Inspiration

Yukka Harlanda: Pebisnis Sepatu Kulit Tajir Bermodal Rp 7 Juta

“Awalnya karena kaki saya besar kalau cari sepatu harus ukuran 46, susah nyari sepatu. Harus merek luar negeri dan harganya mahal,”

Berusia sangat muda tidak menghambat CEO Brodo Footwear Muhammad Yukka Harlanda (28) untuk membuka sebuah bisnis. Berawal dari kesulitan mencari sepatu dengan ukuran yang sesuai kakinya, Yukka memberanikan diri terjun lebih dalam di bisnis jual beli sepatu kulit.

Baca juga: Sunny Kamengmau: Lulusan SMP yang Sukses ‘Invasi’ Tas Robita ke Pasar Jepang

Kepada indotrading.com Yukka menceritakan kisahnya itu dimulai di tahun 2010. Saat itu ia kesulitan mencari sepatu yang berukuran 46.

“Awalnya karena kaki saya besar kalau cari sepatu harus ukuran 46, susah nyari sepatu. Harus merek luar negeri dan harganya mahal. Terus nyarilah explorasi dan kebetulan punya temen (Putera Dwi Karunia) yang kebetulan ingin punya bisnis ya sudah kemudian digabung deh ide kita,” ungkap Yukka saat ditemui di Store Brodo, Kawasan Kemang, Jakarta, Kamis (21/7/2016).

Dari sana kemudian Yukka mulai hunting atau memburu sepatu yang bisa dipesan sesuai dengan ukuran kaki si pemesan. Akhirnya Yukka tiba di salah satu pusat produksi sepatu terbesar di Bandung yaitu Cibaduyut. Di tempat tersebut, Yukka mulai bertanya-tanya bagaimana cara membuat sepatu, memesan hingga jenis dan bahan baku sepatu kepada para perajin.

“Mulanya iseng nggak ada niat buat bisnis serius, karena mahasiswa akhir bosan nggak ada kegiatan. Kan di Bandung ada Cibaduyut. Saya coba menanyakan pembuatan sepatu custom ternyata bisa,” tuturnya.

Foto: Yukka Harlanda/Dok: Pribadi

Foto: Muhammad Yukka Harlanda/Dok: Pribadi

Selain membeli untuk keperluannya sendiri, Yukka kemudian memberanikan diri untuk memesan beberapa lusin sepatu dengan jenis yang dianggapnya laku di pasaran untuk dijual kembali. Kemudian ia ditawari oleh para perajin di Cibaduyut untuk membeli lebih banyak sepatu karena harga yang ditawarkan lebih miring. Akhirnya Yukka setuju.

“Awalnya pesan beberapa pasang aja buat dipakai sendiri. Tapi pembuatnya nyaranin buat bikin satu lusin karena lebih murah dan semakin banyak semakin murah lagi. Saya kemudian pesan tiga lusin deh terus sisanya dijual deh. Ya iseng berujung bisnis akhirnya,” katanya.

Pria kelahiran Jakarta 18 Juli 1988 ini mengungkapkan untuk membeli 3 lusin sepatu di Cibaduyut, Yukka hanya memerlukan modal Rp 7 juta. Yukka dan rekannya Putera berbagi beban modal masing-masing Rp 3,5 juta. Ada cerita unik, Yukka mengaku modal Rp 3,5 juta berasal dari celengannya di masa kecil yang berasal dari pemberian angpao saat Hari Raya Lebaran.

“Modal awal itu sekitar Rp 7 juta hasil patungan saya dan partner saya, Putera. Rp 7 juta itu juga dapat pinjeman. Saya dari tabungan THR (Tunjangan Hari Raya) kalau Putera pinjam dari tantenya,” sebutnya.

Akhirnya tidak disangka produk sepatu yang didapatnya dari para perajin di Cibaduyut laku dijual kembali dan mendapatkan apresiasi dari para pembeli. Yukka terus mengembangkan usahanya hingga memberikan label Brodo Footwear bagi setiap produk sepatu kulit yang dijualnya di tahun 2011.

Penamaan kata ‘Brodo’ berasal dari bahasa Italia yang memiliki arti kaldu ayam. Cukup unik mengapa memberikan produk sepatu dengan kata Brodo. Tetapi Yukka punya alasan khusus.

“Awalnya (kata) Bro itu ya karena produk kita kan buat costumer cowok-cowok. Tapi sebenarnya Brodo itu dalam bahasa Italia adalah kaldu ayam. Memang tidak ada hubunganya dengan produk kami tapi kata Brodo itu terdengar enak dan keren aja,” katanya dengan lugas.

Setelah brand Brodo diluncurkan, Yukka kemudian menyuntik modal lebih besar lagi dan membangun sebuah tim yang juga melibatkan 8 UKM pembuat sepatu. Akhirnya ia memilih untuk meminjam modal dari Perbankan sebesar Rp 40 juta.

