Cerita Bisnis

Fourspeed Metalwerks: Bisnis Aksesoris Beromzet Ratusan Juta yang Laris di Eropa hingga Amerika

“We are not businessman who have sense of art, but we are artist who have sense of business,” ujar Fajar Suryajaya, CEO Fourspeed Metalwerks.

Nama Fourspeed Metalwerks mungkin masih agak asing di kancah bisnis aksesoris tanah air. Namun siapa sangka merek ini sudah dikenal hingga Jepang, Amerika, bahkan Eropa. Tak tanggung-tanggung, pembelinya pun berasal dari kalangan band metal papan atas seperti Sepultura, Madball, dan Metalica.

Barang yang diproduksi oleh Fourspeed Metalwerks ialah aksesoris seperti cincin, kalung, dan ikat pinggang khusus laki-laki. Aksesoris ini tergolong unik karena terbuat dari material seperti tembaga, perak, atau kuningan yang didominasi motif tengkorak.

Foto: Produk-Produk Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Foto: Produk-Produk Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Tak hanya itu, produk-produk aksesoris Fourspeed Metalwerks juga dibuat dengan tingkat detail dan akurasi yang tinggi. Kesan metal akan sangat terasa saat melihat berbagai aksesoris-aksesoris unik ini.

Fourspeed Metalwerks didirikan sekitar tahun 2005 oleh 4 orang, yaitu Fajar, Hilton, Yudi, dan Mulyana. Di awal merintis bisnis, mereka bahkan hanya menggunakan sebuah garasi kecil di Kota Bandung untuk tempat workshop.

Baca juga: Ingin Majukan UKM Indonesia, Bank BTPN Kolaborasi dengan Google dan Indotrading

“Tahun 2005 menjadi awal perjalanan para pendiri Fourspeed Metalwerks dari sebuah garasi kecil di Bandung. Dilatarbelakangi 4 sekawan yaitu Hilton, Fajar, Yudi dan Mulyana,” kata Fajar kepada indotrading.com Selasa, (13/12/2016).

Keempat orang itu memiliki visi dan misi yang sama yaitu ingin membuat sebuah brand yang bisa menjadi ikon untuk lelaki. Setelah berdiskusi, mereka pun sepakat untuk membuat aksesoris khusus lelaki seperti cincin, kalung, dan ikat pinggang.

Foto: Produk-Produk Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Foto: Produk-Produk Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

“Awal mula kami berdiri karena terinspirasi dari salah satu brand atau perusahaan raksasa di dunia yang memiliki karakter yang kuat menjadi ikon bagi para lelaki atau masyarakat yaitu Harley Davidson,” ungkap Fajar.

Sejak didirikan sebelas tahun yang lalu, kini Fourspeed Metalwerks semakin dikenal banyak orang. Bahkan, produk-produknya sudah rutin diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Cina, Amerika, dan negara-negara di Eropa.

“Kami sudah ekspor ke Amerika, Inggris, Eropa, Jepang, dan Cina,” terang Fajar.

Lalu, bagaimana perjalanan bisnis Fourspeed Metalwerks hingga bisa meraup omzet ratusan juta hingga sekarang? Simak kisah selengkapnya berikut ini.

Baca juga: Rahasia Danu Sofwan Raup Omzet Milyaran Dari Bisnis Cendol

Pernah Gagal Berkali-Kali Saat Membuat Produk

Kesuksesan yang diraih Fourspeed Metalwerks tentu tidak didapat dengan mudah. Pada awal memulai bisnis, mereka bahkan mengaku sempat gagal berkali-kali saat pertama kali membuat contoh produk. Apalagi, mereka berempat tidak memiliki background apapun soal pembuatan aksesoris.

Namun, mereka tidak lantas berputus asa. Mereka justru lebih semangat untuk belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.

Foto: Fajar Suryajaya dan Hilton, Founder Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Foto: Fajar Suryajaya dan Hilton, Founder Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

“Suka duka mendirikan Fourspeed Metalwerks salah satunya saat proses menciptakan produk. Karena kan latar belakang dan wawasan kami bukan orang-orang seniman atau orang produksi,” ujar Fajar.

Untuk menghasilkan aksesoris yang berkualitas seperti sekarang, mereka telah melalui proses uji coba selama bertahun-tahun. Mereka melakukan semuanya secara otodidak. Bahkan, tempat produksi Fourspeed Metalwerks pernah terbakar saat proses pembuatan produk.

Baca juga: Indotrading dan Google Jalin Kerja Sama untuk Bantu Pengusaha Indonesia

“Tahun pertama akhirnya kami belajar mengukir, mengecor, dan lain-lain secara otodidak. Alhasil tempat produksi kami meledak alias kebakaran. Semua barang produksi kami hancur,” kata Fajar.

Namun, kebakaran yang terjadi itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk menciptakan aksesoris unik bernama Fourspeed Metalwerks. Setelah bekerja tak kenal waktu, mereka akhirnya berhasil membuat produk aksesoris seperti cincin, kalung, dan ikat pinggang yang dibanderol dengan harga Rp75.000 hingga Rp150.000.

