Sebagai sebuah kebun agrowisata, Omah Salak ditata dengan konsep yang sederhana tapi rapi dan bersih. Di lahan seluas 9 hektar ini, tanaman salak ditata berlajur-lajur sehingga membentuk lorong-lorong yang dapat dimanfaatkan untuk acara makan bersama, arisan maupun outbound.
Di tempat tersebut, pengunjung juga akan mendapatkan penjelasan tentang tatacara budidaya salak organik. Mulai dari teknik menyerbukkan bunga, mencangkok, menanam, membuat pupuk organik hingga cara panen salak. Pada saat-saat panen raya seperti Desember—Maret, pengelola kadang juga menyelenggarakan lomba panen salak.
“Wisata ini fokus pada edutourisme dan Olahan Salak juga sebagai salah satu solusi alternatif untuk pemasaran produk khususnya ketika salak oversupply,” tuturnya.
Meski pasar ekspor ke China terbuka lebar, Surya tetap memprioritaskan pasar domestik sebagai tujuan pemasaran produknya. Alasannya sederhana, karena pasar domestik terlihat lebih menggiurkan dibandingkan pasar ekspor yang masih memiliki banyak kendala.
“Untuk prioritas pemasaran saat ini masih untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Karena saat ini untuk pengembangan ekspor mandiri selain masih terkendala permodalan juga terkendala regulasi perijinan dan marketing/promosi untuk mendapatkan buyer yang bonafit,” tuturnya.
Dengan membangun brand dan menetapkan strategi pemasaran bisnis yang tepat, ia optimis bisnis salak pondoh yang dijalani akan terus berkembang. Namun ia mencatat ada sejumlah hambatan, terutama dalam persaingan bisnis dengan para kompetitor.