Anne Avantie (62), wanita kelahiran Semarang, 20 Mei 1954 kini menjadi salah satu figur pengusaha sekaligus desainer sukses dan terkenal di Indonesia. Meski hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Anne mampu membuktikan diri menjadi trendsetter fashion kebaya Indonesia.
Banyak dari produk kebaya buatan Anne yang digunakan oleh public figure terkenal hingga dipasarkan keluar negeri. Saat ini Anne Avantie memiliki total 500 karyawan dan tidak terhitung jumlah karya fashion yang dihasilkannya. Apa sih rahasia sukses Anne Avantie?
“Saya nggak bisa bicara gimana-gimana. Yang pasti market keluar negeri selalu ada dan kesempatan itu selalu ada untuk setiap orang. Tapi orang berhak memilih dan menentukan sikap bahwa karyanya itu harus dikembangkan dimana. Dimanapun dikembangkan harus benar-benar bersungguh-sungguh, industrinya harus dicukupi, kalau tidak mencukupi ya tidak bisa,” tutur Anne kepada indotrading.com, Selasa (9/8/2016).
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Anne Avantie: Pengusaha Sukses yang Hanya Lulusan SMP
Kemudian di tengah persaingan pasar produk fashion yang cukup ketat, Anne juga mengaku tidak takut bersaing dengan para kompetitor. Anne menilai produk fashion termasuk kebaya buatannya memiliki ciri khas yang tidak dimiliki produk fashion merek lainnya seperti terkesan tradisional tetapi tetap modis dan trendi.
“Ekor tidak pernah berada di depan, pengekor selalu berada di belakang. Kebaya Anne Avantie itu selalu menjadi trendsetter. Itu bedanya kebaya Anne Avantie dengan yang lain, jadi saya tidak pernah khawatir,” kata Anne.
Selain itu, Anne juga tidak pernah khawatir pola rancangan kebaya miliknya diadopsi oleh desainer lain. Anne menilai, pelanggannya pasti mana produk fashion yang benar-benar dibuat oleh Anne Avantie dengan mana yang bukan dibuat olehnya. Apalagi brand Anne Avantie cukup dikenal di Indonesia.
“Inspirasi tu mengalir deras. Saya merasa tidak ada sesuatu apapun yang hilang dari tempat saya,” ucap Anne menanggapi santai.
Membangun brand juga merupakan salah satu hal yang penting dilakukan. Untuk memperkenalkan brand Anne Avantie, Anne mengikuti berbagai pameran baik skala kecil hingga cukup besar.
“Sebenarnya tidak seperti demikian adanya, dikenal di luar okay tapi kami tetap di Indonesia,” katanya merendah.
Nah khusus bagi pengusaha pemula, Anda tentu sering menghadapi berbagai hambatan dalam mengembangkan bisnis. Hal itu juga pernah terjadi pada Anne Avantie. Pada awal ia memulai usahanya, toko produksi miliknya yang berada di Kota Solo pernah dibakar massa akibat kerusuhan di tahun 1998.
Baca juga: Modal Sukses CEO Multi Buana Group: Bisa Dipercaya Orang Lain
“Waktu tempat saya dibakar massa adalah fase dimana usaha saya jatuh ke dasar. Saya sangat terpuruk. Tapi marah tidak pada tempatnya itu tidak akan pernah membangun sesuatu yang baik, justru musibah waktu itu menjadi kekuatan bagi saya untuk bangkit kembali,” pesan Anne.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Apalagi dalam merekrut karyawan baru, Anne kerap tidak memberikan syarat khusus terutama jenjang pendidikan kepada calon karyawan.
Untuk urusan ini, Anne akhirnya menggunakan skema pengelolaan SDM berkelanjutan di bawah kendali Anne Avantie Management. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan rutin dan memberikan fasilitas seperti pendidikan dan kesehatan kepada seluruh karyawan.
“SDM ini harus kita jaga sebagai nadi karya kita. Menjaga SDM itu lebih sulit daripada membuat baju. Jadi harus dijaga sehigga auranya tetap kuat. Kita harus menjadi pribadi yang baik dan menghargai orang,” tekannya.
Terakhir, Anne memiliki kata-kata yang selalu memotivasi dirinya. Kata-kata ini selalu dia ingat saat ia terpuruk dan mencoba bangkit dari keterpurukan itu.
“Kesuksesan itu tidak bisa diukur dengan pencapaian kepemilikan tetapi seberapa Besar saya memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia. Kesuksesan itu bukan pencapaian tapi kerelaan. Hukum bisnis itu adalah hukum tuai. Kalau kamu berbisnis dengan baik maka kamu akan menuai hasil dengan baik dan pergunakanlah dengan baik,” tutup Anne Avantie.
Reporter: Kumi Laila Penulis: Wiji Nurhayat