Foto: Proses Produksi Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Foto: Proses Produksi Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

“Saat pertama kali produk kami berhasil diciptakan dan kami mulai memasarkan produk aksesoris ini, harganya yang cukup murah Rp75.000 untuk cincin dan kalung, Rp150.000 untuk kepala ikat pinggang,” ucap Fajar.

Harga yang ditawarkan oleh Fourspeed Metalwerks tersebut masih dirasa terlalu mahal oleh masyarakat. Apalagi, tak semua orang yang bisa menghargai karya seni seperti aksesoris unik buatan Fourspeed Metalwerks. Bahkan setelah setahun berdiri, penjualan Fourspeed Metalwerks bisa dibilang sangat sepi.

“Responnya sangat luar biasa sepi,” kata Fajar.

Baca juga: Pernah Jadi Kuli Pasir, Kini Danu Sofwan Sukses Jadi Radja Cendol Beromzet 1,5 Miliar

Meski penjualan masih sangat sepi, mereka tak langsung menyerah. Mereka pun memutuskan untuk memberikan potongan harga khusus. Namun, tetap saja masyarakat masih belum melirik produk-produk Fourspeed Metalwerks.

“Produk kami tidak laku sama sekali hingga saat itu kami memutuskan untuk mendiskon produk tersebut. Tetapi tetap saja tidak diminati dan kurang diapresiasi,” ujar Fajar.

banner-1-01

Nekad Bisnis Hanya dengan Modal Rp 1 Juta

Untuk memulai bisnisnya aksesoris ini, Fourspeed Metalwerks tidak memerlukan modal yang besar. Modal yang digelontorkan saat memulai bisnis hanya sekitar Rp1 juta rupiah. Modal itu berasal dari uang pribadi para pendiri Fourspeed Metalwerks.

“Modal awal kami terhitung kecil hanya berkisar Rp1 juta,” ucap Fajar.

Meski hanya mengandalkan modal kecil, bukan berarti produk yang dibuat asal-asalan. Fourspeed Metalwerks justru sangat mengutamakan kualitas barang-barang aksesoris buatannya.

Karena mengutamakan kualitas, setiap barang yang dibuat Fourspeed Metalwerks dibuat dengan tangan atau handmade. Jadi, bisa dipastikan bahwa cincin, kalung, dan ikat pinggang buatan Fourspeed Metalwerks dibuat dengan ketelitian yang tinggi.

Foto: Fajar Suryajaya, CEO Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Foto: Fajar Suryajaya, CEO Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

“Pembuatan produknya 80% menggunakan tangan, jadi handmade. Produk yang dibuat misalnya cincin, kalung, dan kepala ikat pinggang,” kata Fajar.

Selain memiliki desain yang unik, aksesoris Fourspeed Metalwerks pun terkenal sangat awet. Alasannya ialah karena produk-produk Fourspeed Metalwerks dibuat dibuat dari berbagai material yang keras seperti kuningan, tembaga, perak, dan material lainnya.

Baca juga: Strategi Bisnis Damn! I Love Indonesia yang Wajib Dicontoh Pengsaha Muda

“Kami menyediakan beberapa varian bahan baku untuk produk kami seperti pewter, kuningan, alpaka, tembaga, dan perak. Masing-masing bahan baku tersebut memiliki karakter dan keunikan tersendiri. Contohnya masing-masing bahan baku memiliki warna dan tingkat kekuatan bahannya berbeda,” terang Fajar.

Karena tidak mendapatkan sambutan yang positif di pasar dalam negeri, Fourspeed Metalwerks pun mencoba menawarkan produk aksesorisnya ke mancanegara. Ternyata, respon yang didapatkan justru sangat mengejutkan. Tak hanya diminati di China dan Jepang, produk Fourspeed Metalwerks pun laris manis di Amerika dan Eropa.

Foto: Proses Produksi Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Foto: Proses Produksi Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

“Tahun 2007-2008 kami mencoba mengenalkan produk kami ke luar negeri dan responnya begitu besar. Sampai-sampai mereka tidak percaya kalau ini karya orang Indonesia dan akhirnya kami memutuskan menjual produk kami ke luar negeri dengan cara online,” kata Fajar.

Untuk mengembangkan bisnisnya ini, Fourspeed Metalwerks menerapkan berbagai strategi. Salah satunya ialah strategi “Power of People”. Dengan strategi ini, Fourspeed Metalwerks mencoba membangun kedekatan dengan para konsumennya melalui ikatan persaudaraan sesama pengguna aksesoris Fourspeed Metalwerks.

“Salah satu strategi yang kita lakukan untuk tetap bertahan hingga waktu sekarang yaitu Power of People. Makna dari strategi tersebut yaitu kita membangun sebuah keterikatan atau enggagement dengan konsumen kita di seluruh Indonesia dan luar negeri yang kita beri nama Fourspeed Family yang dimana seluruh orang yang memakai produk Fourspeed Metalwerks kita anggap sebagai saudara,” papar Fajar.

