Apakah Rekan Indopreneurs sudah tahu bahwa ada opsi investasi lain yang sejenis dengan emas batangan atau logam mulia namun menjanjikan keuntungan serupa? Barangkali pertanyaan mendasar dari Rekan Indopreneurs yang baru akan memulai investasi ialah bagaimana mungkin bisa berinvestasi, sementara masih bekerja kantoran dengan gaji yang segitu-segitu aja?
Pengelolaan uang yang tepat akan memungkinkan seseorang untuk bisa berinvestasi. Menurut Rian Kaslan EVP, Head of Product, Marketing, & Services Commonwealth Bank Indonesia, seseorang yang memiliki gaji 5 juta per bulan akan terasa mustahil jika berinvestasi senilai 2,8 juta. Nilai investasi tersebut akan realistis jika diturunkan menjadi 1,5 juta, misalnya. Angka yang realistis bukan lantas berarti membuat seseorang tidak berinvestasi sama sekali karena tidak ada sisa uang.
Salah satu investasi yang cenderung relatif aman dan terjangkau adalah logam mulia atau emas. Akhir-akhir ini, emas sudah menjadi pilihan investasi yang banyak diminati. Banyak hal yang memengaruhinya, salah satunya ialah laju inflasi yang tidak bisa dibendung setiap tahunnya dan risiko kerugian yang minimal. Hal inilah yang menyebabkan emas “tenar” di kalangan investor.
Meskipun demikian, emas bukanlah satu-satunya logam mulia yang dapat diinvestasikan. Ada beberapa logam mulia lainnya yang belum banyak dilirik oleh investor. Oleh karena itu, tak ada salahnya Rekan Indopreneurs mengetahui investasi logam mulia apa saja yang bisa dijadikan sebagai alternatif pilihan selain emas batangan atau logam mulia. Berikut ulasannya:
- Koin Dinar Emas
Meskipun secara fisik koin dinar terbuat dari emas 22 karat dengan berat 4,25 gram, di Indonesia dinar emas masih dibedakan sistemnya dengan emas batangan atau emas perhiasan, misalnya dalam hal PPN. Dinar emas dianggap sebagai perhiasan sehingga terkena PPN 10%, sedangkan emas batangan tidak terkena PPN 10%. Investasi koin dinar emas akan memudahkan kita karena sifatnya yang unit account, yaitu mudah dibagi, dikali, dijumlah, dan dikurangi.
Sebagai contoh, seseorang memiliki 10 dinar, ia ingin menjual 1 dinar, maka 9 dinar tetap ia simpan tanpa perlu diutak-atik. Hal ini berbeda dengan sifat emas batangan, misalnya seseorang memiliki 25 gram emas batangan, meskipun ingin menjual 5 gram bagiannya saja, ia tetap harus menggadaikan atau menjual keseluruhan emas tersebut. Dibandingkan dengan emas batangan, koin dinar tetap memiliki kelemahan karena tidak begitu likuid di pasaran, tapi hanya cepat laku di dalam komunitas koin dirham. Sementara itu, emas batangan dapat dijual di mana pun.
Jika Rekan Indopreneurs tertarik berinvestasi, koin dinar sudah diproduksi secara massal oleh PT Antam Tbk dan didistribusikan oleh berbagai vendor, seperti Gerai Dinar, Wakala Nusantara, dan Pegadaian Syariah. Akan tetapi, kehati-hatian juga harus tetap dijaga ketika ingin berinvestasi koin dinar emas ini. Karena negara-negara Timur Tengah masih memproduksi koin dinar ini secara massal dan seringkali mengekspornya ke Indonesia, keaslian koin ini perlu diteliti lebih lanjut. Tidak semua koin dinar yang berasal dari Timur Tengah dapat diterima oleh bank syariah atau pegadaian syariah yang ada di Indonesia. Untuk mengantisipasi hal ini, beberapa institusi yang mengeluarkan koin dinar mensyaratkan hanya bisa memperjualbelikannya di dalam jaringan internal mereka.
Baca juga: Ingin Investasi Logam Mulia? 4 Langkah Praktis Ini Wajib Dicoba
- Perak
Selama ini, perak masih dicap sebagai komoditas nomor dua jika dibandingkan dengan emas. Belum banyak investor yang melirik perak sebagai alternatif investasi karena beberapa alasan, salah satunya ialah mengenai likuiditas di pasaran yang tidak seperti emas. Akan tetapi, pergerakan perak di pasaran juga cenderung fluktuatif dan harganya tidak setinggi emas.
Harga rata-rata perak yang berada di kisaran US$40 per troy ounce sesungguhnya lebih terjangkau. Perbandingan harga emas dan perak mencapai 1:30. Namun, untuk saat ini supply dan demand perak di Indonesia belum seperti emas sehingga belum banyak perak batangan yang diproduksi untuk investasi. Menurut Perencana Keuangan Ahmad Ghazali, emas sudah overvalued, padahal kenaikan harga perak dalam dua tahun terakhir ini mencapai 100%.
Jika tertarik untuk berinvestasi perak, Rekan Indopreneurs dapat membeli perak batangan sebagaimana emas batangan, salah satunya di PT Antam Tbk atau perusahaan-perusahaan swasta yang memperjualbelikan perak. Alternatif pilihan lain ketika memilih perak ialah koin perak dirham yang sistemnya kurang lebih sama dengan koin dinar emas. Namun, prinsip kehati-hatian juga harus tetap dipegang dalam investasi perak. Kadar perak dapat dicek di sertifikat kepemilikan. Lebih baik, Rekan Indopreneurs membeli perak di tempat yang khusus melayani transaksi jual-beli perak untuk menghindari penipuan berkedok investasi.
- Platina atau Emas Putih
Logam yang satu ini memang tidak populer di kalangan investor jika dibandingkan dengan perak dan emas. Pada Januari 2013, harga platina untuk pertama kalinya melebihi emas, yaitu 1 ons emas dapat membeli 0.99 ons platina, sedangkan pada Agustus 2012 1 ons emas dapat membeli 1.66 ons platina. Dari lonjakan harga pada tahun itu, sekarang harga platina masih tetap mengungguli harga emas. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan produsen terbesar platina, American Anglo Platinum Ltd, yang mengatakan akan memangkas sekitar 400.000 ons per tahun produksinya yang berada di Afrika Selatan yang akhirnya berdampak pada supply dan demand platina di seluruh dunia.
Selama ini platina lebih banyak digunakan untuk kepentingan industri karena dipercaya bahwa material yang baik adalah material yang paling sedikit mengandung 20% platina. Oleh karena itu, investasi dalam bentuk platina diprediksi akan lebih menguntungkan daripada emas. Platina—yang juga dikenal sebagai logam beroktan tinggi atau biasanya disebut emas putih—memiliki harga yang bergerak lebih cepat dan prospek untuk berbalik modal lebih tinggi.
Jika tertarik berinvestasi platina, Rekan Indopreneurs dapat membelinya di PT Antam Tbk. Namun, sebelum berinvestasi sebaiknya Rekan Indopreneurs tetap memegang prinsip kehati-hatian meskipun berinvestasi di perusahaan yang sudah terpercaya. Selamat berinvestasi! (fitria/editor: erlin)
Baca juga: 5 Investasi Ini Cocok untuk Orang Bergaji Dibawah 5 Juta