, Suku Cadang Mesin adalah salah satu kategori yang paling stabil dan besar di Indotrading. Perannya sangat fundamental karena menjadi tulang punggung berbagai sektor. Mulai dari otomotif industri, manufaktur logam, konstruksi, pertambangan, dan proyek pemerintah.

Menurut proyeksi Mordor Intelligence (2025), nilai pasar sparepart dan industrial component Indonesia mencapai USD 4,8 miliar pada 2025, dengan pertumbuhan sekitar CAGR 5,9%. Angka ini hampir pasti ikut terdongkrak oleh ekspansi pabrik baja, smelter, dan manufaktur berat di kawasan industri baru seperti Batang dan Kalimantan.

Transaksi Indotrading sepanjang tahun menunjukkan tingginya permintaan untuk:

  • spare part alat berat (XCMG, SANY, Caterpillar)
  • bearing, gear, coupling
  • komponen elektrik & hidrolik
  • suku cadang mesin produksi

Dengan target industrial downstreaming 2026 dan meningkatnya pabrik logam dasar, permintaan spare part diproyeksi naik 6–8%. Ini termasuk kebutuhan maintenance, retrofit mesin lama, dan penyediaan spare part untuk ekspansi pabrik baru.

4. Jasa Cetak Kemasan 

Meskipun terdengar niche, Jasa Cetak Kemasan menjadi salah satu kategori dengan pencarian tertinggi di Indotrading 2025. Penyebab utamanya adalah pertumbuhan sektor FMCG, F&B, hingga e-commerce yang membutuhkan kemasan custom dalam volume besar.

Menurut riset Mordor Intelligence (2025) pasar industrial packaging Indonesia bernilai USD 0.93 miliar pada 2025, akan naik menjadi USD 1.28 miliar pada 2030, dengan CAGR 6.65%. Tren global menuju sustainability juga mendorong penggunaan recycled paper box, kemasan food-grade ramah lingkungan, printed packaging custom (dus rokok, snack, produk F&B)

Di Indotrading, permintaan terbesar berasal dari perusahaan F&B skala menengah, brand UMKM makanan, dan pabrik kosmetik & consumer goods. Kategori ini menjadi favorit karena kemasan yang menarik secara langsung berdampak pada penjualan produk, baik di ritel fisik maupun marketplace.

Pertumbuhan diperkirakan mencapai 7–9%, seiring makin ketatnya regulasi eco-friendly packaging, ekspansi brand lokal yang ingin tampil profesional, serta peningkatan belanja konsumen melalui marketplace. 

5. Bahan Makanan dan Minuman

Kategori Bahan Makanan & Minuman merupakan salah satu kategori paling stabil dan besar dari sisi volume transaksi, terutama karena sifatnya yang fast-moving dan dibutuhkan lintas sektor: restoran, hotel, UMKM F&B, industri consumer goods, dan distributor bahan pangan.

Menurut Knowledge Sourcing (2025), pasar gula Indonesia bernilai USD 8,449 miliar pada 2025, dan akan mencapai USD 10,648 miliar pada 2030, tumbuh CAGR 4,74%. Data USDA (2025) juga melaporkan bahwa produksi white sugar Indonesia mencapai 2.6 MMT pada 2025/26, sementara konsumsi nasional masih jauh lebih tinggi di angka 7.7 MMT—menunjukkan betapa besar kebutuhan industri terhadap bahan baku makanan.

Sementara itu, Statista (2025) mencatat kategori pasta & cereal products mencetak revenue USD 5.68 miliar, dengan tren peningkatan konsumsi seiring urbanisasi dan gaya hidup praktis.

Di Indotrading, komoditas yang paling sering dicari meliputi:

  • gula pasir
  • minyak goreng
  • tepung, pasta, spaghetti
  • bahan baku makanan industri

Kategori ini diprediksi tetap kuat dengan pertumbuhan 5–7%, seiring berkembangnya usaha kuliner, permintaan FMCG yang tidak pernah surut, dan ekspansi industri makanan olahan Selain menjadi kategori besar, bahan makanan cenderung tidak terpengaruh fluktuasi. Ekonomi besar, menjadikannya salah satu kategori paling stabil di seluruh Indotrading. 

Penulis: Tim Digital Experience Indotrading

To Top