“Akhirnya kita tambahin modal dengan hasil pinjaman juga, pinjam sama teman, saudara dan sama bank. Karena kita belum punya PT pinjaman ke bank juga dalam skala kecil seperti pinjaman kredit mikro yang maksimal Rp 40 jutaan,” sebutnya.

Fokus Pada Pemasaran Digital

Untuk menarik perhatian para pembeli, Brodo Footwear menetapkan pemasaran digital sebagai strategi penjualan utama. Brodo kini bisa terbilang sukses menjalankan bisnis sepatu kulit yang bisa menarik perhatian para pembeli.

Didirikan oleh Yukka Harlanda dan Putera Dwi Karunia yang merupakan dua jebolan Teknik Sipil ITB, Brodo kini menjadi pemain bisnis sepatu kulit yang sukses memanfaatkan pemasaran digital hingga namanya dikenal oleh kalangan luas.

“Setelah dicoba dipasarkan melalui media online banyak yang memberikan pujian. Mereka bilang design dan kualitasnya bagus, service nya juga memuaskan. Ya hal itu menjadi motivasi sendiri sih,” katanya.

Foto: Brodo Footwear/Dok: indotrading.com

Foto: Brodo Footwear/Dok: indotrading.com

Masuk ke pemasaran digital juga berarti berurusan dengan target pasar yang sesuai agar campaign yang dijalankan tidak sia-sia. Yukka mengungkapkan, Brodo memiliki fokus bisnis untuk menargetkan pelanggan yang segmented dan akrab dengan dunia teknologi alias internet savvy, fasih akan teknologi dan socially active.

Yukka mengakui manfaat positif dari pemasaran digital yang dirasakan rupanya tidak hanya berimbas kepada kemajuan bisnisnya di sektor online saja. Brodo saat ini telah memiliki dua toko offline di Jakarta yaitu masing-masing di Kemang dan Kuningan City. Sedangkan 4 outlet lainnya tersebar di 4 kota berbeda yaitu di Bekasi, Bandung, Surabaya, dan Makassar.

Baca juga: Thierry Detournay Si Kreator Sukses Cokelat Jawa Cita Rasa Belgia 

“Pemasaran yang dilakukan adalah kita invasi media online dan melakukan kreativitas se kreatif mungkin. Misalnya partnership dengan brand lain seperti bank, mal, public figure, bikin aktifitas yang lucu, mengadakan kontes. Lalu membuat sepatu khusus untuk salah satu public figure. Pemasaran-pemasaran yang seperti itu tidak perlu mengeluarkan budget besar tapi efeknya bisa besar seperti iklan di televisi,” jelasnya.

Hanya Jual Sepatu Kulit Khusus Pria

Brodo Footwear kini menjelma menjadi sebuah produk sepatu kulit lokal yang memiliki kualitas premium. Yukka Harlanda, CEO Brodo Footwear menjelaskan bila produk sepatu kulit yang dijual hanya untuk pria. Cara ini dilakukan agar Brodo Footwear memiiki identitas yang dikenal masyarakat.

“Sudah pasti target yang kita bidik adalah kaum laki-laki. Dengan tagline kita ‘Brodo Gentleman’ dan tagline itu datang dari costumer sendiri saat membeli produk kami mereka selalu bilang wah gantle banget nih pakai brodo, Brodo gentleman,” ujar Yukka sambil tertawa.

Baca juga: Mengenal Budi Yulianto, Pengusaha Sukses Asal Bangka Belitung Pemilik 29 Perusahaan

Terkait segmentasi produknya, ia juga mengatakan bakal menyasar kelas menengah ke atas. Namun tidak menutup kemungkinan kalangan menengah ke bawah juga dapat membeli sepatu kulit Brodo. Yukka menjelaskan, rata-rata harga sepatu Brodo dibanderol antara Rp 250 ribu hingga jutaan rupiah.

“Kualitas kami memang premium dibandingkan sepatu lokal yang harganya juga kan lebih mahal. Tapi kami tidak bersaing dengan sepatu lokal tapi sepatu yang ada di mal-mal besar. Tetapi dengan harga yang beragam kami tidak mau mengkotak-kotakan costumer,” sebutnya.

Tidak hanya sepatu kulit, usahanya kini merambah produk fashion lainnya. Sebut saja baju, jaket, sepatu anak hingga dompet yang semuanya diperuntukkan untuk kalangan pria.

“Kita juga sudah coba membuat baju, jaket dan dompet, tapi tidak kita seriusin itu hanya untuk tambahan saja. Brodo tetap fokus kepada footwear. Inovasi yang sudah dilakukan adalah menaikan lagi kualitas, bahkan sekarang Brodo sudah merambah kepada sepatu anak sih dan responnya cukup bagus,” jelasnya.

