Selasa, (29/3) Pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara INAPA (Indonesian International Auto Parts, Accessories, and Equip Exhibition) & IIBT (Indonesia International Bus, Truck, and Component Exhibiton) 2016 resmi dibuka di Hall D2, JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat. Pameran yang mampu mendatangkan perusahaan-perusahaan karoseri dari berbagai penjuru dunia ini berlangsung dengan meriah. Tak kurang ada 25 negara dan 1.100 perusahaan lokal ikut berpartisipasi dalam acara ini.
Meski demikian, harus diakui ada satu hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah yaitu jumlah perusahaan asing yang hadir lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan lokal. Tentu saja hal ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah sekaligus ASKARINDO (Asosiasi Karoseri Indonesia) untuk dapat menarik minat perusahaan karoseri lokal dalam memeriahkan pameran INAPA dan IIBT selanjutnya. Salah satu hal menarik dalam acara ini ialah komponen kendaraan karoseri justru menjadi primadona dibandingkan dengan kendaraan karoseri itu sendiri.
Dalam sesi opening ceremony, Perwakilan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, Sahat, mengatakan bahwa kali ini mengatakan bahwa kebutuhan akan kendaraan bus antarkota dan bus dalam kota di DKI Jakarta akan terus meningkat. Pemprov DKI Jakarta pun menginginkan adanya inovasi baik dalam aspek model maupun teknologi untuk bus-bus antarkota, dalam kota, atau sarana angkutan massal besar lainnya. Dengan memiliki moda transportasi yang berkualitas, masyarakat pun akan nyaman menggunakan jasa transportasi angkutan umum.
Sementara itu, I Gusti Putu Suryawirawan selaku Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian RI melihat bahwa pameran ini merupakan jalan bagi lokalisasi produk komponen karoseri dari luar. Menurutnya, saat ini perusahaan karoseri lokal masih mengandalkan barang jadi dari luar negeri sedangkan di sisi lain industri komponennya belum berkembang pesat. “Dengan lokalisasi produk komponen asing negara ini mampu melakukan assembly kendaraan karoserinya sendiri di masa yang akan datang”, tutur I Gusti.
Seperti yang diketahui oleh banyak orang kendaraan karoseri yang berbentuk truk, bus, minibus, mobil bak terbuka, mobil wingbox, mobil tractor head, dan lain sebagainya hanya akan mampu direparasi jika perusahaan komponen lokalnya bertumbuh dengan pesat. Selama ini, penggantian komponen kendaraan karoseri di Indonesia memiliki kecenderungan untuk mengandalkan proses pembelian secara impor.
Hal itu senada diakui oleh Sony Lumajang selaku Ketua ASKARINDO. “Kita tentunya tidak ingin menjadi pembeli terus-menerus kepada perusahaan asing terutama pada industri komponen”, ujar Sony.
Jika melihat tren global yang terjadi sekarang, memang industri karoseri diragukan bisa berkembang dengan pesat. Banyak yang membanding-bandingkan industri karoseri dengan industri kendaraan roda dua. Meskipun sebenarnya, pasar kendaraan roda dua dan kendaraan karoseri jelas berbeda.
Usaha karoseri di Indonesia pada umumnya lebih berkonsep Business to Business atau Business to Government. Tentu hal tersebut bisa menjadi tolak ukur perbedaan yang cukup mencolok jika membandingkannya dengan bisnis kendaraan roda dua. Jadi, bukanlah yang tidak mungkin di masa yang akan datang industri karoseri lokal akan terus mampu berkembang seiring dengan pemerataan pembangunan nasional. Semoga. (leo/editor: erlin)