Inspiration

Monica Carolina: Berawal dari Hobi kini Menjadi CEO Nixiagamer

Bagi kamu yang hobi main game mungkin sudah tidak asing lagi dengan gamer perempuan bernama Nixia. Ya, gadis yang memiliki nama asli Monica Carolina ini  adalah salah satu gamer profesional yang paling menyita perhatian masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, dunia game yang notabene dengan kaum laki-laki, justru ia hadir dengan keahliannya bermain game yang tidak kalah dengan para gamer pria baik di dalam maupun luar negeri.

Bukan karena iseng belaka kenapa ia menekuni dunia game. Selain bermain game itu menyenangkan juga ternyata memberikan penghasilan yang sangat menguntungkan. Lalu seperti apa perjalanan gadis berusia 26 tahun ini, mengawali karirnya sebagai gamer profesional bahkan menjadi seorang CEO Nixiagamer yang dibentuknya?

Tekuni Hobi

Memang betul dunia game memang selalau identik dengan kaum laki-laki, dan dunia game pun masih dipandang sebelah mata bagi sebagain orang. Karena game banyak memberikan dampak negatif, diantaranya kecanduan bahkan hingga berujung kematian. Tidak jarang banyak para orang tua yang sangat protek kepada anak-anaknya agar tidak terlalu menekuni dunia game.

Baca juga: Si Cantik Yeusy Manayse, Supplier Oli Beromzet Ratusan Juta Rupiah

Namun berbeda halnya dengan Monica Carolina yang biasa disapa dengan panggilan Nixia. Ia sangat hobi bermain game dari sejak kecil, bahkan ia pun sudah sering ikut turnamen kecil-kecilan bersama teman-teman cowok nya.

“Dari kecil aku memang sudah suka game, cuma sekedar hobi aja tapi nggak nyampe kecanduan gitu. Dulu tuh aku juga sudah ikut turnamen kecil-kecil sama temen-temen cowo yang biasa nongkrong di warnet,” cerita Nixia saat news.indotrading.com diberi kesempatan berkunjung ke kediamannya.

Awalnya orang tua Nixia juga merasakan hal yang sama dengan para orang tua yang lain, merasa khawatir jika Nixia kecanduan bermain game. Namun Nixia dapat membuktikan kalau ia bisa mengontrol hobinya dalam dunia game. Melihat keseriusan anaknya dalam dunia game hingga mengikuti turnamen, orangtua Nixia pun mendukungnya namun tetap dalam pengawasan. Hingga akhirnya Nixia berhasil memenangkan sebuah turnamen offline pada tahun 2009 dan mengantarkannya menjadi gamer perempuan profesional kebanggaan Indonesia.

“Nah gara-gara suka ke warnet buat main game dan ikutan turnamen, akhirnya orang tua tau kalau aku tuh suka banget sama dunia game, akhirnya mereka suport aku. Ditambah aku dapat juara satu ya tambah disuport lagi,” ungkap Nixia dengan aksen cadelnya.

Sempat Kerja Kantoran

Kalau melihat Nixia saat ini, siapa sangka gadis yang biasa merayakan hari lahirnya pada tanggal 17 mei ternyata berasal dari keluarga yang sederhana. Melihat kondisis keluarganya, lantas tidak membuat Nixia terpuruk atau rendah diri. Ia yang sadar betul dengan hobi yang lumayan menguras kocek dalam, berusaha untuk tidak merepotkan ayah dan ibunya. Justru kondisi keluarga semakin memotivasinya untuk berprestasi di dunia game.

“Dunia game itu ga bisa terpisahkan dari IT ya, dan kalau PC untuk game harus yang hardwarenya bagus, nah waktu itu aku belum punya. Terus dulu kan aku belum kerja jadi ngga bisa minta ke orang tua buat dibeliin PC yang memadai buat main game, karena keluarga aku keluarga yang sederhana,” Kenangnya.