Santai Hadapi Kompetitor

Brodo Footwear bukanlah pemain baru di sektor penjualan produk sepatu kulit. Sebelum Brodo Footwear, sudah banyak pemain bisnis di sektor penjualan sepatu kulit yang memiliki nama besar.

Menghadapi persaingan pasar yang cukup ketat, CEO Brodo Footwear Yukka Harlanda menanggapi santai. Berbagi strategi sudah dilakukan dan Yukka optimis bisa bersaing dengan para pemain besar.

“Sebenarnya dengan para kompetitor Kita saling kenal dan saling berbagi ilmu. Ya tapi ada juga yang niru-niru. Awalnya kesel juga sih, tapi dibawa santai saja. Toh rejeki sudah ada yang mengatur,” kata Yukka.

Selain berjualan di online store, Brodo Footwear juga sudah memiliki banyak outlet yang tersebar di beberapa kota besar yaitu di Jakarta, Bekasi, Bandung, Surabaya hingga Makassar. Selain itu, produk yang dijual Brodo Footwear lebih menekankan sisi kualitas dan pelayanan kepada para pembeli.

Foto: Brodo Footwear/Dok: indotrading.com

Foto: Brodo Footwear/Dok: indotrading.com

“Lagipula kita kan selalu menjaga service dan kualitas kita. Pasti costumer juga tahu mana Brodo yang asli dan palsu. Jadi tidak ada masalah dengan kompetitior, dibawa santai saja,” sebutnya.

Baca juga: Hebat! Surya Agung Saputra Sukses Terbangkan Salak Pondoh Hingga ke China

Kemudian Yukka juga mengungkapkan hal lain yang menjadi keunggulan Brodo Footwear. Yukka memastikan sepatu kulit merek Brodo Footwear dibuat dari kulit sapi asli bukan kulit tiruan atau sintesis.

“Dibuat dari kulit sapi asli yang paling berkualitas. Dan yang membedakan kita sama yang lain ya senjata kita adalah kualitas premium dengan harga yang terjangkau,” tekannya.

Sukses di Usia Muda

Di usia yang ke 28 tahun, Yukka Harlanda telah menjadi sosok penting pengusaha sukses di bisnis Brodo Footwear. Dimulai tahun 2010, usaha penjualan sepatu kulit, Brodo Footwear kini dikenal kalangan luas terutama di Kota Bandung.

Memiliki omzet yang cukup besar dan telah memiliki 110 karyawan adalah bukti bila Yukka telah memainkan peran penting di Brodo Footwear. Atas pencapaian dan prestasinya ini menurut Yukka tidak didapat dengan cara yang mudah.

“Di awal-awal kendalanya ya karena kita tidak punya ilmu desain untuk fashion, bisnis, marketing, analisa dan laporan keuangan. Hal itu yang menjadi kendala banget. Tapi kita tidak gentar, kita terus berjalan dan terus belajar. Jadi kita tuh belajar dari kesalahan,” papar Yukka.

Hal lain yang menjadi hambatan Yukka adalah pernah tertipu karena membeli sepatu kulit yang harga jualnya mahal padahal kualitasnya buruk. Tetapi ia mengaku tidak kapok dan meneruskan usahanya ini hingga ia meraih kesuksesan.

“Kita pernah rugi, ditipu, membeli produk kemahalan. Tapi kita tidak kapok, karena saya merasa nothing to lose aja sih. Selain itu juga tidak didukung sama keluarga, karena orang tua saya inginnya saya itu bekerja yang bener yang sesuai dengan jurusan kuliah. Tapi setelah sekarang Brodo terus tumbuh. Orang tua bangga juga,” tuturnya.

Yukka optimis bisnis sepatu kulit Brodo Footwear bakal berkembang dari tahun ke tahunnya. Alasannya cukup simpel karena pasar Indonesia yang begitu besar.

Foto: Brodo Footwear/Dok: indotrading.com

Foto: Brodo Footwear/Dok: indotrading.com

“Karena negara kita memiliki jumlah penduduk yang paling banyak. Jadi terbuka besar peluang bisnis di Indonesia,” singkatnya.

Baca juga: Ivan Diryana: Mantan Teknisi ‘Peracik’ Bisnis Rendang Nenek

Brodo Footwear terus berinovasi untuk menciptakan produk dengan desain yang inovatif. Hal ini yang menjadi senjata Brodo Footwear bisa berkembang dan sukses seperti saat ini.

“Masih besar bisnis clothing dan binsis strategi digital. Jadi just have fun. Jangan ikut-ikutan (orang lain) dan percaya sama filosofi diri sendiri,” tutupnya.

Reporter  : Kumi Laila   Penulis  : Wiji Nurhayat

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top