Baca juga: Damn! I Love Indonesia: Bisnis Kaos Ala Daniel Mananta yang Sudah Merambah Korea hingga Amerika

Berhasil Diekspor ke Amerika Hingga Eropa

Meski kurang diminati di pasar dalam negeri, produk-produk Fourspeed Metalwerks justru sangat diminati pasar mancanegara. Bahkan, band-band metal papan atas yang berasal dari luar negeri seperti Metalica, Sepultura, dan Madball sudah menjadi langganan mereka.

“Hingga hari ini market terbesar kami 70% berasal dari Amerika, Inggris, dan Eropa. Sisanya 30% dari Asia Tenggara termasuk Indonesia,” kata Fajar.

Foto: Proses Produksi Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Foto: Proses Produksi Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Produk-produk aksesoris buatan Fourspeed Metalwerks dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Cincin, kalung, dan kepala ikat pinggang buatan perusahaan yang berlokasi di Bandung ini dijual pada kisaran harga antara Rp900.000 hingga Rp5.000.000.

“Harga produk kami berkisar dari harga Rp900.000 hingga Rp5.000.000 untuk cincin, kalung dan kepala ikat pinggang,” tegas Fajar.

Hingga kini, Fourspeed Metalwerks sudah memiliki beberapa outlet di dalam dan di luar negeri. Di Indonesia, Fourspeed Metalwerks memiliki 6 outlet sementara di luar negeri ada 5 outlet yang tersebar di 5 negara.

Baca juga: 3 Pengsuaha Ini Berhasil Raup Omzet Ratusan Juta/Bulan Hanya dengan Modal Bambu

“Outlet di Indonesia ada di Bandung, Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Bali. Kalau outler di luar negeri ada di Amerika, Inggris, Meksiko, Prancis, dan Jepang,” kata Fajar.

Dari 11 outlet tersebut, Fourspeed Metalwerks sudah berhasil meraih omzet ratusan juta. Tak kurang dari Rp100 juta berhasil masuk ke pundi-pundi Fourspeed Metalwerks.

“Omzet per bulan kurang lebih Rp100 juta,” jelas Fajar.

Foto: Fajar Suryajaya, CEO Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Foto: Fajar Suryajaya, CEO Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Keberhasilan Fourspeed Metalwerks sebagai brand aksesoris handmade yang laris manis di luar negeri ini tentu saja membuat Fajar dan kawan-kawannya merasa puas. Namun bukan berarti mereka sudah berhenti berinovasi.

Fourspeed Metalwerks bahkan berencana ingin mengeluarkan koleksi yang kental akan budaya Indonesia. Dengan begitu, mereka berharap produk-produk mereka bisa lebih diterima oleh masyarakat Indonesia.

“Tahun ini kami mengeluarkan sebuah koleksi yang mengadaptasi dengan tujuan melestarikan budaya Indonesia, dengan contoh: Gajah Mada, Asmat, Mandau, Kujang, Barong dll sebagai inspirasi kami dalam karya yang kami beri nama “Return of The King”, terang Fajar.

Baca juga: Bisnis Kemasan PT Starindo Jaya Packaging: Lolos Uji ISO hingga Berhasil Ekspor ke Singapura

Di masa depan, Fajar yakin bahwa bisnis aksesoris dalam negeri memliki prospek yang cerah. Selain itu, produk yang dibuat dengan menggunakan tangan atau handmade biasanya lebih bernilai tinggi dibandingkan dengan produk buatan mesin.

“Prospek bisnis aksesoris di Indonesia akan terus berkembang dan produk yang dihasilkan oleh tangan atau handmade akan memiliki suatu nilai yang tinggi di mata orang dibanding produk yang menggunakan mesin,” jelas Fajar.

Foto: Produk-Produk Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Foto: Produk-Produk Fourspeed Metalwerks/ Dok: Fourspeed Metalwerks

Kesuksesan yang berhasil diraih oleh Fourspeed Metalwerks ini tentu saja tidak diraih dengan mudah. Fajar berpesan kepada para pengusaha Indonesia lainnya agar tidak terfokus pada tujuan untuk sukses, melainkan proses kreatif itu sendiri. Menurut Fajar, sukses hanyalah sebuah bonus dari setiap proses yang telah dijalani.

“Nikmatilah setiap proses-proses yang terjadi karena dibalik proses tersebut kita akan mendapatkan suatu pembelajaran yang sangat berharga. Berkaryalah dengan totalitas tanpa memikirkan apa yang akan diraih. Karena sekecil apapun Anda berkarya, pasti selalu ada orang yang akan menghargai karya tersebut. Kata sukses merupakan bonus dari hal tersebut,” pungkas Fajar.

 

Penulis: Erlin Dyah Pratiwi       Editor: Erlin Dyah Pratiwi

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top