Nixia kemudian berpikir keras mencari penghasilan untuk membeli seperangkat komputer yang memadai agar dapat mendukung hobinya bermain game. Ia kemudian menulis artikel yang mengulas tentang dunia game dan dipublikasin di beberapa forum.  Dari sanalah lumbung uang ia dapatkan.

“Dulu cuma disediain PS1 sama orangtua, nah akhirnya itu menjadi motivasi aku. Aku suka nulis tentang review game kan, dan bayarannya itu aku tabung buat me-upgrade komputer aku untuk main game. Terus uang hasil dari turnamen-turnamen juga aku tabung buat upgrade komputer,” ujarnya.

Selepas dari Sekolah Menengah Kejuruan, Nixia kemudian ditawari untuk bergabung di sebuah perusahaan sebagai penulis artikel mengulas tentang dunia gaming. Karena kontribusinya yang konsisten mengulas dunia gaming di beberapa forum. Pada waktu itu ia memang memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena ingin fokus di dunia game.

Baca juga: Fakta Menarik Anne Avantie: Sang Maestro Desainer Kebaya Indonesia

“Dulu kan sekolahnya SMK, pas lulus sekolah diajak kerja di bidang game. Karena dulu suka nulis di forum-forum review game gitu, makanya aku kerja di perusahaan yang ada hubungannya dengan game juga. habis itu aku juga pernah kerja di tempat lain pindah pindah gitu tapi masih tetep di dunia IT dan game,” tuturnya.

Memang betul, jika kita menekuni apa yang kita sukai dan terus me-upgrade kemampuan diri, peluang dan kesemapatan untuk berkarir pun akan berdatangan, seperti halnya yang dialami oleh Nixia.

Bentuk Situs Gamer

Setelah menjalani karir sebagai karyawan dan sempat bekerja di sebuah perusahaan IT, Nixia pun kemudian memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan fokus dengan dunia game yang selama ini ditekuninya. Seiring dengan ia tercatat sebagai gamer profesional yang banyak mengikuti turnamen baik di dalam maupun di luar negeri.

Tepat pada tahun 2011 ia kemudian mendirikan situs bernama Nixiagamer.com. Nama situsnya sendiri sengaja ia ambil dari nick name-nya yang dikenal orang selama ini. Situs tersebut berisi tentang review peralatan yang digunakan untuk bermain game dan membagi cerita mengenai pengalaman Nixia saat mengikuti turnamen-turnamen.

“Awalnya saat ketemu dengan gamer champion asal Amerika, dia juara dunia. Aku terinspirasi dari dia, aku suka nulis tapi kenapa nggak bikin blog sendiri aja. Waktu itu juga sempat jadi kontributor di sebuah majalah juga sebagai freelance. Akhirnya yaudah bikin deh website sendiri namanya Nixiagmer.com, dimana isinya artikel yang sudah pernah ditulis, kalau aku beli gaming baru aku review, terus aktifitas dunia game dan IT yang aku ikutin pokonya aktifitas gaming semua diamasukin di situ.” Paparnya menjelaskan.

Namun ternyata, tak selamanya bermain game berjalan dengan mulus. Sebagai wanita, tak jarang ia memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Menurutnya hal ini adalah salah satu kendala baginya. Akan tetapi, ia harus menghadapinya dengan sikap yang profesional dan tetap fokus latihan demi mempersiapkan turnamen.

Raih Omzet hingga 10.000 USD

Semenjak Nixia mendirikan website resmi miliknya pada tahun 2011, dan seiring banyak prestasi yang diraihnya tidak butuh waktu lama, para perusahaan brand-brand  IT yang besar pun meliriknya dan memberikan sponsor pada perempuan kelahiran 1991 ini. Diantaranya MSI, Nvidia, dan Corsair.

“Kita beruntung banget ya dapet sponsornya itu langsung dari pusat, Seperti MSI dari Taiwan dan Nvidia dari Amerika,” ucap Nixia bersyukur.

Dengan disponsori oleh brand-brand besar, pendapatan Nixia pun hingga mencapai 10.000 USD per tiga bulan. Belum termasuk dengan produk-produk canggih yang paling terbaru yang diberikan kepadanya.

