Cerita Bisnis

6 Tips Pengusaha UKM Memasuki Pasar Jepang

Bagi Indonesia, Jepang adalah mitra strategis dalam transaksi perdagangan maupun investasi. Bahkan pada beberapa tahun terakhir, Jepang menjadi mitra bisnis prioritas sekaligus pasar utama ekspor produk Indonesia.

Lihat saja, pada periode Januari-November 2015, Jepang menjadi negara terbesar ketiga yang memberikan surplus neraca perdagangan bagi Indonesia dengan nilai US$ 4,2 miliar. Oleh karena itu, sejumlah cara dilakukan pemerintah untuk menggenjot ekspor produk Indonesia ke Jepang.

Sayangnya untuk memasuki pasar Jepang tidaklah mudah. Jepang memiliki aturan yang cukup ketat ditambah adanya proteksi pemerintah terhadap perdagangan dalam negeri. Oleh karena itu, berikut ini tips yang perlu diketahui oleh pengusaha atau eksportir Indonesia khususnya dari kelompok UKM dalam memasuki pasar Jepang, Selasa (7/6/2016).

kerajinan tangan Indonesia, foto: Wikipedia

kerajinan tangan Indonesia, foto: Wikipedia

1. Perhatikan Pola Permintaan
Importir Jepang biasanya memesan satu produk umumnya dalam jumlah relatif kecil. Namun jenis produknya yang diminta cukup banyak. Misalnya permintaan untuk furniture dari rotan, pihak importir Jepang akan memesan kursi sofa dari rotan misalnya 5 kointainer, namun masing-masing kontainer jenis/modelnya akan relatif berbeda.

2. Produk yang Diminta Harus Sesuai
Importir Jepang biasanya mengharuskan produk yang datang harus sesuai dengan permintaan/kontrak. Jika produk yang datang berbeda dengan produk yang diminta, pengusaha Jepang akan kecewa dan biasanya kekecewaan dimaksud memerlukan waktu untuk terobati. Selain itu produk yang akan diekspor ke Jepang harus sesuai dengan standardisasi.

3. Memperhatikan Selera Konsumen
Konsumen Jepang sangat memperhatikan kualitas produk termasuk hal-hal yang kecil, misalnya pakaian, di samping dilihat model, bahan, ukuran, warna,cara mencuci/seterika, kualitas jahitan juga akan diperhatikan hal-hal kecil seperti tidak ada sisa-sisa benang yang nampak. Konsumen Jepang juga sangat memperhatikan segi fashion dan selalu mencari sesuatu yang baru.

4. Sistem Pengangkutan/Delivery
Jadwal pengiriman harus tepat waktu. Bila terjadi keterlambatan, maka kontrak yang terjadi dapat dibatalkan atau pihak eksportir membayar denda. Di Jepang, jadwal pengiriman diatur sedemikian rapi karena berpengaruh pada empat musim (dingin, semi, panas dan gugur). Kemudian apabila terjadi kerusakan setelah barang tiba di gudang importir, segera mengakui kesalahan itu dan menggantinya. Semua ini perlu dilakukan agar tetap memperoleh kepercayaan demi kepentingan bisnis jangka panjang.

5. Sistem Promosi

Para pesaing Indonesia seperti China, Vietnam, Thailand, Malaysia dan beberapa negara lainnya aktif mempromosikan produk-produknya dengan mengirim langsung catalog dan contoh produk kepada para importir di Jepang. Disamping itu mereka aktif pula mengikuti pameran-pameran dagang di Jepang. Bagi pengusaha Indonesia sistem ini belum banyak dilakukan.

6. Sistem Komunikasi

Apabila eksportir Indonesia berkunjung ke Jepang, diharuskan membawa kartu nama secukupnya. Satu diantara kebiasaan pengusaha Jepang di saat awal perkenalan, saling memberikan kartu nama. Lalu para pengusaha Jepang akan lebih menghargai apabila menggunakan bahasa mereka, untuk itu usahakan sedikit mengerti bahasa Jepang.

Apabila ingin berkomunikasi guna memperkenalkan produk anda melalui surat, faksimili atau E-mail, hendaknya ditujukan langsung ke divisi atau bagian yang sesuai. Usahakan untuk merespon secepatnya setiap permintaan hubungan bisnis dengan bahasa Inggris yang baik dan apabila memungkinkan dengan bahasa Jepang. Pengusaha Indonesia dianjurkan untuk menunggu jawaban mereka dan hindari meminta jawaban secepatnya, kecuali sudah terlalu lama tidak ada tanggapan dari pihak buyer.

 

Penulis  : Wiji Nurhayat

Editor    : Wiji Nurhayat

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top