“Angka segitu tuh belum termasuk dengan event, turnament, belum lagi kalau aku diundang untuk Talkshow,” Imbuhnya.

Rangkul Gamer Perempuan

Ia yang kebanjiran project dan turnamen ditambah dengan sponsor dari brand-brand besar yang sudah menyuportnya, Nixia kemudian berinisiatif mendirikan team gamer khusus perempuan. Bukan tanpa alasan, meski kehadiran gamer perempuan masih dapat dihitung jari, namun ternyata cukup banyak para perempuan muda yang memiliki passion dan tujuan yang sama dengan Nixia dalam dunia game, yakni menjadi gamers profesional dan menjadikan gamers Indonesia lebih baik.

Melalui gamers perempuan yang diberi nama NXA-Ladies singakatan dari nama Nixia sendiri, ia dan tim-nya memiliki visi untuk merangkul gamers perempuan yang memiliki jiwa kompetitif untuk mengikuti turnamen dan dapat berprestasi. Dengan hadirnya NXA-Ladies juga menunjukan kalau Nixia adalah satu-satunya Gamers perempuan yang konsisten dalam menekuni dunia game yang bergenre FES.

Menjadi leader dalam sebuah team dimana anggotanya kaum perempuan memang tidak mudah dan butuh kesabaran tinggi.

“Soalnya mungkin cewek itu ribet ya, dan susah juga buat dikumpulin apalagi kalau harus tinggal bareng seperti di gaming house gitu. Banyak alasannya, ada yang kerja, ada yang sekolah, ada yang kuliah, bahkan ada yang mau nikah. Mereka tuh belum bisa komit kegame, masih mementingkan di luar ini. Nah jadi team NXA-Ladies ini kita latihannya via online aja, paling ketemu dua minggu sekali,” Tutur Nixia seraya tertawa riang.

Baca juga: Jual Kerajinan Rotan Online, Anne Patricia Sukses Raup Omzet Ratusan Juta

Meski demikian, ia merasa tertantang, sebagai pendiri NXA-Ladies, ia benar-benar harus menjadi seorang leader yang dapat membawahi para gamers nya agar tetap bisa satu visi dengannya.

“Aku sih memimpin team NXA ini berusaha se-fun mungkin, nggak kaku, tapi tetap ngingetin satu sama lain. Apalagi kan NXA tuh cewek, kalau ada crash diantara team, aku menjadi penengah nggak membela si A atau si B. Jadi motivator buat anak-anak NXA juga,” ungkapnya.

Bagi perempuan penyuka game Overwatch, Call of Duty, Battlefield, dan Diablo 3 ini tim NXA-Ladies sudah beberapa kali mengalami pergantian pemain. Total keseluruhan sudah lebih dari 20 hingga 25 orang yang sudah pernah bergabung dalam NXA-Ladies.

Dan saat ini, NXA-Ladies berjumlah tujuh orang. Tim ini sedang menyiapkan diri berlatih untuk kompetisi game Overwatch berikutnya.

“Gamenya butuh berenam, tapi aku rekrut tujuh orang, satunya buat cadangan,”

Nah terkait recruitment anggota, Nixia sendiri mengatakan kalau hal ini ia lakukan dengan bermacam cara.

“Kita sih sistimnya buka audisi, atau melalui situs resmi kita sih,” Ungkap Nixia mengakhiri wawancara.

Memang tidak mudah dan begitu saja bagi Nixia untuk seperti sekarang ini. Butuh perjuangan dan keputusan berat yang harus ia pilih, salah satunya saat ia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi.

Namun keputusannya itu tidak sia-sia, seakan terbayar dengan posisi Nixia yang menjadi CEO Nixiagamer.com yang dikenal tidak hanya di dalam negeri melainkan juga luar negeri. Sebuah kebanggaan dan memberikan inspirasi bagi anak-anak muda terutama kaum perempuan, bahwa menjadi seorang perempuan bukan berarti tidak memiliki kebebasan untuk berkarir.

Penulis: Kumi Lailla

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top